Mohon tunggu...
Ahmad Faizal Abidin
Ahmad Faizal Abidin Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa dan Guru PAUD

Terkadang, saya hanya seorang mahasiswa yang berusaha menulis hal-hal bermanfaat serta menyuarakan isu-isu hangat.

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Pahala Berlipat di Hari Kedua: Menyambut Rahmat Ramadhan dengan Penuh Semangat

13 Maret 2024   10:13 Diperbarui: 13 Maret 2024   10:25 382
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
narasi.tv/Sumber: Pexels/Ali Arapoglu 

Ramadan adalah bulan yang penuh dengan berkah dan ampunan. Pada bulan yang suci ini, setiap amal ibadah akan mendapatkan pahala yang dilipatgandakan, tak terkecuali ibadah puasa. Saat memasuki hari kedua puasa, tentu saja semangat untuk meraih pahala yang luar biasa perlu terus digelorakan. Ini karena pada bulan Ramadan, kesempatan untuk mendekatkan diri kepada Allah sangatlah besar. 

Puasa adalah salah satu ibadah yang diperintahkan oleh Allah SWT dalam Al-Quran dan diajarkan oleh Rasulullah SAW dalam hadis-hadisnya. Selain menahan diri dari makan, minum, dan hubungan suami istri dari terbit fajar hingga terbenam matahari, puasa juga mengajarkan kesabaran, ketaqwaan, dan pengendalian diri. Puasa tidak hanya sekedar menahan lapar dan haus, tetapi juga menahan diri dari melakukan hal-hal yang dilarang oleh agama seperti berdusta, berkata kasar, atau melakukan perbuatan buruk lainnya. 

Dengan menjalankan puasa dengan ikhlas dan penuh keimanan, kita dapat mendapatkan pahala yang besar dari Allah SWT. Oleh karena itu, semangat untuk terus beribadah dan menjalankan puasa dengan baik sangatlah penting agar kita dapat meraih keberkahan dan ampunan dalam bulan yang mulia ini.

"Allah mencatat setiap ibadah orang yang menjalankan puasa dan memberikan pahala yang sangat besar kepada mereka."

 Keutamaan ini menjadi motivasi yang sangat kuat bagi umat Islam untuk sungguh-sungguh dalam menjalankan ibadah puasa. Setiap tindakan menahan diri dari makan dan minum, serta mengendalikan hawa nafsu, dicatat sebagai amal saleh oleh Allah SWT dan akan menghasilkan pahala yang berlipat ganda. Allah SWT dalam Al-Quran menegaskan bahwa puasa adalah untuk-Nya dan Dia yang akan memberikan balasan yang melimpah kepada orang-orang yang berpuasa dengan ikhlas. 

Rasulullah SAW juga menjelaskan bahwa setiap amal kebaikan yang dilakukan oleh umat Islam akan dilipatgandakan pahalanya, dan puasa adalah salah satu ibadah yang memiliki pahala yang sangat besar. Dengan demikian, kesadaran akan pencatatan setiap amal oleh Allah serta janji-Nya untuk memberikan pahala yang besar kepada orang yang berpuasa merupakan dorongan yang kuat bagi umat Islam untuk berusaha sebaik mungkin dalam menjalankan ibadah puasa.


Penegasan mengenai keutamaan puasa Ramadan juga terdapat dalam Al-Quran, Surat Al-Baqarah ayat 185. 

 شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِيْٓ اُنْزِلَ فِيْهِ الْقُرْاٰنُ هُدًى لِّلنَّاسِ وَبَيِّنٰتٍ مِّنَ الْهُدٰى وَالْفُرْقَانِۚ فَمَنْ شَهِدَ مِنْكُمُ الشَّهْرَ فَلْيَصُمْهُۗ وَمَنْ كَانَ مَرِيْضًا اَوْ عَلٰى سَفَرٍ فَعِدَّةٌ مِّنْ اَيَّامٍ اُخَرَۗ يُرِيْدُ اللّٰهُ بِكُمُ الْيُسْرَ وَلَا يُرِيْدُ بِكُمُ الْعُسْرَۖ وَلِتُكْمِلُوا الْعِدَّةَ وَلِتُكَبِّرُوا اللّٰهَ عَلٰى مَا هَدٰىكُمْ وَلَعَلَّكُمْ تَشْكُرُوْنَ ۝١٨٥
Artinya: "Bulan Ramadan adalah (bulan) yang di dalamnya diturunkan Al-Qur'an sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu serta pembeda (antara yang hak dan yang batil). Oleh karena itu, siapa di antara kamu hadir (di tempat tinggalnya atau bukan musafir) pada bulan itu, berpuasalah. Siapa yang sakit atau dalam perjalanan (lalu tidak berpuasa), maka (wajib menggantinya) sebanyak hari (yang ditinggalkannya) pada hari-hari yang lain. Allah menghendaki kemudahan bagimu dan tidak menghendaki kesukaran. Hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu agar kamu bersyukur."

Ayat ini secara jelas menegaskan kewajiban berpuasa di bulan Ramadan dan pahala yang menanti bagi orang yang menjalankannya. Ramadan adalah bulan yang diturunkannya Al-Qur'an pertama kali, pada malam lailatul qadar, yang merupakan malam kemuliaan. Di dalamnya terdapat petunjuk bagi manusia serta penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda antara yang benar dan yang salah. Oleh karena itu, setiap orang yang hidup di bulan Ramadan dalam keadaan sudah akil balig, maka wajib bagi mereka untuk berpuasa.

Allah memberikan keringanan bagi orang yang sakit atau sedang dalam perjalanan dengan membolehkan mereka untuk tidak berpuasa dan menggantinya dengan berpuasa pada hari-hari yang lain. Allah menghendaki kemudahan bagi umat-Nya dan tidak menghendaki kesukaran. Hendaklah umat Islam mencukupkan bilangan puasanya dengan berpuasa satu bulan penuh, dan ketika berakhirnya puasa, mereka dianjurkan untuk bertakbir mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang telah diberikan, agar mereka dapat bersyukur atas nikmat tersebut. Dengan demikian, ayat ini tidak hanya menegaskan kewajiban berpuasa bagi umat Islam, tetapi juga mengajarkan tentang keringanan yang diberikan oleh Allah serta pentingnya bersyukur atas nikmat yang diberikan-Nya. Ini menjadi pedoman bagi umat Islam dalam menjalankan ibadah puasa dengan penuh keikhlasan dan syukur kepada Allah SWT.

Berdasarkan Hadis dari [Muttafaqun alaih], Rasulullah SAW bersabda, 

  مَنْ صَامَ رَمَضَانَ إِيْمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ 

 Artinya: "Barang siapa yang berpuasa Ramadhan karena iman dan mengharap pahala dari Allah, maka akan diampuni dosa-dosanya yang telah lalu" (Muttafaqun alaih)

Hadis ini menegaskan bahwa puasa Ramadan bukan hanya sekedar kewajiban ritual, tetapi juga merupakan ibadah yang penuh dengan makna spiritual. Rasulullah mengajarkan bahwa keikhlasan dalam menjalankan ibadah puasa, yaitu karena iman kepada Allah dan harapan akan pahala-Nya, akan menghasilkan ampunan bagi dosa-dosa yang telah dilakukan sebelumnya.

Konsep ampunan dalam Islam merupakan bagian penting dari rahmat Allah SWT. Dalam konteks ibadah puasa Ramadan, Rasulullah mengajarkan bahwa puasa yang dilakukan dengan keimanan yang kokoh dan harapan akan pahala dari Allah akan mendatangkan ampunan bagi dosa-dosa yang telah dilakukan sebelumnya. 

Ini menunjukkan pentingnya keikhlasan dan ketulusan dalam menjalankan ibadah puasa sebagai bentuk pengakuan atas kesalahan dan kerinduan untuk mendapatkan ampunan dan keberkahan dari Allah SWT. Dengan demikian, hadis ini menjadi motivasi bagi umat Islam untuk menjalankan puasa Ramadan dengan penuh keimanan, harapan akan ampunan, dan kesadaran akan pahala yang besar yang menanti di akhirat. Puasa bukan hanya sebagai kewajiban formal, tetapi juga sebagai sarana untuk mendekatkan diri kepada Allah dan memperbaiki hubungan spiritual dengan-Nya.

Janji pengampunan dosa dari Allah SWT menjadi daya tarik yang tak terbantahkan dalam menjalankan ibadah puasa. Hal ini menggambarkan betapa agungnya nilai bulan Ramadhan dan betapa Allah SWT memberikan kesempatan kepada hamba-Nya untuk mendapatkan kesucian dan kebersihan dari dosa-dosa mereka. Puasa bukan hanya sekedar menahan diri dari makan, minum, dan hawa nafsu, tetapi juga merupakan kesempatan untuk memperbaiki hubungan spiritual dengan Allah SWT.

Pexels.com/Abdullah Ghatasheh/matamata.com
Pexels.com/Abdullah Ghatasheh/matamata.com

Dalam bulan Ramadhan, Allah SWT memberikan umat-Nya peluang yang luar biasa untuk bertobat dan memperbaiki diri. Janji-Nya untuk mengampuni dosa-dosa yang telah lalu bagi mereka yang menjalankan puasa dengan penuh iman dan harapan kepada-Nya menjadi bukti kebesaran-Nya dan rahmat-Nya yang melimpah. Ini menggambarkan bahwa Allah SWT adalah Maha Pengampun dan Maha Penyayang, yang senantiasa memberikan kesempatan kepada hamba-Nya untuk bertaubat dan kembali kepada-Nya.

Dengan demikian, bulan Ramadhan bukan hanya menjadi waktu untuk berpuasa secara fisik, tetapi juga merupakan kesempatan untuk membersihkan jiwa dan hati dari dosa-dosa serta kesalahan-kesalahan yang telah dilakukan. Kesadaran akan janji pengampunan Allah SWT menjadi motivasi kuat bagi umat Islam untuk menjalankan ibadah puasa dengan penuh keimanan, harapan, dan kesungguhan. Hal ini memperlihatkan betapa besar nilai dan keberkahan yang terkandung dalam ibadah puasa Ramadhan serta betapa besar kasih sayang Allah SWT terhadap hamba-Nya.

Dengan didasari oleh niat yang tulus dan semangat yang berkobar, mari kita lanjutkan pelaksanaan ibadah puasa pada hari kedua ini. Semoga kita semua dapat meraih pahala yang telah dijanjikan oleh Allah SWT. Hal ini menggambarkan pentingnya kesungguhan dan ketulusan dalam menjalankan ibadah puasa, serta keyakinan akan janji Allah SWT dalam memberikan pahala kepada hamba-Nya yang beramal dengan ikhlas dan penuh keimanan. Dengan semangat yang membara, mari kita terus berusaha dan berdoa agar setiap amal ibadah yang kita lakukan diterima oleh Allah SWT, serta mendatangkan berkah dan ampunan-Nya bagi kita semua.

Kesimpulan

Bahwa ibadah puasa Ramadan memiliki nilai dan keutamaan yang sangat besar dalam agama Islam. Dalam bulan yang penuh berkah ini, setiap amal ibadah dilipatgandakan pahalanya, termasuk ibadah puasa. Ayat Al-Quran, hadis Rasulullah SAW, serta penjelasan mengenai puasa dalam Islam menjadi landasan kuat bagi umat Muslim untuk menjalankan ibadah puasa dengan penuh keimanan, kesungguhan, dan harapan akan ampunan serta pahala dari Allah SWT. Puasa Ramadan juga memberikan kesempatan bagi umat Islam untuk membersihkan jiwa dan mendekatkan diri kepada Allah SWT. Dengan kesadaran akan janji pengampunan Allah SWT, umat Islam didorong untuk terus menjalankan ibadah puasa dengan niat yang tulus dan semangat yang membara, serta berharap dapat meraih pahala yang telah dijanjikan oleh-Nya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun