Mohon tunggu...
Ahmad Faizal Abidin
Ahmad Faizal Abidin Mohon Tunggu... Mahasiswa

Saya mahasiswa semester 07 prodi PIAUD fakultas Tarbiyah Institut Agama Islam Sunan Giri (INSURI) Ponorogo. Sebagai seorang mahasiswa yang selalu berusaha memberikan hal-hal bermanfaat untuk semua orang, saya senang berbagi ide dan inspirasi dalam berbagai bentuk.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Mengapa Telur Ayam di Indonesia Tidak Bebas Salmonella? Ini Penjelasan Sederhananya

24 Juli 2025   14:07 Diperbarui: 24 Juli 2025   14:07 84
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pinterest.com/olyviazhu

Telur ayam merupakan salah satu sumber protein hewani yang paling banyak dikonsumsi masyarakat Indonesia. Harganya yang relatif murah dan mudah diolah membuat telur menjadi bahan pangan favorit berbagai kalangan. Namun, tahukah Anda bahwa mayoritas telur ayam di Indonesia tidak sepenuhnya bebas dari bakteri Salmonella?

Menurut video pendek dari kanal YouTube @BangMilenz, terdapat alasan mendasar mengapa telur di Indonesia tidak melalui proses sterilisasi secara menyeluruh. Telur-telur tersebut seringkali masih tampak kotor, bahkan terdapat sisa kotoran ayam yang menempel pada cangkangnya. Hal ini menunjukkan bahwa telur belum mengalami proses pembersihan atau sterilisasi yang ketat.

Sterilisasi pada telur sejatinya merupakan proses penting untuk membunuh bakteri berbahaya seperti Salmonella. Salah satu metode yang bisa digunakan adalah dengan merendam telur dalam air bersuhu sekitar 60 derajat Celsius selama 35 menit. Namun, proses ini harus diawasi dengan ketat. Jika suhu terlalu tinggi atau waktu perendaman terlalu lama, telur bisa berubah menjadi telur rebus, yang tentu tidak diinginkan jika telur tersebut akan dijual dalam kondisi mentah.

Masalah utamanya terletak pada biaya. Proses sterilisasi seperti ini membutuhkan waktu, tenaga, dan peralatan khusus, yang otomatis akan meningkatkan harga jual telur. Di sisi lain, mayoritas masyarakat Indonesia lebih memilih telur dengan harga terjangkau, meskipun belum melalui proses sterilisasi penuh.

Hal inilah yang menyebabkan praktik sterilisasi telur belum menjadi standar umum di Indonesia. Di negara-negara maju, seperti Amerika Serikat atau Jepang, proses sterilisasi telur lebih diperhatikan secara ketat, bahkan diatur oleh regulasi pemerintah. Sementara di Indonesia, sistem peternakan dan distribusi telur masih menghadapi berbagai tantangan dalam aspek higienitas dan pengawasan.

Sebagai konsumen, penting bagi kita untuk menjaga keamanan pangan dengan cara sederhana, seperti mencuci telur sebelum digunakan dan memastikan telur dimasak hingga matang sebelum dikonsumsi. Memasak telur hingga suhu internal yang cukup dapat membunuh bakteri berbahaya yang mungkin masih menempel di dalamnya.

Dengan meningkatnya kesadaran masyarakat akan pentingnya keamanan pangan, diharapkan praktik sterilisasi dan penanganan telur yang lebih higienis bisa diterapkan secara luas di masa depan, tanpa mengorbankan keterjangkauan bagi konsumen.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun