Mohon tunggu...
Agustus Sani Nugroho
Agustus Sani Nugroho Mohon Tunggu... Advokat, Pengusaha -

Lawyer, Pengusaha, Penulis, Pemerhati masalah sosial budaya

Selanjutnya

Tutup

Politik

Pak Prabowo, Ayooo Banguuun...

7 Agustus 2014   14:56 Diperbarui: 18 Juni 2015   05:10 1439
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Dear Pak Prabowo yang baik,

Dulu dalam debat Capres Bapak bilang Jokowi bicara tidak mendukung Koperasi saat kampanye di Indramayu tanggal 17 juni 2014 itu padahal Jokowi justru sama sekali bicara apa-apa tidak boleh kampanye oleh Bawaslu disana karena sudah lewat jamnya (terlambat sampai ditempat). belakangan diketahui sumber berita yang menyesatkan itu adalah dari Vivanews.com yang seperti juga TV One dimiliki oleh ARB. Lalu, dulu katanya sudah dihitung dari real count menang dengan selisih 4% sekarang bilang cuma selisih nol koma sekian persen. Kemarin sudah kebablasan lagi bilang negara kita lebih parah dari Korea Utara yg hasil pemilunya 97,8% atau 99% padahal di Korut itu cuma ada 1 partai (partai komunis) dan tidak ada pemilu. Dulu bilang kita negara demokrasi sekarang Bapak bilang kita negara Totaliter, Fasis dan Komunis. Lalu, rumah saksi No.1 di Banyuwangi dibakar Pak ? Ternyata, katanya gak tuh...?

Mohon hati-hati menerima masukan orang-orang disekitar Bapak. Sudah terlalu sering bapak diberi data yang salah dan disesatkan... Jangan-jangan nanti Bapak percaya pula bahwa Bapak Titisan Allah SWT sebagaimana disampaikan oleh para pendukung Bapak itu. Kami khawatir nanti Bapak menerima saja jika diangkat atau dinobatkan sebagai Nabi oleh orang-orang yang tidak jelas agendanya terhadap NKRI ini seperti saat Bapak menerima saja ketika dinobatkan sebagai "Panglima Perang Umat Islam" dalam proses Kampanye beberapa waktu lalu di Jogjakarta. Pak, ini spiritnya bukan "Perang Badar" seperti disebutkan oleh Amien Rais beberapa waktu yang lalu. Ini hanya Pilpres biasa saja dan kebetulan Capres dan Cawapres lainnya pun beragama Islam dan keduanya Haji pula. Mereka dan kami (yang kebetulan mendukungnya karena percaya program dan visi misi yang ditawarkannya lebih baik) juga bukan orang Kafir. Kami berusaha taat pada ajaran agama Islam yang kami anut, termasuk misalnya untuk tidak membuat fitnah dan menyebarkannya kepada orang lain.

Ayoo donk Pak, banguuun... Kami sangat khawatir Bapak disirep seperti banyak pendukung bapak juga karena waktu itu ada beberapa paranormal (dukun ?) yang terlibat dalam proses kampanye atau saat mengajukan gugatan ke MK sehingga tertutup mata, hati dan pikirannya. Kami khawatir kalau Bapak terus mempermalukan diri sendiri begini nanti kami-kami rakyat dan bangsa Indonesia (walau tidak memilih Bapak) akan ikut maluuu.. juga Pak. Karena sebagai salah satu dari 2 calon pemimpin negeri ini tentunya seluruh dunia akan berpikiran keduanya adalah putra terbaik negeri ini. Kalau terlalu sering ditipu atau disesatkan oleh orang-orang disekitar bapak, gimana nanti Bapak akan menghadapi bangsa2 lain (asing) yang ingin merampok kekayaan negeri ini yang menurut Bapak sering bocooor itu. Gimana kita akan kembali jadi Macan Asia ?

Ayoo deh Pak.. buruan bangun... Mungkin dalam proses di MK sekarang ini, Bapak bantu kasih masukan para kuasa hukum Bapak yang pasti saat ini sedang bekerja keras mencari dan mengumpulkan bukti-bukti konkrit, kuat dan nyata (bukan "indikasi" atau "kondisi") agar gap yang besar atau loncatan logika hukum antara apa yang dituduhkan dan bukti yang disampaikan itu bisa diiperkecil dan tuduhan adanya kecurangan yang masif, terstruktur dan sistematis itu dapat dibuktikan dimuka persidangan. Jika hal itu benar terbukti, tentu akan dapat menjadi pelajaran yang sangat bermanfaat bagi perkembangan demokrasi dinegara Totaliter, fasis dan komunis ini.

Ayooo deh Pak Prabowo.. buruan bangun....

Salam INDONESIA RAYA !

*Sebuah Harapan dari seorang anak negeri yang dikenal sebagai Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) yang bedasarkan Pancasila dan UUD 1945, bukan negeri Totaliter, Fasis dan Komunis.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun