"Dari survei, fixed broadbrand pasarnya masih sekitar 14 persen," ungkap Rizal yang melihat pemerataan infrastruktur internet merupakan agenda mendesak.
Lantas, apakah masing-masing provider bisa berkolaborasi? Menurut Rizal, hal ini terkait dengan kompetisi yang tidak bisa dibatasi. Kalau pemerintah dan Telkom ada kewajiban untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Namun bagi swasta pasti berpikir profit. Hanya, kata dia, kalau belum bisa melakukan pemerataan akses di daerah-daerah terpencil, provider swasta minimal bisa melakukan pemerataan di level kelompok masyarakat.
"Artinya, jangan hanya menjual produk untuk masyarakat kelas menengah atas, tapi harus memikirkan masyarakat kelas bawah. Mereka sanggup mengakses internet melalui cellular broadband, tapi bagaimana dengan kualitasnya? Kan kualitas fixed bradbrand lebih baik dari cellular broadband," tutup dia. (agus wahyudi)