Mohon tunggu...
Ahmad Dani
Ahmad Dani Mohon Tunggu... Mahasiswa Teknik Geologi Universitas Muhammadiyah Kalimantan Timur

Perkenalkan nama Saya Ahmad Dani merupakan mahasiswa Universitas Muhammadiyah Kalimantan Timur Prodi S1 Teknik Geologi

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Peran coelenterata dalam ekosistem laut

29 April 2025   23:16 Diperbarui: 29 April 2025   23:16 27
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Filum coelenterata merupakan kelompok hewan invertebrata laut yang memiliki tubuh simetris radial dan rongga tubuh yang disebut coelenteron. Dalam taksonomi geologi, Coelenterata memegang peran penting karena beberapa anggotanya, seperti koral (karang), meninggalkan jejak fosil yang signifikan dalam catatan geologi. Hewan ini memiliki dua bentuk utama, yaitu polip dan medusa, dengan struktur tubuh yang sederhana namun dilengkapi sel penyengat (cnidocyte) yang khas. Dalam konteks geologi, koral dari subkelas Anthozoa sangat penting karena menghasilkan kerangka kalsium karbonat yang mudah terawetkan sebagai fosil. Peran filum Coelenterata dalam studi paleontologi sangat penting karena fosil koral, terutama koral batu (kelas Anthozoa), memberikan informasi berharga tentang lingkungan laut purba, perubahan iklim, dan usia lapisan batuan. Fosil koral sering digunakan sebagai fosil indeks, yang membantu dalam penentuan umur relatif formasi geologi. Struktur dan sebaran fosil Coelenterata juga membantu merekonstruksi ekosistem laut pada era Paleozoikum dan Mesozoikum. Menurut saya topik ini penting untuk dibahas karena pemahaman tentang kehidupan laut purba melalui fosil Coelenterata tidak hanya membantu dalam rekonstruksi sejarah geologis Bumi, tetapi juga memberikan wawasan tentang dampak perubahan iklim jangka panjang terhadap ekosistem laut. Dengan memahami masa lalu, kita bisa lebih bijak dalam menjaga kelestarian laut di masa kini dan mendatang. 

Phylum Coelenterata Fosil koral dari kelas Anthozoa seperti Rugosa dan Tabulata. Fosil ini umum ditemukan di batuan sedimen laut dan digunakan sebagai fosil indeks untuk menentukan umur batuan Paleozoikum. Phylum Brachiopoda adalah hewan laut berkerang yang tampak mirip dengan bivalvia, tetapi memiliki simetri dorsal-ventral. Fosil brachiopoda sangat melimpah di batuan laut tua dan digunakan untuk memahami lingkungan laut purba serta sebagai indikator umur lapisan geologis. Filum Coelenterata  memiliki sejumlah ciri khas yang membedakannya dari filum hewan lainnya. Ciri utama yang paling mencolok adalah adanya sel penyengat yang disebut nematosista, yang digunakan untuk menangkap mangsa dan sebagai alat pertahanan. Tubuh Coelenterata bersimetri radial dan tersusun dari dua lapisan sel (diploblastik), yaitu ektoderm dan endoderm, yang dipisahkan oleh lapisan gelatinosa bernama mesoglea. Mereka memiliki rongga gastrovaskuler sebagai sistem pencernaan yang hanya memiliki satu lubang sebagai mulut dan anus sekaligus. Selain itu, filum ini menunjukkan dua bentuk tubuh utama, yaitu bentuk polip (seperti pada anemon laut dan karang) dan medusa (seperti pada ubur-ubur). Dibandingkan dengan filum lain seperti Porifera yang tidak memiliki jaringan sejati, Coelenterata sudah memiliki jaringan dan sistem saraf sederhana, serta struktur tubuh yang lebih kompleks. Keunikan inilah yang menjadikan Coelenterata penting dalam memahami evolusi hewan multiseluler dan ekosistem laut purba. Fosil dari filum Coelenterata, terutama dari kelompok koral (kelas Anthozoa), memiliki peran dan kontribusi yang sangat penting dalam memahami sejarah kehidupan di Bumi. Fosil koral dapat ditemukan dalam berbagai lapisan batuan sedimen laut, dan sering digunakan sebagai fosil indeks untuk menentukan umur relatif formasi geologis karena persebarannya yang luas dan evolusinya yang cepat. Selain itu, struktur koloni koral yang terawetkan dengan baik membantu ilmuwan merekonstruksi lingkungan laut purba, termasuk kondisi suhu, kedalaman, dan salinitas air laut di masa lalu. Fosil Coelenterata juga menjadi bukti penting dalam studi perubahan iklim jangka panjang (paleoklimatologi) serta dinamika keanekaragaman hayati laut sepanjang era geologi, seperti kepunahan massal dan munculnya spesies baru. Dengan demikian, fosil dari filum ini bukan hanya menyimpan catatan biologis, tetapi juga menjadi kunci dalam memahami perkembangan biosfer dan geosfer Bumi selama ratusan juta tahun.

Melalui identifikasi dan analisis fosil dari filum tertentu, ilmuwan dapat menentukan umur batuan, perubahan iklim masa lalu, serta dinamika ekosistem sepanjang waktu geologi. Dengan demikian, pengenalan dan pemahaman tentang filum sangat penting dalam mengungkap jejak kehidupan masa lalu dan hubungan antarorganisme sepanjang sejarah Bumi. 

Saya merasa penting untuk terus membuka wawasan dan rasa ingin tahu dalam mempelajari fosil melalui pendekatan taksonomi. Melalui pengelompokan organisme berdasarkan filum dan ciri-ciri biologisnya, kita tidak hanya mempelajari bentuk kehidupan masa lalu, tetapi juga memahami bagaimana kehidupan berkembang, beradaptasi, dan mengalami kepunahan seiring waktu. Kajian ini memberikan gambaran besar tentang sejarah Bumi dan tempat kita di dalamnya.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun