Mohon tunggu...
Mohamad Agus Yaman
Mohamad Agus Yaman Mohon Tunggu... Freelancer - Seniman

kreator Prov. Kep. Bangka Belitung

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Tari Tradisional Karya Rakyat Tradisional

17 Desember 2019   13:55 Diperbarui: 25 November 2020   10:01 972
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Agus Yaman menarikan tari tradisional Kedidi pada pembukaan fetival serumpun sebalai Babel

Tarian merupakan karya seni yang di buat berdasarkan kaidah-kaidah yang ada pada suatu daerah. Berbentuk gerak, suara/vokal atau tidak bersuara (simbol-simbol), dan di sebut juga sebagai karya seni yang bersifat hidup, karena menyampaikan makna dan pesan. Tari tradisional di pandang sebagai fenomena seni budaya ciptaan masyarakat tradisional, karena melalui proses-proses, seperti; berasal dari kegiatan masyarakat, upacara adat, keagamaan, dan sebagainya. Tari tradisional juga merupakan bagian dari musik tradisional, busana tradisional, sandiwara tradisional atau teater/drama tradisional dan di masa sekarang di kenal dengan nama seni pertunjukan.

Tari kreasi yang kita kenal sekarang ini kebanyakan berpijak pada tari tradisional, diangkat dari upacara adat atau cerita-cerita rakyat, ini merupakan hasil karya seniman Indonesia dan merupakan fenomena kebudayaan daerah yang diangkatnya. Mereka mencipta dan mengembangkan peradaban masyarakat dan seni daerahnya. Mereka telah berbuat dan menjamin terwujudnya kemajuan kesenian dan kebudayaannya. 

Karya tari tradisional yang di buat masyarakat berdasarkan kaidah-kaidah didaerahnnya, norma-norma agama dan etika-etika yang ada di daerah tersebut, tari tradisional merupakan hasil proses kreatif dari manusia-manusia cerdas yang memiliki kemerdekaan berekpresi dan berinovasi namun tetap pada nilai agama, etika, moral, kesusilaan yang sudah membudaya.

Tari tradisional, upacara-upacara adat, cerita rakyat dan kegiatan-kegiatan seni budaya lainnya sudah pasti memiliki nilai dan norma agama yang tinggi karena didalamnya terkandung nilai-nilai dasar berupa pandangan hidup atau ideologi yang dilahirkan dan dikembangkan dalam bentuk gerak dan suara.

Seperti tari tradisional yang ada di Bangka Belitung, dapat dimanfaatkan ke dalam sistem politik, seperti; kampanye, namun ini hanya segelintir komunitas saja yang melakukannya karena pentas hanya untuk menjual karya tarinya saja. Tari tradisional juga dimanfaatkan ke dalam sistem ekonomi daerahnya, yang berkaitan dengan menjual jasa kepada pemerintahan atau pihak swasta, sebagai contoh tari sambut dibutuhkan untuk menyambut tamu-tamu pemerintah daerah, kemudian tari kreasi sebagai tari hiburan saat tamu daerah makan malam di hotel-hotel, restoran atau di tempat lainnya, dan menjual jasa pada acara pesta pernikahan dalam masyarakat.

Masa sekarang ini tari tradisional maupun tari kreasi di Bangka Belitung yang di produksi oleh putra putri daerahnya belum banyak didokumentasikan secara merata tiap daerahnya, yang seharusnya menjadi bagian dari arsip daerah. Tari-tarian yang telah ditarikan, setelah didokumentasikan ke dalam foto dan video tidak dikumpulkan pada satu wadah yang menjadikannya arsip, dokumentasi itu nantinya akan dicari-cari keberadaannya dan akan sulit untuk mengumpulkannya.

Seperti yang kita ketahui, tidaklah mudah orang-orang terdahulu menciptakan/membuat tari, musik, busana, drama dan cerita tradisional. Kebanyakan tari tradisional juga terbit pada masa penjajahan, mereka termasuk para pejuang kemerdekaan dengan menyebarkan nasehat dan nasionalisme. Teater, tari dan upacara-upacara adat tidak mudah menjadi alat perjuangan bagi kaum pergerakan, karena memerlukan mental, keahlian dan keterampilan. Seperti contoh tari tradisional Kedidi Bangka, pada masa penjajahan Belanda merupakan bagian dari gerak silat Kedidi. Untuk menyembunyikan saat berlatih silat, dan pada saat patroli tentara Belanda melewati mereka, mereka mengkamuflasekan silat Kedidi menjadi tarian agar tentara Belanda tidak curiga. Maka tari tersebut telah dikembangkan oleh para pejuang daerah, mereka dapat dikategorikan sebagai kreator atau seniman tari, yang secara tradisional di pandang sebagai pengembangan dari silat menjadi tarian yang lambat laun beralih fungsi sebagai hiburan masyarakat setempat.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun