Sewaktu membaca berita demi berita, eh, ada orang yang sedang tersohor, nih. Para pesohor nasional, macam Mulan Jamela, Krisdayanti, Desi Ratnasari, Rieke Diah Pitaloka, Eko Patrio, Primus, dll. pun seketika kalah pamor.
Siapa lagi kalau bukan Lora Achmad Fadil Muzakki Syah, S. Pd. I., atau akrab dipanggil dengan Lora Fadil.
Pria kelahiran 21 Oktober 1979 ini sampai ke Senayan dengan Partai Nasional Demokrat (NasDem) di daerah pemilihan (Dapil) Jawa Timur 3 setelah meraih 40.713 suara.
Lumayan aduhai, pikir saya.
Saya pun mencari berita-beritanya. Beristri tiga, semuanya cantik-jelita, diboyong semuanya ke acara pelantikan di Senayan, dan ketiduran menjelang akhir acara pelantikan.
Lumayan aduhai untuk menghibur... Apa? Menghibur?
Menghibur siapa? Bukankah saya sedang berada di tempat yang jauh dari istri saya sendiri? Jangan-jangan...
Waduh, saya bisa benar-benar malu banget dong kalau ketahuan begini. Saya batalkan saja, deh, termasuk batal berpikir yang "nganu". Mending menyeduh-menyeruput kopi, dan menikmati sisa waktu di Kupang.
Dalam sisa waktu ini saya memang masih memiliki "tugas", yaitu menyelesaikan goresan saya di dinding (mural) sebuah sekolah dasar swasta bermetode "Montessori" di ibu kota NTT. Sementara, satu bulan silam, urusan pekerjaan renovasi sebuah rumah kawan akan dilanjutkan oleh kawan saya sendiri.
Sejak belum muncul wacana perppu itu, bersama seorang kawan saya sudah menggoresnya dari pkl. 15.00 s.d. letih, tetapi bagian saya belum juga beres. Pokoknya, sebelum pulang ke Balikpapan dan kembali membersihkan kebun, "tugas" terakhir dengan lukisan wajah Ki Hadjar Dewantara ini harus beres.
*******
Kupang, 3 Oktober 2019