TANGERANG - Tinggal serumah dengan mertua, bagi sebagian pasangan, mungkin menjadi solusi praktis di awal pernikahan. Namun demikian, bagi R (Nama disamarkan) justru menjadi awal dari mimpi buruk.
Kisah seorang menantu di Tangerang ini menjadi contoh nyata bagaimana hubungan yang kurang harmonis dengan mertua dapat merusak kebahagiaan rumah tangganya.
Â
Seorang pria berinisial R yang enggan disebutkan namanya, menceritakan pengalaman pahitnya tinggal bersama mertua laki-lakinya.
Awalnya, R dan istrinya memutuskan untuk tinggal di rumah mertua karena alasan ekonomi. Namun, lama-kelamaan, R merasa tidak betah dan tertekan dengan sikap mertua laki-lakinya.
Â
"Awalnya saya pikir mertua saya baik, tapi ternyata dia sangat otoriter dan selalu ikut campur urusan rumah tangga kami. Mulai dari usaha, mengurus anak, sampai mengatur hal lainnya, jadi semuanya dikomentari," ungkap R dengan nada kesal.
Â
Dia juga mengeluhkan mertua laki-lakinya yang sering membanding-bandingkan dirinya dengan menantu yang lain dan menjelekkannya dihadapan tetangga serta kerabat.
"Dia selalu bilang kalau menantu yang lain lebih rajin, pintar, dan lebih bisa membahagiakannya. Padahal, saya sudah berusaha semaksimal mungkin," ujarnya.
Â
Tak hanya itu, R juga merasa mertua laki-lakinya tidak menghargai dirinya sebagai seorang menantu.
"Dia sering meremehkan pekerjaan yang saya lakukan. Katanya, laki-laki bukan melakukan pekerjaan cuci piring, itu tugas wanita. Padahal saya niat membantu istri yang terlihat lelah mengurus rumah tangga," sambungnya.
Â
Akibat tekanan dari mertua laki-lakinya, R sering bertengkar dengan istrinya. Ia pun merasa bingung dan tidak tahu harus berbuat apa.
"Istri saya kasihan sama ibunya, tapi istri juga tidak mau saya terus-terusan menderita. Kami jadi sering berdebat dan suasana rumah tangga jadi tidak harmonis," kata R.
R mengaku sudah mencoba berbicara baik-baik dengan mertua laki-lakinya, namun usahanya selalu gagal. "Dia selalu merasa paling benar dan tidak mau mendengarkan pendapat saya. Saya sudah lelah dan putus asa," tukasnya.
Â
Kisah R ini menjadi pelajaran penting bagi pasangan yang berencana untuk tinggal bersama mertua.
Penting untuk mempertimbangkan segala risiko dan konsekuensi yang mungkin terjadi. Komunikasi yang baik antara pasangan dan mertua sangat diperlukan untuk menghindari konflik dan menjaga keharmonisan rumah tangga.
Â
Psikolog keluarga, menyarankan agar pasangan yang tinggal bersama mertua membuat batasan yang jelas mengenai hal-hal yang boleh dan tidak boleh dicampuri oleh mertua.
"Pasangan harus tetap memiliki otonomi dalam mengatur rumah tangga mereka sendiri. Mertua sebaiknya memberikan dukungan dan nasihat yang konstruktif, bukan malah menjadi sumber masalah," jelasnya.
Â
Jika konflik terus berlanjut, Â menyarankan agar pasangan mempertimbangkan untuk pindah rumah dan hidup mandiri.
"Terkadang, jarak adalah solusi terbaik untuk menjaga hubungan yang baik dengan mertua. Dengan hidup mandiri, pasangan dapat lebih leluasa mengatur rumah tangga mereka sendiri dan menghindari campur tangan dari pihak luar," tutupnya.