Mohon tunggu...
Gadget Pilihan

Risiko Kesehatan Menghantui Pekerja IT? Ini Solusinya

12 Juni 2018   13:00 Diperbarui: 12 Juni 2018   13:07 984
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(sumber: theodysseyonline.com)

Bekerja di industri teknologi informasi membutuhkan akurasi yang tinggi. Duduk di depan komputer selama berjam-jam menjadi hal yang biasa. Karena terlalu lama duduk di depan komputer, pekerja sering melupakan posisi duduk yang baik dan memilih duduk dengan posisi yang menurutnya nyaman. Posisi duduk yang menurutnya nyaman tersebut belum tentu baik untuk postur tubuhnya.

Gerakan mengetik yang terus menerus dan berulang ternyata berdampak bagi kesehatan. Belum lagi posisi tangan yang salah saat mengetik. Hal tersebut memunculkan beragam resiko kesehatan bagi pekerja IT, mulai dari gangguan pengelihatan, kegemukan, musculoskeletal disorder, serta tekanan darah tinggi.

Selain dihantui resiko kesehatan fisik, pekerja di bidang IT juga harus mewaspadai resiko kesehatan mental. Ada banyak faktor yang mempengaruhi hal tersebut, seperti beban kerja yang melebihi batas, lembur, tuntutan client, lingkungan kerja, target, dan deadline yang sempit. Dampaknya, pekerja sering merasa stres karena pekerjaan. Seperti yang dialami oleh CEO sekaligus pembuat aplikasi kesehatan Chunyu Doctor, Zhang Rui yang meninggal dunia karena serangan jantung di usia 44 tahun.

Salah satu penyebab kematiannya adalah aturan yang diterapkannya yaitu jam kerja dari pukul 9 pagi hingga 9 malam selama 6 hari seminggu. Direktur Data dan Teknologi Alibaba, Ou Jiliang meninggal di meja kerjanya tanpa gejala dan Assosiate Editor Tianya, Jin Bo mengalami pendarahan otak. Keduanya meninggal karena bekerja terlalu lama.

Joseph Thomas, karyawan software engineer Uber Inc bunuh diri karena tekanan kerja serta lingkungan kerja tidak baik. Kasus-kasus kematian ini hendaknya menjadi pengingat untuk meningkatkan kesadaran pentingnya menjaga kesehatan fisik dan mental.

Menjaga kesehatan saat bekerja dapat dilakukan dengan menerapkan ergonomics serta memanajemen stres. Hasil penelitian yang dilakukan di Telecom Serbia menunjukkan bahwa keluhan kesehatan yang paling banyak adalah musculoskeletal disorder, panyakit pengelihatan, dan keluhan mental.

Dengan menerapkan ergonomics, karyawan merasa lebih segar dan produktif di tempat kerja. Musculoskeletal disorder dapat dicegah dengan menyediakan kursi yang nyaman dan pas, menerapkan posisi yang benar saat duduk di depan komputer yaitu posisi tangan dan kaki rileks dan pandangan mata sejajar dengan monitor.

Posisi telapak kaki menempel pada lantai dan tidak menumpukan pada tumit atau ujung jari. Ketika mengetik jangan menumpu pada pergelangan tangan, tetapi pada jari tangan. Selain itu, bekerja sambil berdiri juga dapat mengurangi cidera punggung dan meningkatkan sirkulasi.

Memanajemen stres kerja penting dilakukan karena menurut laporan NIOSH (National Institute for Occupational Safety and Health) 80% pekerja merasa stres kerja, hampir setengahnya mengatakan mereka membutuhkan bantuan untuk memanajemen stres dan 42% mengatakan teman kerjanya juga  membutuhkan bantuan yang sama.

26% pekerja mengalami burned outatau stres karena pekerjaannya. 9% mengetahui adanya serangan atau tindak kekerasan di tempat kerja mereka dan 18% pernah mengalami semacam ancaman atau intimidasi verbal dalam setahun terakhir. Data dari NIOSH dan contoh kasus di atas menunjukan bahwa stres kerja, overwork, dan lingkungan kerja menjadi faktor yang mempengaruhi kesehatan pekerja IT.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gadget Selengkapnya
Lihat Gadget Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun