Mohon tunggu...
Muntaha
Muntaha Mohon Tunggu... Konsultan - content creator (@belajarasik) - belajar jadi penulis kapitalis - Mancity Depok fanbase - PMO - Freelancer - Video editor

"Lakukan apa yang kamu yakini"

Selanjutnya

Tutup

Gadget Pilihan

(True Story) Saat Kartu ATM Tertelan

22 Juli 2019   17:15 Diperbarui: 22 Juli 2019   17:24 322
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Photo by Nick Pampoukidis  

Cerita ini bermula saat saya melakukan transaksi penarikan tunai di mesin ATM. Sebenarnya tidak ada kecurigaan sama sekali saat melakukan transaksi. Pasalnya teman-teman kantor juga sering melakukan penarikan di ATM tersebut. Lokasinya yang dekat menjadi pilihan utama bagi saya tentunya.

Selasa siang, saya menuju ke mesin ATM untuk mengambil sejumlah uang tunai. Tidak ada antrian, saya langsung masuk ke bilik mesin ATM, dan memasukan kartu disebelah kanan mesin. Setelah uang keluar, 3-5 detik kemudian struk bukti penarikan keluar. Saya ambil uang dan struk lalu saya rapikan ke dalam dompet. Mesin ATM berbunyi tanda kartu ATM sudah keluar. Saya bergegas untuk menariknya keluar, terlambat kartu ATM ternyata masuk kembali. Namun, beberapa detik kemudian kartu ATM menjulur keluar. Bergegas saya tarik, tetapi berat sekali. Kartu ATM tertelan pikirku. Tetapi saya masih tunggu hingga sekitar 1-3 menitan. Saya pencet-pencet tombol angka tetapi tidak ada reaksi apapun. kartu ATM sudah pasti tertelan, demikian pikirku.

Tanpa saya sadari, ada satu orang yang sudah menunggu diluar bilik. Saya keluar bilik dan menyampaikan kejadian yang baru saja saya alami. ATM tertelan dan kemungkinan adalah mesin yang error. Agar tidak mengalami kejadian serupa, maka saya sarankan orang tersebut untuk mencari mesin ATM lain. Orang tersebut pergi, dan saya kembali memastikan bahwa kartu ATM saya sudah tertelan dan tidak keluar lagi.

"Disinilah saya melakukan kesalahan karena tidak langsung melaporkan kejadian ke Bank yang bersangkutan untuk memblokir ATM"

Saya bertanya ke CS Bank melalui media sosial. Twitter menjadi pilihanku, karena biasanya cepat ditanggapi. Bukan untuk memblokir kartu ATM, tetapi saya lebih berfokus untuk prosedur penggantian/permintaan kartu ATM baru. Saat mendapat balasan dari CS Bank terkait. Kasus selesai pikirku lagi. Tidak ada ungkapan yang lebih tepat selain saya malas untuk segera mengurus ke Bank untuk mendapatkan kartu ATM baru. Saldo yang memang tidak pernah banyak saya endapkan di rekening menjadi penambah alasan untuk menundanya terus menerus.

Pagi ini, sebelum berangkat ke kantor. Saya sempatkan untuk ke Bank cabang berniat mengganti kartu ATM tersebut. Cukup mudah ternyata. Saat datang ke Bank, satpam sigap bertanya tujuan nasabah lalu mengambilkan tiket antrian ke CS. Beruntung karena datang pagi sehingga dapat nomor urut awal. Setelah menyampaikan keluhan saya kepada CS, saya harus mengisi formulir dan surat pernyataan bermaterai. Kurang dari 5 menit, kartu ATM baru saya sudah jadi. Sebelum meninggalkan CS, saya sekalian mengaktifkan layanan SMS Banking. Nah, dari sinilah saya menyadari bahwa saya menjadi korban rekayasa mesin ATM sehingga kartu ATM saya tertahan tidak keluar dari mesin dan disalahgunakan dengan menguras saldo yang masih ada.  

Pada saat mengaktifkan layanan SMS Banking, ada mekanisme singkronisasi antara kartu ATM dan juga nomor HP. Dengan dipandu oleh CS, saya menekan PIN dan konfirmasi PIN berulang sebanyak 3 kali. Pada akhir proses, saya mendapati saldo yang tampil pada mesin EDC tidak sesuai dengan bukti struk transaksi terakhir yang saya lakukan. Kemudian saya meminta tolong pada CS untuk melihat history transaksi. Pertanda buruk rasaku, tetapi saya tetap tenang.

CS menjelaskan bahwa pada hari yang sama, history transaksi menunjukan terjadi 3 kali penarikan.  Selang 10 menit dari transaksi pertama, selanjutnya ada penarikan lagi setelah 2 jam. Betapa menyesalnya diriku menyadari hal ini terjadi. Saya sadar bahwa kejadian ini murni kelalaian pribadi karena tidak langsung melakukan upaya pemblokiran kartu ATM saat itu juga. CS menjelaskan modus pencuri tersebut dengan menyelipkan sesuatu pada lubang kartu sehingga mengganjal kartu ATM saat keluar. Saya juga sekaligus melaporkan kejadian tersebut dengan menyertakan ID ATM yang masih tertera pada struk penarikan.

Berdasarkan pengalaman yang saya alami ini, ada beberapa hal yang ingin saya bagi apabila pembaca mengalami kejadian serupa.

  1. Hal utama yang harus dilakukan adalah tetap tenang dan jangan (terlihat) panik. Penting agar anda bisa berpikir jernih sehingga tidak melakukan hal yang mengundang perhatian.
  2. Jangan pergi dari tempat kejadian dan (sebaiknya) jangan biarkan orang tidak dikenal untuk membantu anda, kecuali Satpam. Hal ini untuk memastikan tidak ada orang setelah anda yang mengalami kejadian serupa atau justru memanfaatkan musibah yang anda alami. Pastikan anda tidak memberikan nomor PIN ATM kepada orang yang ingin membantu.
  3. Segera hubungi CS melalui nomor telepon resmi yang tertera pada mesin ATM untuk melakukan pemblokiran. Apabila tidak yakin dengan nomor yang tertera, anda bisa melakukan pencarian melalui HP anda.
  4. Setelah memastikan kartu ATM diblokir. Anda bisa langsung ke Kantor Cabang untuk melakukan penggantian kartu ATM baru. Tidak perlu membuat laporan kehilangan ke polisi, sehingga bisa langsung minta ke Kantor Bank terkait. 
  5. Lakukan SEKARANG juga apabila mengalami kejadian serupa.

PS.
Kejadian ini saya alami di salah satu ATM Bank BRI di daerah Tebet Raya. Tepatnya pada hari Selasa, 16 Juli 2019. Proses pembuatan kartu ATM baru saya lakukan pada Senin, 22 Juli 2019.  Transaksi saya lakukan pada 12.31, transaksi kedua pada 12.39 dan transaksi ketia pada 14.30an.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Gadget Selengkapnya
Lihat Gadget Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun