Mohon tunggu...
Ahmad Mujiyarto
Ahmad Mujiyarto Mohon Tunggu... Guru - sedang belajar

Hanya seorang yang belajar menjadi Guru SD yang Baik dan Benar...

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Wajah Muhammadiyah Ditampar oleh Ustadz Ini

20 Juli 2012   15:50 Diperbarui: 25 Juni 2015   02:45 4590
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Ini adalah catatan ketika tadi siang mengikuti sebuah sholat Jum'at. Saya biasa melaksanakan sholat jum'at di Masjid Muhammadiyah, meskipun saya bukan orang muhammadiyah dan juga bukan orang NU, saya hanyalah orang islam yang berusaha menjalankan agama dengan baik dan benar, tanpa harus terikat dengan salah satu organisasi keagamaan, atau partai politik manapun.

Takmir Masjid itu, seringkali mengundang para khatib dari luar, yang biasanya sering dari Lembaga Dewan Da'wah Islam Indonesia (DDII), yang notabene beranggotakan dari berbagai kalangan dan mahzab. Nah kebetulan Ustadz yang dipanggil untuk menjadi khatib ini adalah ustadz yang mempunyai mahzab  lain, dengan mahzab dan tata cara pandang Muhammadiyah dalam beragama. Ustadz ini bernama Ust. Abu Annas Abdillah, dia sudah terlihat begitu tua, tapi suaranya masih saja lantang dalam memberikan khutbah.

Ustadz ini mengambil tema tentang Menyongsong Bulan Suci Romadhon, isi materinya adalah tentang pelaksanaan puasa, yang juga membahas tentang perbedaan dikalangan ummat islam. Ustadz ini mengatakan dalam khutbahnya, bahwa ummat islam harus patuh dengan ulil amri, penguasa atau pemerintah dalam menentukan 1 romadhon, atau 1 syawwal. Ummat islam tidak boleh terpecah belah, dan membuat ummat islam yang masih awwam menjadi bingung.

Ummat islam harus kelihatan Izzahnya (kemuliaannya), dengan cara bersatu padu dalam satu barisan, dengan tetap berpegang kepada Alqur'an dan Sunnah dengan pemahaman Salafus-shalih. Jangan biarkan orang diluar islam menganggap bahwa islam itu lemah, dengan terbukti  menjalankan ibadah saja saling terjadi perbedaan di antara kaum muslimin.

Ustadz ini menjelaskan demikian pentingnya tunduk dan patuh terhadap ulil amri, selama ulil amri itu tidak bermaksiat kepada Allah dan RasulNya. Ustadz Abu Annas, yang menurut saya tidak tahu bahwa Masjid yang sedang dia singgahi ini adalah Masjidnya Orang Muhammadiyah, sehingga dengan lantang dia menyuarakan kebenaran, dan memberikan stigma yang "salah" terhadap ormas yang tidak menurut dengan ulil amri.

Isi khutbah itu, seolah menampar wajah orang Muhammadiyah, yang jelas-jelas mereka undang sendiri untuk menjadi khatib di Masjid Mereka. Sekaligus, terbelalaklah pintu kebenaran, bahwa memang seharusnya kita wajib taat dan patuh terhadap pemerintah, selama pemerintah itu tidak bermaksiat kepada Allah.

==================

Selamat Menunaikan Ibadah Puasa...!!

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun