Bacatuk atau manyatuk dalam bahasa Banjar artinya memukul dan dauh artinya bedug. Jadi, bacatuk dauh artinya memukul bedug.Â
Konon, dulu masyarakat Banjar memberikan sentuhan irama yang ritmik saat bacatuk dauh, terutama ketika memberi tanda masuknya waktu shalat 5 waktu, shalat Jumat, buka puasa, hari raya Idul Fitri dan Idul Adha kepada seluruh umat Islam. Hal tersebut berlangsung saat listrik belum masuk ke Pulau Kalimantan.Â
Saat itu, bunyi dauh merupakan satu-satunya alat yang bisa digunakan untuk memberi tanda masuknya waktu-waktu keislaman tersebut kepada masyarakat dengan jangkauan yang luas. Keberadaan ragam irama yang muncul dari teknik dan pengaturan tempo dalam mancatuk dauh yang setiap catukannya jauh lebih indah dan menarik perhatian.Â
Hal tersebut diperkuat dengan putusan Muktamar Ke-11 NU di Banjarmasin, Kalimantan Selatan tahun 1936 yang menetapkan dauh dan kentongan dinyatakan masih sangat dibutuhkan oleh masjid dan mushalla untuk memperbesar syiar Islam.Â
Namun, dengan kemajuan teknologi dan adanya aplikasi timer serta sirene bunyi elektronik, bedug itu mulai tergeserkan dan tradisi hampir makna itu terlupakan. Hal ini juga menjadikan banyak pihak merasa perlu untuk terus melestarikan seni tradisi religius yang menjadi identitas masyarakat Banjar.Â
Oleh karena itu, tradisi tersebut dilanjutkan dengan penyelenggaraan Festival Bacatuk Dauh digelar dalam rangka menyambut dan memeriahkan bulan suci Ramadhan. Kegiatan ini diselenggarakan oleh Pemda Kabupaten Banjar melalui Dinas Kebudayaan, Pemuda, Olahraga, dan Pariwisata (Disbudporapar) di Ruang Terbuka Hijau (RTH) Alun-Alun Ratu Zalecha.Â
Gelaran ini setiap tahunnya dilaksanakan berbarengan dengan pasar wadai (kue) yang standnya difasilitasi oleh Pemda Kabupaten Banjar untuk pelaku UMKM lokal.Â
Tahun ini Pemkab.Banjar tidak memfasilitasi pasar wadai tersebut karena beberapa hal tetapi tetap berjalan seperti tahun-tahun sebelumnya yang difasilitasi oleh Perusahaan Daerah (PD) Pasar Bauntung Batuah (PBB).Â
"Kami hanya memfasilitasi 15 lapak atau stand. Namun, antusiasme pedagang begitu tinggi. Jadi kami tambah lima lagi menjadi 20 lapak," kata Direktur Perumda Pasar Bauntung Batuah, Rusdiansyah. H
Biasanya wadai yang dijual adalah takjil khas Banjar seperti amparan tatak, kokoleh, bingka kentang, bingka tapai, kararaban, lakatan, sarimuka, apam Barabai, ketupat Kandangan, kalalapon, lumpia, lauk sayur, masak iwak habang, berbagai minuman segar seperti es kelapa muda, es cendol, dan es pisang ijo, temulawak sani dll.Â
Sebelumnya, penyelenggaraan babak penyisihan bacatuk dauh dalam rangka menyambut bulan ramadhan diadakan Selasa-Rabu, (25-27/2/2025) pagi diikuti oleh 29 peserta dari desa dan kelurahan se-Kabupaten Banjar.Â
Setiap peserta berisikan beberapa penabuh bedug dan beberapa vokalis. Beberapa penabuh berdiri membelakangi vokalis dan beberapa penabuh lainnya di samping para vokalis. Sementara para vokalis berada di depan akan membawakan syair-syair islami diiringi tabuhan bedug dengan irama yang enak didengar.Â
Selain mengeluarkan seluruh kemampuan terbaiknya. Mereka juga dituntut mengenakan kostum yang terbaik sebagai bagian salah satu penilaian dewan juri.Â
Peserta bersaing untuk menjadi sepuluh peserta grandfinal yang akan dilombakan Senin, 24 Ramadhan 1446 Hijriyah atau 24 Maret 2025 Masehi malam setelah tarawih yang memperebutkan piala bergilir Bupati Banjar dengan hadiah berupa piagam penghargaan sebagai bentuk apresiasi mereka dalam melestarikan budaya daerah dan sejumlah uang tunai untuk pembinaan.Â
Kesepuluh peserta nantinya akan dinobatkan menjadi juara terbaik (1, 2, 3), juara harapan (1,2,3), 1 grub juara favorit dan 1 grub Busana terbaik, 2 grub Juara Pelestari.Â
Bupati Banjar yang diwakilkan oleh Asisten Perekonomian dan Pembangunan Pemkab Banjar, Ikhawansyah mengatakan bahwa kegiatan ini untuk menjaga dan memelihara keberagaman budaya serta tradisi religius yang menjadi identitas masyarakat Banjar.Â
"Kami berupaya untuk mengingatkan dan mengembalikan nilai-nilai yang terkandung dalam tradisi memukul beduk agar anak cucu nanti dapat terus mengenal dan menghargai kekayaan budaya yang telah diwariskan oleh para pendahulu," katanya.Â
Sementara itu, Kadisporapar Kab.Banjar, Irwan Jaya mengatakan sebagian besar peserta bacatuk dauh tahun 2025 ini dari kalangan generasi muda sehingga sangat positif sebagai ajang atau wadah kreatifitas sebagai wujud peran serta generasi muda dalam mengaktualisasikan bakat dan keterampilannya sehingga sebagai pelaku pelestari budaya islami.Â
"Budaya Islami ini merupakan tradisi masyarakat di Kabupaten Banjar yang mendukung nilai-nilai kearifan lokal yang harus dipertahankan sehingga menjadi penting bagi generasi muda sebagai pilar cita-cita bangsa negara kita. Oleh karena itu melalui festival bacatuk dauh ini dapat menumbuhkan kesadaran kita semua," bebernya.Â
Dalam penutupan festival bacatuk dauh 2025 Senin, (24/3/2025) malam Setelah tarawih ia mengatakan, pada tahun 2026 mendatang akan ada penambahan kategori junior dan rencananya akan mengundang peserta dari Banjarbaru maupun Banjarmasin.Â
"Insyaallah dengan meningkatnya keikutsertaan peserta tiap tahunnya, kita juga akan mengundang peserta dari regional Banjar Bakula untuk ikut bersaing dan mempertunjukkan skillnya. Maka akan semakin kompetitif pula persaingan grup dalam memperebutkan piala bergilir bupati," ujarnya.Â
Setelah melalui penilaian dewan juri yang ketat terdiri dari Muhammad Syahid, Abdurrahman dan Muhammad Rusdi diputuskanlah juara festival becatuk dauh tahun 2025 yang diraih oleh Grup Al Munir asal Desa Tunggul Irang, Martapura. Pemenang mendapatkan piala bergilir Bupati Banjar, piagam dan uang pembinaan sebesar Rp 13 juta.Â
Berikut daftar pemenang.Â
Juara 1 -- Al Munir nilai (421).
Terbaik 2 -- An Nasir (419).
Terbaik 3 -- Al Falah (416).
Harapan 1 -- Al Manar (411).
Harapan 2 -- Islahul Ummah (404).
Harapan 3 -- Emergency Banjar Respon (402).
Juara favorit -- An Nadhir Junior (400).
Busana terbaik -- Al Banjary (396).
Juara pelestari -- Ar Raudah (394).
Juara pelestari -- Al Mujahid (387).Â
Kontributor : Ahmad Mursyidi
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI