Mohon tunggu...
Ahmad Faizal Abidin
Ahmad Faizal Abidin Mohon Tunggu... Mahasiswa

Saya mahasiswa semester 07 prodi PIAUD fakultas Tarbiyah Institut Agama Islam Sunan Giri (INSURI) Ponorogo. Sebagai seorang mahasiswa yang selalu berusaha memberikan hal-hal bermanfaat untuk semua orang, saya senang berbagi ide dan inspirasi dalam berbagai bentuk.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Masjid Agung Ponorogo: Masjid Tua yang Penuh Sejarah

10 Juli 2025   19:02 Diperbarui: 11 Juli 2025   07:33 75
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi Pribadi/Serambi Masjid Agung Ponorogo

Masjid Agung Ponorogo (bahasa Jawa: Masjid Ageng Panaraga) adalah masjid bersejarah yang berada di Jalan Aloon-Aloon Barat, Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur. Masjid ini dibangun pada tahun 1858 oleh Raden Mas Adipati Aryo Tjokronegoro, seorang bupati Ponorogo pada masa itu.

Di bagian depan masjid, ada 9 kubah kecil berwarna hijau. Kubah ini melambangkan Wali Songo, yaitu sembilan tokoh penyebar agama Islam di Pulau Jawa. Di jalan menuju masjid dan menaranya, tumbuh pohon-pohon sawo yang menjadi ciri khas masjid-masjid di Ponorogo.

Sebelum masjid ini berdiri, tempat tersebut dulunya adalah musholla kecil. Musholla itu menjadi tempat bersembunyi seorang ulama bernama Ki Gelendung (nama aslinya Abdur Rahman) yang dikejar oleh penjajah Belanda. Ketika Raden Tjokronegoro menjadi bupati, ia membangun masjid besar dari kayu jati.

Masjid ini punya dua bangunan utama. Bangunan pertama adalah bangunan lama peninggalan Tjokronegoro. Di dalamnya ada 16 tiang kayu jati yang dibuat dari satu pohon jati besar. Tiang-tiang ini dibuat oleh tukang kayu dari Kerajaan Solo. Proses pembuatannya dilakukan dengan penuh kesucian, tanpa alat berat, hanya dengan membaca puji-pujian kepada Allah. Kayu jatinya berasal dari daerah Ngebel, tepatnya di Suko.

Bangunan kedua sudah direnovasi dan lantainya terbuat dari keramik. Pemugaran dilakukan tiga kali. Pertama oleh Bupati Soemadi pada tahun 1975, lalu oleh Bupati Soebarkah pada tahun 1984. Menaranya dibangun pada tahun 1995 oleh Bupati Markum Singodimedjo dengan dana sekitar 125 juta rupiah. 

Sekarang, Masjid Agung Ponorogo tidak hanya digunakan untuk sholat, tapi juga berbagai kegiatan keagamaan. Masjid ini menjadi kebanggaan warga Ponorogo dan bukti sejarah perkembangan Islam di daerah tersebut.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun