Mohon tunggu...
Agus Tulastyo
Agus Tulastyo Mohon Tunggu... lainnya -

Praktisi periklanan, Pengamat media, Peneliti. "All Truth passes thru three stages: First, it is ridiculed. Second, it is violently opposed. Third, it is accepted as self-evident." - Arthur Schopenhauer; German Philosopher

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Indonesia at The Crossroads: Democracy atau Fascism

1 Oktober 2014   18:47 Diperbarui: 17 Juni 2015   22:47 70
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1412220461114709284

“When Corporation, Politician, and Gangs of Thug merge or align or collaborate together to conceive the Government, they become a powerful mixture of Corporatism, Tyrant, and Malevolence compound into Fascism; Which is the basic principles of how they govern. Endanger Democracy and the life of democratic society.”

- I Say

Judul di atas terinspirasi oleh judul buku Francis Fukuyama yang sangat terkenal “America at The Crossroads: Democracy, Power, and the Neoconservative Legacy”. Judul buku tersebut sangat menggelitik dan sangat relevan dengan situasi dan kondisi politik di negeri yang sedang dilanda kemarahan publik (Furor), penyebabnya keputusan DPR yang menyetujui UU Pilkada tidak langsung. Sebuah keputusan Retrogresive, amat sangat melukai dan menyakitkan, merupakan langkah awal sekelompok orang untuk menggiring perlahan tapi pasti, membawa rakyat negeri ketepi jurang menjerumuskan masuk kedalam lembah kehidupan berbangsa dan bernegara yang gelap gulita. Memang benar, bahwa UU Pilkada ini masih bisa di anulir, namun semua itu bergantung keberanian politik pemimpin negara, para tokoh nasional dan agama. Sangat tidak mudah jika kita berfikir kemungkinan efek domino yang bisa terjadi. Sebab mereka akan berhadap-hadapan dengan segerombolan penganut “Satanic Occult” berkedok keagamaan dan patriotisme, yang  juga memiliki kekuatan dukungan dari berbagai kalangan mulai dari tokoh nasional, akademisi, dan agama yang sudah dan akan mereka beli, jika menghadapi hambatan dalam perjalanan pencapaian tujuannya. Senjata paling membahayakan dan ampuh kelompok koalisi ini adalah “PRESSTITUTE”; Dua kelompok besar “Presstitute Media” berkolaburasi menjadi pendukung die hard kelompok koalisi tersebut, dikalangan anak muda, kelompok media ini dijuluki “AssLicker.”

Jalan keluar dari kepungan strategi politicanomie kelompok koalisi ini sebenarnya terletak ditangan orang-orang yang akan menjadi korban, Kita semua Rakyat Indonesia...!!! Kita harus  menunjukan kekuatan dan mendukung gerakan-gerakan massa secara damai, intensif, konstan, dan masif.  Sebagai contoh yang sama dengan kondisi kita saat ini adalah Hongkong, sudah seminggu mereka berdemonstrasi tanpa henti dimotori oleh mahasiswa yang menghendaki pemilihan langsung. Dengan gelombang gerakan yang masif dan konstan seperti ini pemerintah Hongkong tidak akan dapat bertahan, terkecuali memenuhi permintaan/tuntutan rakyatnya. Kita punya pengalaman lebih dari cukup untuk melakukan aksi seperti yang dilakukan oleh rakyat di Hongkong, dan terbukti dapat mengalahkan Tirani; Harus Kita Ingat dan Camkan...!!! This country is on the way to FASCISM...!!!

Indonesia dipersimpangan jalan; At The Crossroads

Setelah sepuluh tahun rakyat negeri ini menjalankan kehidupan bernegara dengan sistem demokrasi dengan sagat baik dan membanggakan, bahkan banyak negara mengatakan Indonesia sebagai contoh negara dengn penduduk muslim terbesar didunia yang sukses menjalankan sistem demokrasi. Bah..!!! Tiba-tiba dikejutkan oleh serangan mendadak dari sekelompok poli-tikus “The Seven sinners”, yang mencoba mengembalikan sistem demokrasi kepada sistem fasis dimasa orde baru.

Ya saat ini kita rakyat, bangsa dan NKRI sedang berada dipersimpangan jalan. Berdiri termangu di sebuah persimpangan tidak tau berbuat apa, namun harus memilih jalan mana yang akan kita tempuh: Democracy atau Fascism. Jika diamati dan dicermati secara baik, dapat kita tarik sebuah kesimpulan, bahwa karakter kelompok yang meloloskan UU Pilkada tak langsung memiliki seluruh karakteristic Fascism. Dr Laurence Britt, seorang peneliti sistem pemerintahan dan pernah melakukan penelitian saat rezim Suharto berkuasa dan beberapa negara lain, mencatat beberapa elemen yang menjadi karakteristik sebuah pemerintahan/kelompok/individu penganut paham Fascism;

1. Powerul and Continuing Nasionalism; Kelompok ini secara konstan menggunakan moto, slogan, simbol, lagu, atau pernak-pernik yang berbau patriotisme. Lambang dan sibol negara tidak perlu dipertanyakan lagi, pasti ada dimana saja mulai dari kepala hingga ujung kaki. Bahkan nama kelompok inipun kerap menggunakan lambang-simbol negara, bayangkan menggunakan nama bernuansa patriotik, tapi berperilaku Akratic.

2. Disdain for the Recognition of Human Rights;  Apakah menurut anda kelompok ini akan menghormati pendapat, opini dan hak-hak orang lain atau hak asasi anusia ? Tidak, sesuai dengan watak individu dalam kelompok fasis yang cenderung keras dan menyukai kekerasan, mereka kurang atau bahkan sangat tedak peduli, terlebih terhadap kelompok/individu yang menentang atau tidak sejalan dengan mereka.

3. Identification of Enemies/Scapegoats as aUnifying Cause; Mengadakan demo berbau SARA, dalam rangka mengancam dan mengeliminasi musuh politik atau kelompok minoritas tertentu. Dengan memojokan, mendelegitimasi dan menjatuhkan pemimpin, tokoh, pejabat pemeluk agama atau suku minoritas, dengan mengatas namakan agama/suku mayoritas.

4. Supremacy of the Military; Kelompok fasis akan berperilaku dan bergaya militeristik dalam menjalankan sebuah sistem pemerintahan, bahkan menggunakan atribut-atribut berbau militer yang mencerminkan watak dan karakter mereka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun