Mohon tunggu...
Ahlis Qoidah Noor
Ahlis Qoidah Noor Mohon Tunggu... Guru - Educator, Doctor, Author, Writer

trying new thing, loving challenge, finding lively life. My Email : aqhoin@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Ah, sudahlah

1 Desember 2020   07:42 Diperbarui: 1 Desember 2020   07:48 61
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Aku baru saja menghirup teh hangat manis buatanku di kantor ketika dia memanggilku dari jauh. Seorang wanita yang tak lagi berusia muda, mungkin lebih muda dua atau tiga tahun dariku. Manis , cantik , bahenol, sedikit chubby, dengan pinggang yang agak gemuk dari orang kebanyakan. Berambut panjang dan senyum yang selalu terkembang. Baru empat bulan ini dia melangsungkan pernikahannya yang ketiga. Dengan yang pertama karena ada sedikit kasus beda pendapat, dengan yang kedua juga demikian semoga yang ketiga ini tidak. 

Karena aku berprinsip dengan siapapun aku akan bersahabat , bahkan dengan orang yang pernah menyakiti atau terus membuatku jengkel pun aku  tetap tak peduli.Aku akan terus menyapanya karena aku berprinsip bila aku bersikap sama dengan dia ,lah apa bedanya aku sama dia.

Demikian juga dengan wanita yang satu ini. Hampir sebagian orang menjauhi bahkan tak suka dengan background kehidupannnya, sebagian tak suka denga karakternya yang lain tetapi sebagian kecil masih bisa memperlakukannya dengan wajar, termasuk aku tentunya.

Teh hangatku pagi ini ' kuserutup" dengan rasa segar yang menjalar di kerongkongan. Aku sudah bawa pisang rebus kesukaanku dan aku tawarkan kepadanya. Kadang dalam pergaulan itu dibutuhkah hal yang remeh temeh seperti ini. Ini oli kehidupan.

" Kamu tahu ndak,mbak berita terbaru tentang si D ", dia membuka pembicaraan sambil terlebih dahulu memamerkan bahwa dia dapat pesanan sajadah 1500 lembar dari kenalannya. Aku menyemangatinya dalam berbisnis.

" Kagak, aku telah lama tak tahu menahu tentang si D , gimana apa kabarnya ?", kataku menimpali. Kemudian dia menceritakan kisah mantan teman dekatnya yang sekarang sedang dilaporkan ke pihak berwajib karena kasus jual beli jabatan. D memang sekarang menduduki salah satu jabatan publik di sebuah kota kecil, tak jauh dari kami tinggal. Selama 4 tahun temanku menjalin hubungan sebelum akhirnya putus karena sebab yang tak aku tahu.

" Bukankah dia sudah enak-enak menjadi komisaris sebuah perusahaan , kenapa harus menambah masalah seperti itu ya? ", pertanyaanku mengambang di udara, tak ada yang bisa menjawab.Aku hanya terpaku pada sosok  D di masa lalu yang tak pernah lepas dari media yang selalu mempromosikan apapun gerak -geriknya. Dia berani beli popularitas untuk kepentingannya. Ah, sudahlah .

" Dia pasti ingat aku dan tak bisa melupakanku....", aku hanya dengarkan saja temanku bicara. Dia selalu mengulang-ulang kalimat yang sama yang menunjukkan bahwa dia mempunyai hal yang patut tak dilupakan orang. Ah, sudahlah.

Kami tetap makan pisang bersama , berdampingan , mendengarkan dia bercerita kesana-kemari . Aku selalu faham arah dia bicara dan tujuan dia bercerita . Kubiarkan dia membongkar semua kisah kasihnya bersama D. Kadang-kadang kita pun harus jadi tukang sampah untuk tahu karakter seseorang sebenarnya. Dia percaya padaku karena aku bukan tipe yang suka 'ngember' ke orang lain. Bagiku ini amanah yang kadang menjengkelkan karena aku harus menanggung rahasia orang bertahun-tahun, entah sampai kapan.

Oh ya, D ini tidak bisa dibilang tampan tetapi malah cenderung cantik untuk ukuran seorang pria dewasa. Terlalu  ramah untuk ukuran seorang pejabat namun juga terlalu bernafsu dalam hal mengejar keduaniawian. Itulah mungkin yang membuat dia menjalani kehidupan yang sekarang. Jadi , ' ojo sampe kedonyan', jangan sampai jabatanmu ataupun hartamu membuatmu mabuk dunia dan harta. Ada yang harus ditimbang-timbang sebelum memutuskan sesuatu untuk apa dan bagaimana. Tapi untuk dia ? Ah, sudahlah.

Kadang aku tak habis mengerti hubungan mereka berdua seperti apa, tetapi paling tidak aku mendapat pengalaman tentang cerita dunia dari sumger utama yang harus aku saring juga kebenarannya. Bermanfaatkah untukku ? Ah, sudahlah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun