Indramayu - Pendidikan di Indonesia berubah menjadi sistem pembelajaran jarak jauh (PJJ) sejak adanya Corona Virus Disease 2019 (Covid-19). Virus ini telah menyebar ke seluruh belahan bumi, dan sampai saat ini masih menjadi perbincangan. Penerapan PJJ di sekolah tentu mempunyai banyak hambatan dan kekurangan. Salah satunya adalah kegiatan eksperimen di sekolah yang tidak dapat berjalan dengan semestinya.
Pada mata pelajaran tertentu seperti IPA, kegiatan ekspeimen biasanya dilaksanakan di laboratorium sekolah. Akan tetapi dikarenakan belum diperkenankannya sekolah untuk melakukan pembelajaran tatap muka langsung. Kegatan eksperimen tidak serta –merta dapat dilaksanakan di sekolah. Disisi lain siswa kesulitan melaksanakan kegiatan eksperimen di rumah dikarenakan tidak adanya fasilitas yang menunjang seperti alat-alat untuk eksperimen. Tentu saja sekolah tidak dapat meminjamkan peralatan labnya ke semua siswa. Disisi lain siswa juga tidak dapat membeli peralatan ekperimen karena harganya yang cukup mahal.
Laboratorium Virtual digadang-gadang menjadi solusi paling efektif pada pembelajaran eksperimen di sekolah saat PJJ. Hal ini dibenarkan oleh Ahmad Kufuwan Ali, salah satu mahasiswa KKN Tematik UPI yang ditempatkan di salah satu SMP di kec. Balongan, Kab. Indramayu. Beliau menuturkan, dengan menggunakan lab virtual, guru dan peserta didik dapat berinteraksi dan melaksanakan eksperimen tanpa harus bertemu langsung. Dikarenakan peralatan lab dan lingkungan yang mendukung sudah di adopsi secara virtual pada sebuah aplikasi.
“Salah satu kelebihan lab virtual adalah dapat memunculkan fenomena mikroskopis, seperti atom dan muatan listrik, seolah-olah menjadi suatu benda yang dapat diamati dengan mata telanjang” Tutur Ahmad.
Sayangnya masih banyak guru yang belum paham cara menggunakan aplikasi lab virtual, bahkan masih ada yang belum mengetahui tentang lab virtual. Karena itu Ahmad berinisiatif untuk memberikan edukasi mengenai pemanfaatan lab virtual kepada guru.
“Untuk saat ini, saya baru bisa memberikan edukasi kepada guru IPA. Selain itu saya bersama guru IPA disini berkolaborasi dalam menyusun strategi pembelajaran yang sesuai untuk digunakan di kelas. Aplikasi yang kami pakai itu Phet (Phet Simulation)” Ujar Ahmad
Ahmad berharap dengan adanya program edukasi ini. Guru dapat memahami dan menguasai aplikasi lab virtual. Sehingga nantinya, guru akan dapat memberikan pembelajran yang lebih interaktif dan aktraktif kepada siswanya. Khususnya pada kegiatan eksperimen IPA.