Kopi atau coffea merupakan jenis tanaman yang berasal dari jenis tracheophyta dengan sub-divisi spermatophytina dan berasal dari family rubiaceae.(1)Â
Secara umum, coffea atau yang biasanya diseebut kopi ini dimanfaatkan oleh orang-orang sebagai bahan baku pembuatan stimulan. Bagian dari kopi yang dimanfaatkan sebagai bahan stimulan ini biasanya adalah biji-bijiannya yang biasanya dapat diseduh bersama air panas dan diminum.Â
Terlepas dari rasanya yang pahit, sebagian orang menjadikan kopi sebagai minuman sehari-hari. Terlebih lagi, akhir-akhir ini semakin banyak kedai-kedai kopi yang beredar sehingga semakin banyak masyarakat yang mengkonsumsi minuman yang biasanya diseduh bersama susu atau krimer ini.Â
Akan tetapi, apakah sebenarnya mengkonsumsi kopi ini memiliki dampak yang serius bagi tubuh terlebih lagi jika dikonsumsi secara rutin?
Kopi mengandung suatu senyawa stimulan yang bersifat psikoaktif yang bernama kafeina (1,3,7-trymetilxantina) atau biasa disebut kafein.Â
Sebenarnya, senyawa kafein ini tidak hanya dapat ditemukan di kopi, melainkan dapat ditemukan di teh, matte, coklat, dan minuman-minuman bernergi lainnya.Â
Kafein inilah yang menyebabkan kopi dapat membuat penggunaanya lebih waspada, konsentrasi, mengalami kenaikan denyut jantung, dan menjadi lebih terjaga. Namun sebaliknya, beberapa studi yang dilakukan menyarankan bahwa kopi tidak digunakan bersamaan dengan kegiatan berolahraga.Â
Menurut dr. Indri Hafandi, terdapat penelitian yang menunjukkan efek penyempitan pembuluh darah dan pelambatan aliran darah ke lengan ketika para peneliti memberi dua cangkir kopi kepada pesepeda.(2)Â
Selain dapat menyebabkan penyempitan pembuluh darah, banyak yang percaya kopi dapat menyebabkan efek-efek lain, seperti menyebabkan insomnia atau melarang meminum kopi untuk wanita yang sedang mengandung karena ditakutkan menganggu perkembangan si janin di dalam kandungan. Namun bagaimanakah kebenaran mitos-mitos tersebut?
Sebuah studi yang dilakukab oleh Watson EJ, et al dimana mereka mempelajari perilaku anak-anak dengan rentang umur 8 -- 12 tahun yang dibantu oleh orang tua mereka tentang hubungan perilaku anak-anak mereka dengan konsumsi kafein, Hasilnya yang didapatkan adalah konsumsi kafein sekitar 0 -- 151 mg per harinya memberikan pengaruh kepada pola tidur, kelelahan di pagi hari, permasalahan tidur (kurang nyenyak), dan permasalahan terhadap perilaku internal mereka.(3)
Studi lain yang mempelajari perkembagan janin yang ditulis oleh Peacok A, et al mengungkapkan dimana ia bersama timnya menganalisis data konsumsi kafein terhadap ibu hamil.Â