Mohon tunggu...
Firman Pratama
Firman Pratama Mohon Tunggu... Dosen - pebisnis muda

Seorang pakar pikiran dan praktisi pendidikan yang membuat dua buah metode dahsyat yaitu Alpha Telepati dan Alpha Mind Control, seorang pebisnis yang sudah memulai bisnis sejak masa kuliah Blog pribadi di www.firmanpratama.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Hallo Mas Baim Wong, Orang Miskin Itu Bukan Hanya karena Malas Bekerja

29 Oktober 2021   12:36 Diperbarui: 29 Oktober 2021   12:45 484
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Baim wong beberapa waktu yang lalu menjadi bahan perbincangan karena menegur seorang kakek yang dianggap malas bekerja. Betulkah orang miskin itu karena dia malas bekerja? Si kakek suhud yang ditemui baim wong itu juga berjualan, berarti dia tidak diam saja.

Yang ingin saya bahas di artikel kali ini bukan sikap baim wong kepada kakek suhud itu. Tapi saya ingin meluruskan anggapan bahwa orang miskin itu karena malas bekerja. Pemahaman yang ada selama ini dimasyarakat menganggap kerja keras itu membuat menjadi kaya. Padahal kaya miskin itu tidak berhubungan dengan seberapa keras seseorang itu bekerja. Lalu apa yang membuat seseorang itu kaya?

Malas Bekerja dan Kemiskinan

Ketika bertemu seseorang yang mengeluh karena hidupnya susah, uangnya selalu habis. Saya selalu mengatakan "ada yang salah dalam pikiran anda". Karena saya tahu orang itu sudah kerja keras. Berangkat pagi pulang sore bahkan sampai malam. 

Mereka tidak malas. Kalau kita cek dilapangan, setiap pagi pasti jalanan macet. Begitu juga waktu sore hari. Ini bukti bahwa banyak orang itu bekerja. Tidak malas-malasan. Kalau banyak orang malas, maka dijalan pasti sepi. Seperti saat diberlakukannya PSBB beberapa bulan yang lalu, jalanan sepi.

Malas dan kemiskinan itu dua hal yang berbeda. Tidak bisa dihubungkan bahwa seseorang itu miskin karena dia malas bekerja. Kemiskinan terjadi karena isi pikiran seseorang itu dari awal dipenuhi dengan program yang membuat miskin. Berada di ekosistem yang miskin membuat seseorang menjadi susah untuk keluar dari situasi kemiskinan. Susah bukan berarti tidak bisa.

Kaya Miskin Hasil dari Program dalam Pikiran

Tentu kita pernah melihat ada orang yang kelihatannya tidak bekerja tapi uangnya banyak, tidak terlihat berangkat pagi pulang sore tetapi bisa memiliki mobil. Apalagi di jaman saat ini, dimana pekerjaan bisa dilakukan secara mobile dimanapun. Sudah harusnya paradigma kerja keras membuat kaya ini perlahan dilepas dari pikiran bangsa kita. Karena doktrin kerja keras itu adalah salah satu doktrin penjajahan dulu.

Oh ya saya pernah ada seorang pemilik pabrik yang meminta saya untuk memberikan kelas motivasi untuk karyawannya supaya menjadi rajin bekerja kerjas. Dan saya tolak. Saya lebih menyuruh si pemilik pabrik ini untuk belajar saja AMC supaya bisa mempengaruhi karyawannya untuk bekerja keras. Kalau karyawannya belajar AMC, nanti pabriknya bisa diambil alih

Solusi Lepas dari Kemiskinan

Kalau bukan kerja keras, lalu apa solusi lepas dari kemiskinan? apakah dengan bagi-bagi duit seperti yang dilakukan baim wong dalam videonya itu? Bagi-bagi duit hanya sesaat saja, apalgi kalau duitnya hanya 50ribu-100ribu. Ini bukan solusi yang tepat. 

Solusi yang memiliki dampak besar untuk lepas dari kemiskinan adalah dengan mengubah cara berpikir, mengubah dari cara berpikir yang miskin menjadi cara berpikir yang mengkayakan. Dari perubahan cara berpikir ini pasti juga berdampak terhadap perubahan perilaku.

Ada sih cara yang cepat untuk lepas dari kemiskinan, tapi sering disebut cara gila. Apa itu? menikahlah dengan anaknya orang kaya. Ini cara yang instan, ketika menikah dengan keluarga yang kaya maka pasti tertular cara berpikir yang kaya. Anak-anak yang dilahirkan juga otomatis menjadi kaya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun