Malang, 9 Juli 2025 -Suasana Aula Lantai 3 Gedung Utama Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya (FEB UB) tampak semarak pada hari itu. Deretan kursi perlahan terisi oleh mahasiswa yang datang langsung, sementara di layar besar, peserta lain mulai bergabung lewat Zoom Meeting. Seminar bertajuk "Pinjaman Digital Beretika: Penguatan Literasi Keuangan bagi Mahasiswa FEB UB" resmi dimulai. Sebuah inisiatif dari tim dosen dan mahasiswa dalam program Pengabdian kepada Masyarakat (PkM) untuk menjawab keresahan nyata di kalangan generasi muda: jeratan pinjaman online.
Kegiatan ini dirancang dalam format hybrid, memungkinkan partisipasi lebih luas. Puluhan mahasiswa mengikuti kegiatan ini baik secara luring maupun daring, mencerminkan antusiasme terhadap tema yang relevan dan dekat dengan kehidupan sehari-hari. Di tengah maraknya tawaran layanan keuangan digital yang instan dan menggiurkan, kehadiran forum edukatif ini terasa sangat penting.
Dua narasumber yang juga merupakan dosen FEB UB, Dr. Roekhudin, SE., M.Si., Ak., dan Achmad Zaky, MSA., Ak., SAS., CMA., CA., hadir membawakan materi. Dengan gaya yang lugas dan membumi, mereka mengupas tuntas seluk-beluk pinjaman digital mulai dari legalitas, risiko tersembunyi, hingga bagaimana Islam memandang utang dan riba. Mahasiswa tak hanya diajak memahami angka dan regulasi, tetapi juga diajak merenungkan nilai-nilai etika dan tanggung jawab sosial di balik setiap keputusan finansial.
Sesi yang paling menggugah datang saat para peserta diajak menyelami studi kasus nyata. Mereka diminta membayangkan diri mereka berada dalam situasi dilematis: dihadapkan pada kebutuhan mendesak dan tawaran pinjaman instan, tetapi dengan klausul yang merugikan. Dari sini, diskusi berkembang,mahasiswa berdialog, berdiskusi, dan menimbang pilihan dari sisi syariah dan etika. Di sinilah esensi pembelajaran terasa kuat: bukan sekadar menerima informasi, tetapi membentuk sikap.
Seminar ini bukan sekadar satu kali pertemuan. Sebagai kelanjutan, tim pengabdi membagikan modul digital yang memuat ringkasan materi, panduan etis, dan referensi bacaan tambahan. Modul ini menjadi bekal belajar mandiri bagi peserta, agar pemahaman yang diperoleh tak berhenti di ruang seminar saja, tapi bisa diterapkan dalam kehidupan nyata.
Dr. Roekhudin menegaskan bahwa pemahaman finansial di era digital harus dibangun di atas fondasi etika. "Bukan hanya soal tahu cara pinjam dan bayar, tapi soal apakah keputusan itu benar, adil, dan bertanggung jawab," ujarnya.
Dengan pendekatan yang menyentuh sisi pengetahuan sekaligus kesadaran nilai, kegiatan ini menjadi contoh bagaimana edukasi keuangan seharusnya disampaikan: tidak hanya logis, tapi juga manusiawi. FEB UB berharap, program seperti ini bisa terus dikembangkan dan diperluas jangkauannya ke fakultas-fakultas lain, bahkan lintas kampus. Karena di balik angka-angka keuangan, ada masa depan mahasiswa yang perlu dijaga.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI