Mohon tunggu...
Ahmad Felix Syahmi Nabil
Ahmad Felix Syahmi Nabil Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa Universitas Negeri Surabaya, Fakultas Ilmu Pendidikan, Jurusan Bimbingan dan Konseling

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Penerapan Homeschooling dengan Metode Montessori di Era Pandemi

4 Desember 2021   16:06 Diperbarui: 4 Desember 2021   16:10 382
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pendidikan anak diusia dini sangat penting karena akan berpengaruh terhadap perkembangan anak hingga masa tuanya nanti . Di era pandemi Covid-19 ini sangat membahayakan jika anak usia dini keluar rumah, Meskipun Pemerintah sudah memberikan izin untuk pembelajaran Tatap Muka dikarenakan kasus positif Covid-19 di Indonesia mulai menurun tetapi potensi klaster baru tetap ada, Hal ini berdampak di berbagai aspek terutama Pendidikan  ,Pembelajaran Homeschooling di masa pandemi ini bisa menjadi langkah yang tepat agar anak diusia dini tetap mendapatkan pendidikan dengan aman. 

Penggunaan metode pembelajaran yang tepat akan turut menentukan efektivitas dan efisien pembelajaran. Salah satu metode yang tepat bagi Pendidikan anak diusia dini yaitu Metode Montessori yang diciptakan oleh seorang pendidik asal Italia yaitu Dr. Maria Montessori. Kemandirian dan Keaktifan anak menjadi aspek yang utama dalam pembelajaran ini dengan konsep pembelajaran langsung melalui praktik dan permainan kolaboratif.

Tujuan dari penulisan Artikel Ilmiah ini adalah mengenalkan metode pembelajaran Montessori dan mengetahui manfaat penerapan Homeschooling dengan pendekatan Montessori di era Pandemi Covid-19.

Metode Montessori digagas oleh Maria Montessori yang lahir pada 31 Agustus 1870, di Chiaravalle, kota bukit dengan pemandangan Laut Adriatik, di Provinsi Ancona di Italia. Pada tahun 1870, Italia masih menganut kebudayaan Romawi Kuno, tradisional dan konservatif. Latar belakang keluarga dan status sosial seseorang menjadi penentu Pendidikan dan karir orang tersebut dimasa mendatang. Pengurus lahan pertanian seolah turun-temurun dari orang tua , Sama halnya dengan adat dan tradisi yang seolah-olah menjadi penentu peran-peran perempuan.

 Maria Montessori dan teman-temanya bekerja selama 2 tahun untuk melatih guru dengan metode khusus observasi dan Pendidikan keterbelakangan mental Pada tahun 1899 di sekolah Orthophrenic di Roma. Maria Montessori mengajar mengajari membaca dan menulis beberapa anak yang pada hakikatnya tidak dapat didik untuk hal tersebut, Tentu sebelumya dia sudah mengamati dan mengadakan percobaan menggunakan materi, metode dan penggunaan pemikiran yang berbeda dengan anak-anak. Ia sudah mengumpulkan sedikit demi sedikit dari penyelidikannya.

 Setelah Maria Montessori berhenti bekerja di sekolah Orthoprenic pada Tahun 1901 dan memutuskan untuk melanjutkan pembelajaranya tentang antropoligi, psikologi dan filosopi pendidikan di Universitas Roma. Dia mengunjungi banyak sekolah sambil melakukan Observasi metode yang digunakan pada anak dan reaksinya sebagai persiapan untuk terjun kedunia pendidikan. Kemudian ia diangkat menjadi Profesor Pedagogik Antropologi di Universitas  Pada tahun 1904 dan pada waktu yang bersamaan ia meneruskan aktivitas lainnya.

 Awal ketertarikan Montessori pada anak-anak idiot Ketika ia menjadi asisten dokter di Klinik Penyakit Jiwa di Unversitas Roma. Ia memanfaatkan kesempatan untuk mempelajari orang gila karena memiliki kesempatan untuk sering mendatangi asilum-asilum dan tertarik pada anak-anak idiot yang pada saat itu juga ditempatkan Bersama di asylum umum untuk orang gila. 

Hal itu membuat Montessori tidak asing dengan metode Pendidikan khusus yang dirancang bagi anak-anak kecil. Pada tahun 1907 Montessori mendirikan Casai dei Bambini atau Rumah Anak-Anak di daerah kumuh di Roma karena ia meyakini bahwa masalah mental merupakan masalah yang berkaitan dengan pedagogic dan menindaklanjuti Pemikiranya yang berhubungan dengan anak cacat mental dengan mendirikan Rumah Anah-Anak tersebut.

 Keyakinan Montessori terhadap metode-metode yang diterapkanya kepada anak-anak idiot jika diterapkan kepada anak-anak normal maka kepribadian anak tersebut akan berkembang dan merdeka dengan cara yang menakjubkan dan mengejutkan. Karena menurutnya, prinsip-prinsip yang terkandung dalam metode yang diterapkan kepada anak-anak idiot lebih rasional daripada metode pembelajaran lain pada saat itu. Akhirnya, Montessori mulai belajar di Universitas Roma  dan melakukan studi tentang oedagogi normal. Kemudian ia menerapkan hasil dari pendalaman studi mengenai metode-metode pembelajaran yang digunakan di Eropa kepada anak-anak defisien di Roma selama 2 Tahun.

 Montessori semakin dikenal dan menarik perhatian didunia Pendidikan di negara-negara eropa lain bahkan Amerika Serikat dan Montessori juga memperoleh pengakuan sebagai pendidik infotif yang signifikan di Italia pada tahun 1910.

 Namun sayangnya Maria Montessori menghembuskan nafas terakhir di Noorwijk aan Zee, sebuah desa kecil dekat Den Hag, dan dikubur di pemakaman Katholik local Pada tanggal 6 Mei 1952. Sekolah dengan metode Montessori semakin tidak asing bagi dunia Pendidikan hingga dan hingga sekarang Metode Montessori ini masih terus tetap berkembang meskipun ada pihak yang kurang setuju dengan penerapan metode pembelajaran ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun