Mohon tunggu...
Firman Pratama
Firman Pratama Mohon Tunggu... Dosen - pebisnis muda

Seorang pakar pikiran dan praktisi pendidikan yang membuat dua buah metode dahsyat yaitu Alpha Telepati dan Alpha Mind Control, seorang pebisnis yang sudah memulai bisnis sejak masa kuliah Blog pribadi di www.firmanpratama.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Jika Tuhan Maha Pengasih, Kenapa Ada Orang Tetap Miskin Sampai Akhir Hidupnya?

27 Juni 2019   12:13 Diperbarui: 27 Juni 2019   12:29 259
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Semua orang dari kecil pasti diajarkan bahwa Tuhan itu Maha Pengasih, semua agama juga menyatakan bahwa Tuhan itu Maha Pengasih. Bahkan buat kita yang muslim, dalam setiap aktivitas selalu diwajibkan untuk mengucapkan "bismillahirrahmanirrahim" yang artinya adalah Dengan menyebut nama ALLAH yang Maha Pengasih dan Penyayang. Seberapa besarkah kasih sayang ALLAH itu? kalau disebut MAHA PENGASIH maka tentu sangat..sangat..besar yang tidak tergambarkan. Kalau anda sayang kepada anak, kepada pasangan, kepada orang tua maka kasih sayang Tuhan itu melebih semua itu karena DIA adalah MAHA PENGASIH. Setuju ya. Nah, tapi kenapa dengan sifat Tuhan yang Maha Pengasih itu masih banyak orang miskin disekitar kita?

Coba anda lihat dijalan, disekitar rumah anda. Atau diberita televisi, koran dan media online. Pasti anda menemukan bahwa masih banyak orang yang hidup dibawah standar kemiskinan. Seperti ada seseorang yang terpaksa tinggal di sebuah gubuk reot yang kotor lagi dan ada juga seseorang yang harus berjualan kue keliling dan satu hari hanya dapat uang 5ribu-10ribu. 

Dan banyak fakta lainnya bahwa memang ada orang yang miskin dan dibawah kemiskinan, bahkan sampai kematian juga tetap saja nasibnya seperti itu. Tentu anda pasti terbersit dimana sifat Tuhan yang Maha Pengasih itu, jika ada seseorang yang hidup dari awal lahir sampai kematiannya selalu dalam keadaan yang miskin. Untuk memahami dengan benar sifat Tuhan yang Maha Pengasih itu, coba anda perhatikan handphone anda. Pabrik sudah membuat handphone anda dengan sebaik mungkin, dengan semua fitur yang luar biasa canggih, dengan berbagai kesempurnaan semua komponen handphone itu.

Lalu anda sebagai pengguna handphone itu, diberikan HAK untuk menggunakannya untuk segala kebutuhan anda. Mau anda ganti casingnya dengan berbagai model casing juga boleh. Mau digunakan untuk merekam segala foto atau video apapun juga boleh. Analogi ini sama dengan penciptaan kita, bentuk kasih sayang Tuhan diwujudkan dalam apa yang ada dalam diri kita, kasih sayang Tuhan tercermin dalam setiap proses penciptaan kita. Ada kasih sayang dalam setiap sel diri kita. Yang harus kita lakukan adalah bagaimana menggunakan kasih sayang Tuhan itu untuk kebaikan kita. Saya tekankan pada kata "menggunakan", menggunakan adala sebuah kata yang menunjukkan aktifitas kegiatan. Misalnya menggunakan mobil, menggunakan laptop, menggunakan handphone dan menggunakan alat lainnya.

Kalau mobil tidak pernah digunakan maka ya mobil itu dari awal beli sampai akhir pasti tetap saja, berarti sama dengan manusia. Kalau kita tidak pernah "menggunakan" diri kita dengan benar untuk tujuan hidup yang benar maka pasti hidup kita tetap saja dari kecil sampai meninggal. Artinya karena Tuhan Maha Pengasih, maka Tuhan memberikan kita hak untuk menggunakan "fasilitas" yang sudah Tuhan berikan. Baik itu berupa diri kita sendiri dan alam semesta ini. Dari penjelasan diatas maka bisa disimpulkan, kenapa ada orang yang hidup tetap miskin sampai akhir hidupnya, karena orang tersebut tidak bisa menggunakan fasilitas yang sudah Tuhan berikan. Artinya orang yang hidup miskin sampai waktu meninggalnya berarti adalah orang yang merugi, karena tidak merasakan kasih sayang Tuhan dan tidak mengenal Tuhan dengan seutuhnya.


dokpri
dokpri
Janganlah menyalahkan Tuhan, jangan juga menganggap bahwa hidup miskin diseseorang itu sudah sesuai takdirnya, sudah sesuai nasibnya. Pemahaman seperti ini sangat keliru. karena hidup kaya dan miskin, hidup enak atau tidak enak itu adalah akibat dari diri manusia itu sendiri.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun