Mohon tunggu...
Ahmad Faizal Abidin
Ahmad Faizal Abidin Mohon Tunggu... Mahasiswa

Saya mahasiswa semester 07 prodi PIAUD fakultas Tarbiyah Institut Agama Islam Sunan Giri (INSURI) Ponorogo. Sebagai seorang mahasiswa yang selalu berusaha memberikan hal-hal bermanfaat untuk semua orang, saya senang berbagi ide dan inspirasi dalam berbagai bentuk.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Kehidupan Bagaikan Gelas Kosong: Menentukan Apa yang Kita Tuangkan

1 Oktober 2025   16:01 Diperbarui: 1 Oktober 2025   16:01 33
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
pinterest.com/olga1979olga 

Bayangkan sebuah gelas bening yang kosong. Tak ada isi, tak ada rasa, hanya wadah yang siap menerima apa saja. Begitulah kehidupan manusia sejak awal; kita lahir tanpa membawa isi, hanya potensi. Seiring perjalanan waktu, gelas itu mulai terisi oleh pengalaman, nilai, kebiasaan, hingga keputusan-keputusan yang kita ambil. Kualitas hidup kita bukan semata-mata hasil keadaan luar, tetapi hasil dari apa yang kita izinkan untuk masuk ke dalamnya.

Makna Simbolis Gelas Kosong

Gelas kosong bukan sekadar benda. Ia melambangkan:

  • Potensi: Ruang yang masih terbuka untuk diisi.
  • Kesempatan: Peluang memilih isi yang kita inginkan.
  • Netralitas: Tidak ada yang baik atau buruk sampai sesuatu dimasukkan ke dalamnya.

Perumpamaan ini mengingatkan kita bahwa kehidupan bisa menjadi penuh berkah, penuh ujian, atau penuh racun tergantung isi yang kita tuangkan.

Tiga Jenis "Air" Kehidupan

  • Air Murni yang Menyejukkan: Ini melambangkan kebaikan, ilmu yang bermanfaat, kebiasaan positif, hubungan sehat, dan pengalaman yang memperkaya jiwa. Air murni menyehatkan dan menyegarkan, seperti kebiasaan positif yang memberi energi pada hidup kita.
  • Air Jernih dengan Bakteri tak Kasat Mata: Ini adalah simbol dari hal-hal yang terlihat baik di permukaan, tetapi menyimpan risiko di baliknya. Misalnya pergaulan yang tampak menyenangkan tapi berujung buruk, informasi yang tampak benar tapi menyesatkan, atau kebiasaan yang tampaknya kecil tapi merusak secara perlahan.
  • Air Keruh yang Membawa Penyakit: Ini menggambarkan pilihan-pilihan yang jelas-jelas buruk dan merugikan: kebiasaan destruktif, lingkungan negatif, atau pikiran yang meracuni diri sendiri. Bila kita terus menuangkannya, lambat laun hidup menjadi sakit dan kehilangan arah.

Pilihan dan Kesadaran: Kunci Mengisi Gelas

Manusia tidak selalu bisa memilih gelasnya (latar belakang keluarga, kondisi awal hidup), tetapi manusia selalu bisa memilih isi gelasnya. Inilah bedanya antara nasib yang kita terima dan keputusan yang kita buat. Kesadaran diri kemampuan menilai mana yang sehat, mana yang berbahaya adalah "penyaring" agar gelas kita tetap bersih. Beberapa langkah sederhana untuk melatih kesadaran ini:

  • Refleksi Diri: Rutin mengevaluasi keputusan dan kebiasaan kita.
  • Mencari Ilmu: Pengetahuan adalah filter terhadap hal-hal negatif.
  • Lingkungan Positif: Pergaulan memengaruhi isi gelas kita.
  • Prinsip hidup yang jelas: Memudahkan kita menolak "air" yang tidak sehat.

Mengisi Gelas dengan Air Murni: Strategi Praktis

Supaya gelas kehidupan kita terisi positif, kita bisa:

  • Membiasakan membaca buku dan belajar hal baru untuk memperluas wawasan.
  • Menanamkan nilai moral dan spiritual dalam aktivitas sehari-hari.
  • Mengelola waktu dan energi untuk hal-hal yang produktif.
  • Bergaul dengan orang-orang yang mendukung pertumbuhan kita.
  • Berbuat kebaikan dan memberi manfaat, karena setiap tindakan positif adalah "tetesan air murni" bagi diri sendiri dan orang lain.

Dampak Jangka Panjang Pilihan Kita

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun