Masjid Namira berdiri di atas lahan seluas 0,9 hektar. Luas bangunannya 1.100 meter persegi. Waktu itu hanya mampu menampung sekitar 500 jemaah.
Sejak 2 Oktober 2016, Masjid Namira memiliki bangunan baru. Terletak sekitar 300 meter dari bangunan lama. Di lahan seluas 2,7 hektar. Dengan luas bangunan 2.750 meter persegi, masjid ini mampu menampung 2.500-an jamaah.
***
Saya makin penasaran. Saya masuk ke dalam Masjid Namira. Tujuan awal ke ruang wudlu. Sebelum masuk, saya melihat kulkas. Di dalamnya berisi penuh air mineral dalam kemasan gelas. Di sebelahnya ada air mineral kardus. Jadi jamaah yang tidak suka dingin, bisa mengambil air mineral kesan di sebelah  kulkas.
Di selasar masjid ada banyak orang yang duduk-duduk dan bercakap-cakap. Mereka bercengkerama menikmati kesejukan dan suasana masjid yang tenang. Â
Sebelum masuk ruang wudlu ada kolam dengan ikan-ikan. Suara gemericik air memberi kesan alami. Ruang wudlu tampak besar. Airnya mengalir. Interior tempat wudhu juga digarap apik.Â
Di masjid itu, jamaah bisa meminjam sarung dan mukena. Ada tempat tersebut digunakan sebagai loket penitipan barang. Di masjid itu juga menyediakan beberapa unit kursi roda yang bisa dipinjam para jamaah difabel secara cuma-cuma. Sama, peminjaman itu juga satu tempat dengan penitipan sarung dan mukena.
Lha, ketika masuk ke ruang utama, saya dibikin takjud dengan keberadaan kiswah Ka'bah di tempat imam. Bekas kain penutup Ka'bah asli itu didatangkan dari Masjidil Haram di Arab Saudi.
Kiswah itu terpasang di dinding mihrab imam. Terlihat kokoh dengan lindungan kaca tebal. Sementara potongan kiswah berukuran kecil, terbingkai rapi dan dipajang pada dinding masjid di sebelah kiri dan kanan mihrab.