"Gini lho man, dari tadi ketika kita tanya hal itu dia selalu jawab hal yang gak masuk akal," keluh Pak Adi. "Katanya Pemerintah kita Opresif lah, terlalu sentralistis lah, bahkan dia bilang kalau di negerinya dulu sebelum pisah, banyak tanah-tanah warganya diambil alih oleh pemerintah untuk dibangun perusahaan swasta gitu,"
Norman bingung, sepengetahuannya tak pernah ada wilayah Indonesia sampai Singapura. Bahkan, kalau dilihat di peta dunia pun pasti ada batas negaranya. Semua polisi dalam ruangan tersebut bingung karena jawaban yang diberikan oleh si pencuri tidak masuk akal. Pak Joko memalingkan pandangannya dengan kesal dan pergi dari ruangan tersebut. Norman memandangi Pak Joko keluar, tampak Pak Joko sedang memainkan jarinya di Smartphonenya.
"Jawaban Mas itu sangat enggak masuk akal, mana mungkin ada Negeri Wentira?" tanya Norman ke si pencuri tersebut.
"Begini lho pak," kata si pencuri, "saya sendiri juga bingung dengan keadaan di sini, beberapa kali Bapak yang barusan keluar tadi menunjukkan ke saya peta di hapenya tapi negeri saya malah enggak ada,"
"Lha terus kamu sampai kesini gimana caranya?" tanya Norman heran.
"Saya sebenernya sama temen-temen saya melarikan diri dari Wentira, kami lewat hutan kemudian langsung menuju pelabuhan dekat perbatasan. Lalu kami naik kapal barang, banyak temen-temenku itu meninggal di perjalanan karena kurang makan sama minum sampai akhirnya tinggal saya seorang pak," jawab si pencuri.
Pak Adi dan Norman saling bertatapan, mereka bingung sekaligus menemukan sedikit titik terang tentang asal-usul dari si pencuri ini.
"Kamu bilang tadi kalau kamu kabur dari Negerimu Wentira?" tanya Pak Adi. "Kamu kabur karena apa? Karena nyuri juga kayak gini? Berkelompok lagi?"
"Lho saya bukan pencuri pak, saya ini pekerja di salah satu pabrik di sana!" jawab si pencuri kaget mendengar tuduhan tersebut.
"Lalu karena apa?" tanya Norman sambil mendekatkan wajahnya ke si pencuri dengan wajah sedikit mengintimidasi.
Si pencuri menundukkan muka, tanda kekalahan atas Intimidasi dari polisi berusia 29 tahun itu. Dalam hati Norman hal itu cukup membuatnya takut dan mau mengakui bahwa semua hal yang si pencuri ceritakan tadi adalah omong kosong. Sehingga, ia bisa buka mulut dan menceritakan kebenarannya bahwa ia murni mencuri.