Mohon tunggu...
Ahmad Amiruddin
Ahmad Amiruddin Mohon Tunggu... Insinyur - Aku Menulis Maka Aku Ada

Engineer, Penggemar Bola, Penggemar Jalan-jalan.| | Blog Pribadi : http://taroada.wordpress.com ||Semua tulisan adalah opini pribadi

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Kota Cantik Bernama Edinburgh

28 Desember 2013   19:36 Diperbarui: 24 Juni 2015   03:24 2180
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Oleh : Ahmad Amiruddin

Edinburgh? Iya Edinburgh (baca Edinbrah). Beberapa penyiar TV Amerika menyebutnya Edinberg. Mereka membaca seperti melafalkan Pittsburgh dengan Pittsberg. Tapi orang-orang di UK menyebutnya Edinbrah. Ini adalah Ibukota Skotlandia, penduduknya “cuma” 480 ribu jiwa. Skotlandia sendiri adalah salah satu negara yang membentuk United Kingdom of Great Britain, disingkat UKGB atau UK saja. Orang Indonesia menyebutnya Inggris Raya. Ada sedikit kerancuan sebenarnya, karena UK terdiri dari England, Scotland, Irlandia Utara dan Wales. UK dan England sama-sama disebut Inggris di Indonesia. Kata Inggris sendiri konon kabarnya diwariskan oleh Penjajah Jepang kepada putra pertiwi. Anda tahu sendiri kan?, orang Jepang melafalkan el menjadi er dan jadilah inglish menjadi inggris, dan orang Indonesia menyebutnya dengan kata yang sama.

Peta Scotland (Source: uknetguide.co.uk)

Edinburgh memang bukan kota terbesar saat ini di Skotlandia. Kota terbesar di Skotlandia adalah Glasgow, dan mungkin karena itulah orang Indonesia lebih mengenal Glasgow dibanding Edinburgh, disamping juga klub sepakbola Glasgow Rangers dan Glasgow Celtic lebih terkenal daripada Edinburgh Hibernian dan Heart, dua tim sepakbola dari Kota Edinburgh.

KESAN PERTAMA

Apa kesan pertama saya ketika tiba dikota ini? CANTIK. Saya tak bermaksud merendahkan Kota Tua Jakarta atau Kota Tua Malaka, tapi disini, di Kota ini, hampir semua bangunan seperti itu modelnya dengan model Victorian, dan usia bangunan lebih dari satu abad. Keluar dari flat dan berfoto saja sudah lebih indah daripada berfoto di Kota Tua Jakarta yang kurang terawat atau Kota tua Malaka yang lebih terawat.

Kesan selanjutnya, orangnya RAMAH.  Mereka rajin menyapa, senang  tersenyum, bilang “excuse me” kalau dianggap menganggu, dan rajin berterima kasih. Orang Scotland dan British pada umumnya memang dikenal dengan tata kramanya yang santun.

Kesan ketiga, TERATUR.  Antri telah menjadi budaya yang melekat di masyarakat di Edinburgh. Di hampir semua tempat selalu ada antrian, bahkan naik bus antri dan turun bus juga antri. Tak ada penerobos lampu merah. Pejalan kaki mendapatkan tempat yang lapang tanpa perlu bersinggungan dengan pedagang kaki lima, tukang tambal ban, tukang ojek atau pengendara motor. Saya yang biasanya naik bis pergi dan pulang kuliah, sangat jarang mendengar suara klakson. Suara klakson adalah makhluk langka di kota ini. Tak ada yang sembarangan berjualan di pinggir jalan, atau tak ada yang membuka warung kecil sekalipun tanpa lisensi dari pemerintah setempat. Kalau sampai malam di perpustkaan, saya kadang-kadang bermimpi dengan melangkahkan kaki keluar gedung bisa menyetop tukang jualan keliling, tapi itu tak akan ditemui disini.

Bis dalam kota

Kesan keempat MAHAL. Rata-rata mahal, meskipun tidak semua mahal. Harga daging, beras, susu, ayam, butter, dan apel masih sebanding atau kadang lebih murah dibanding di Indonesia. Tapi akomodasi mahal,  yang share flat dikisaran harga £350-450 perbulan belum termasuk tagihan listrik dan air. Transportasi bis dalam kota sekali naik £1.5, untuk langganan per empat minggu £40 bagi pelajar.  Makan dan minum di café bisa empat sampai lima kali lipat harga di Indonesia, paling murah £4.5. Harga bahan makanan yang termasuk paling mahal adalah Ikan. Sekilo ikan harganya dikisaran £25. Harga mi Instant asal Indonesia adalah £0.35, meskipun rasanya tak seenak Mi Instant yang khusus dijual di Indonesia.

KOTA PENDIDIKAN

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun