Mohon tunggu...
Ahlis Qoidah Noor
Ahlis Qoidah Noor Mohon Tunggu... Guru - Educator, Doctor, Author, Writer

trying new thing, loving challenge, finding lively life. My Email : aqhoin@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Suamiku, Ujianku

21 Mei 2018   12:31 Diperbarui: 21 Mei 2018   12:45 708
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Suatu pagi di minggu pagi anakku mengajakku jalan---jalan di taman RT. Taman yang semula biasa saja itu telah disulap dengan sangat cantik oleh pihak kelurahan. Dipinggir taman ada banyak ragam bunga aneka warna. Di setiap sudut ada lampu yang menghias aneka bentuk dan rupa. Di setiap seratus meter melingkar taman dibangun vas bunga permanen berbentuk persegi panjang dan dicat warna- warni. 

Ada juga bangku- bangku cantik yang siap menunggu para pengunjung untuk menikmati pemandangan di taman yang terletak berdekatan tak jauh dari jembatan layang. Di area jembatan layang tampak rumput menutupi kemiringan tanah penyangga jembatan dan di sepanjang jalan itu ditanami aneka pohon yang rimbun untuk penyejuk jalan.

" Mama, mau saya belikan es teh atau kopi atau jajan apa mah, yang di seberang itu ? "

Anakku menawari aku. Sambil duduk aku mengiyakan. " Teh hangat saja sambil sedikit ketela goreng kalau ada "

Ah , anakku yang semata wayang ini memang sangat sayang denganku. Apapun yang kuminta sering dia penuhi. Kalaupun ada yang dia tolak pasti dengan permintaan alasan dariku kenapa dia harus melakukannya. Bila di rumah dia akan lebih banyak bekerja untukku, melayaniku dengan sepenuh cinta. Mungkin inilah doaku yang terjawab oleh Tuhan. Aku sering sekali meminta dalam doa ku untuk mendapatkn anak yang sholeh dan sholihah . terutama pada saat aku hamil.

Kupenuhi masa hamilku dengan untaian ayat -- ayat surah Maryam dan Yusuf untuk mendapatkan semua kebaikan yang dijanjikan Tuhan. Kujaga semua tingkah lakuku agar aku mendapatkan yang kuinginkan dan juga kehidupanku diridhoi Nya.

Tetapi Tuhan pun juga akan menguji sejauh mana hambanya tunduk dan patuh pada Nya.

" Mah, ini teh dan ketelanya ". Dia membawakanku segelas teh dan sebungkus ketela goreng kesukaanku. Kami menghabiskan waktu di taman itu sambil jogging dan berfoto selfi ala anak jaman sekarang.

Setelah keringat membasahi kami maka kami pun berjalan pulang karena matahari sudah semakin tinggi dan sengatan cahayanya semakin panas membakar kulit. Para ahli kesehatan menyampaikan bahwa sinar Matahari yang sehat itu antara pukul 06.30 -- 08.30 selebihnya tidak baik untuk kondisi kulit kita.

Sesampai di rumah kulihat suamiku sendirian di teras. Pada saat kami berangkat tadi dia memang belum bangun dan aku tak ingin mengganggu dia makan aku hanya ijin lewat sms. Mungkin ini tidak baik tetapi kalau di bangunkan rasanya juga aku tidak sanggup melihat dia terkantuk kantuk karena dia pulang dini hari tadi pukul 03.00.

Kulihat dia sudah minum kopi yang sengaja aku sediakan untuknya setiap pagi sebelum aku berangkat kerja. Kadang - kadang bila aku bikin kue atau gorengan maka itupun akan menyertai di sebelah kopinya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun