Mohon tunggu...
Mohamad Agus Yaman
Mohamad Agus Yaman Mohon Tunggu... Freelancer - Seniman

kreator Prov. Kep. Bangka Belitung

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Anak Kecil Memilih

23 September 2020   11:07 Diperbarui: 27 November 2020   13:28 483
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
penari berusia 13 thn Sanggar seni Rebang Emas di epicentrum pada acara Indonesia Creative Power

Mereka berkesempatan pentas di Indonesia Creative Power setelah mendapat predikat 5 penyaji terbaik pada Festival Seni Pertunjukan Nasional
Mereka berkesempatan pentas di Indonesia Creative Power setelah mendapat predikat 5 penyaji terbaik pada Festival Seni Pertunjukan Nasional

Setiap anak kecil di dunia ini sedang bergerak dan berekpresi, walau diam dan tertidur merupakan ekpresi. Gerakan serta ekpresi yang dilakukan merupakan tarian. 

Menari adalah gerakan tubuh yang memiliki pesan dan makna, tarian merupakan gerak berdasarkan level-levelnya. Anak kecil sedang berbaring, terkelungkup atau terlentang sambil menggerak-gerakkan pergelangan kaki, atau jari tangan merupakan gerak tari level paling rendah, kemudian gerak berjongkok, duduk di lantai, dan merangkak merupakan level juga dalam tarian, demikian juga saat berdiri atau pun meloncat.

Gerakan anak kecil akan terlihat menggemaskan di tiap gerakan yang ia buat dengan wajah polosnya, mata berbinarnya, suaranya, tangisnya membuat tiap orang tersenyum merasa gemas. Jadi, tiap anak sebenarnya sedang menari, menari pada koridor yang berbeda, artinya tidak berada pada panggung seni pertunjukan dan bukan untuk dipertontonkan pada acara seni budaya.

Pada dunia seni, tiap anak tidak dibedakan dari bentuk fisiknya, karena apapun fisik anak itu setiap ia bergerak, ia adalah menari. Anak bertubuh kurus maupun gemuk, pendek ataupun tinggi bisa menari pada tingkatan tertentu artinya tergantung dari kapasitas gerakan yang ia lakukan, walau hanya gerakan jari menunjuk, memperlihatkan jempol merupakan gerakan tari. 

Gerakan mulut monyong-monyong juga merupakan ekpresi dalam tarian. Jika gerakan itu mereka gabungkan dengan gerakan pribadi dan mengenakan busana tarian maka muncullah seni tari ciptaannya. Oleh karena itu tari kreasi walau satu gerakan sederhana menjadi gerakan-gerakan kreasi muncul kalimat sebagai penari pemula, yunior dan senior. Semua berdasarkan tingkat latihan dan kreatifitasnya karena itulah setelah anak-anak menyukai tarian hingga dewasa atau setelah ia lulus SMA, ada pilihan-pilihan sekolah tinggi yang menawarkan pendidikan seni, banyak sekolah tinggi Ilmu seni yang memberi gelar kepada para seniman, para penari sebagai Sarjana Seni. Mereka mempelajari teori-teori, praktek-praktek seni pertunjukan.

Anak-anak Sekolah yang ingin mendapatkan gelar seni dan menekuni seni budaya, mulailah dari sekarang menyukai seni budaya. Dukungan untuk menjadi seniman sudah ditunjang dengan bebasnya memilih jurusan diperguruan tinggi. 

Saya pernah melihat di Australia dan di Belanda, anak-anak kecil sekitaran usia 10 tahunan menggendong/membawa biola, flute dan alat-alat musik lainnya mengenakan baju sekolah, berlari-larian gembira bersama teman-temannya. Saya kagum, anak sekecil itu sudah membawa alat-alat musik hebat itu. Mereka begitu gembira, begitu menyukai belajar alat musik itu. Ada baiknya kita meniru hal positif ini, biarkan anak-anak kita sedari kecil menyukai pelajaran apa yang mereka sukai, membiarkan mereka les apa yang mereka sukai, dukung dan penuhi permintaan-permintaan positif mereka. 

Saya akui jika anak-anak kecil yang menyukai seni, yang berkarya adalah seniman tapi belum menjadikannya sebagai profesi dan pekerjaan. Mereka seniman kecil yang membutuhkan latihan rutin, membutuhkan pengajar yang bijak agar nanti menjadi seorang ahli dibidangnya dan menjadi profesional.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun