Mohon tunggu...
Agustinus Tamen
Agustinus Tamen Mohon Tunggu... Sekolah bisa tamat, tapi belajar tak pernah tamat.

Freelancer, Jurnalis & Editor

Selanjutnya

Tutup

Politik

14 Wakil Kalbar di Senayan

15 Februari 2015   08:18 Diperbarui: 4 April 2017   16:18 1232
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_396988" align="aligncenter" width="300" caption="10 Legislator Kalbar di Senayan (Periode 2014-2019)"][/caption]

Kilas Balik Pemilu Anggota DPR RI dan DPD RI Kalbar 2014

Sebanyak 119 orang bertarung memperebutkan kursi Dewan Perwakilan Rakyat RI (DPR RI) dari Daerah Pemilihan (Dapil) Kalimantan Barat pada Pemilu 2014 lalu. Sementara 33 orang memperebutkan kursi Dewan Perwakilan Daerah RI (DPD RI). KPU Kalbar kemudian menetapkan 10 orang Legislator DPR RI dan 4 Senator DPD RI dari Kalbar untuk mengemban tugas di Gedung DPR/DPD/MPR Senayan, Jakarta.

Peserta Pemilu 2014 untuk DPR RI adalah partai politik dalam basis secara nasional. Parpol kemudian mengajukan calon-calonnya. Secara umum, terdapat 12 parpol nasional yang akan bertanding memperebutkan 560 kursi DPR RI. Khusus untuk Kalbar, terdapat jatah 10 kursi yang diperebutkan. Karena itu, masing-masing parpol bisa mengajukan maksimal 10 orang calon, sehingga jumlah maksimal calon anggota DPR RI untuk dapil Kalbar 120 orang. Namun, hanya PKPI yang tidak mengajukan jumlah calon maksimal, yakni hanya 9 calon. Berarti, terdapat 119 calon yang berkompetisi.

Dari 119 calon anggota DPR RI itu, sepuluh di antaranya adalah calon incumbent, yakni Rahman Amin (calon no. urut 2 dari PKS), H Sukiman SPd MM (calon no. urut 1 dari PAN), H Usman Ja'far (calon no. urut 1 dari PPP), Albert Yaputra SSos MIKom (calon no. urut 1 dari Partai Demokrat), Ir Lim Sui Kiang MH (calon no. urut 2 dari Partai Demokrat), Ir H Zulfadhli MM (calon no. urut 1 dari Partai Golkar), Drs Kamaruddin Sjam MM (calon no. urut 2 dari Partai Golkar), serta dari PDI Perjuangan, yakni Dolfie OFP (calon no. urut 1), dr Karolin Margret Natasa (calon no. urut 2) dan Lasarus SSos MSi (calon no. urut 3).

Adapun satu incumbent anggota DPD RI yang bertarung melalui jalur parpol untuk merebut kursi DPR RI, yakni Erma Suryani Ranik SH (calon nomor 3 dari Partai Demokrat).

Dari 119 calon, 38 (31,9%) di antaranya perempuan, artinya keterwakilan perempuan sedikit lebih tinggi dari batas minimum 30%. Dari sisi agama yang dianut, calon beragama Islam 87 orang (73,1%), Katolik 17 orang (14,3%), Protestan 13 orang (10,9%), Budha 2 orang (1,7%).

Dari sisi domisili atau tempat tinggal, 68 (57,1%) calon berdomisili di wilayah Kalbar, sisanya di luar Kalbar, antara lain 30 calon berdomisili di DKI Jakarta, 13 calon di Jawa Barat, 6 calon di Banten, 1 calon di Kota Batam, dan 1 calon di Kota Palu.

Dari 68 calon yang berdomisili di Kalbar, 51 calon berdomisili di Kota Pontianak, 5 calon di Kab. Pontianak, 4 calon di Kab. Kubu Raya, di Kab. Landak dan Kab. Sintang masing-masing 2 calon, serta di Kab. Sekadau, Kab. Bengkayang, Kab. Ketapang, dan Kab. Sambas, masing-masing 1 calon.

Partai dengan calon terbanyak yang berdomisili di wilayah dapilnya adalah PKS dan Partai Demokrat, yakni masing-masing 8 calon. Sedangkan partai dengan calon terbanyak yang berdomisili di luar dapilnya adalah PDI Perjuangan, Partai Golkar, dan Partai Gerindra, yakni masing-masing 6 calon. Uniknya lagi, dari seluruh calon incumbent, hanya Ir Lim Sui Khiang MH yang berdomisili di Kalbar, sedangkan sisanya di Jakarta, Banten, atau Jawa Barat.

Dari sisi umur, dari 119 calon, 6 (5%) calon berumur di bawah 30 tahun, 51 (42,9%) calon berumur antara 30–45 tahun, 46 (38,7%) calon berumur di antara 46–59 tahun, dan 16 (13,4%) calon berumur 60 tahun ke atas. Jika dirata-ratakan, rata-rata calon berumur 46,6 tahun. Partai dengan umur rata-rata calon tertinggi adalah PKPI, yakni 51 tahun. Manakala partai dengan rata-rata umur terendah adalah PPP dengan 42,8 tahun. Calon termuda adalah Siska Febriani Resa dari PPP yang berumur 22 tahun, sedangkan calon tertua adalah Drs H Ilham Sanusi dari Partai NasDem yang berumur 71 tahun.

DPR RI Terpilih

Pada Pemilu 2014, sebanyak delapan partai yang berhasil menempatkan wakilnya untuk DPR RI dari dapil Kalbar yang memperebutkan 10 kursi. Partai-partai tersebut adalah PDI Perjuangan, Partai Demokrat, Partai Golkar, PPP, PAN, Partai Gerindra, Partai Nasdem dan PKB. Ini lebih banyak dibanding periode 2009-2014 yang cuma menempatkan enam partai.

Kali ini, PDI Perjuangan tetap mempertahankan tiga orang wakilnya di Senayan. PDI Perjuangan sekaligus yang paling banyak menempatkan kadernya di tingkat DPR RI dari Kalbar. Ketiganya yakni Karolin Margret Natasa, Lasarus dan Michael Jeno. Karolin bahkan mendapat 397.481 suara, hampir 50% dari suara yang diperoleh PDI Perjuangan. Secara keseluruhan, PDI Perjuangan mendapat 817.770 suara atau 33% dari 2.478.622 suara sah.

Bilangan pokok pembagi (BPP) untuk mendapat satu kursi di DPR RI dari Kalbar yakni 247.863 suara karena jumlah kursi yang diperebutkan 10 buah.

Berikut perolehan suara tujuh partai lain di dapil Kalbar yang berhasil menempatkan masing-masing satu orang wakilnya.

Yakni Partai Golkar mendapat 348.986 suara. Bila suara sah partai dibagi BPP 247.683 suara, maka mendapat satu kursi dengan sisa 108.123 suara. Partai Golkar menempatkan Zulfahdli sebagai wakilnya di Senayan.

Penentuan jumlah kursi selanjutnya berdasarkan suara terbanyak karena tidak ada yang mampu melewati BPP. Yakni, Partai Gerindra mendapat 236.281 suara, lebih kecil jika dibanding BPP, namun tetap mendapat satu kursi dengan menempatkan Katherine Angela Ondoen sebagai wakilnya di Senayan.

Begitu seterusnya dengan partai-partai lain yang perolehan suaranya lebih kecil dibanding BPP namun tetap mempunyai perwakilan di Senayan. Yakni, Partai Demokrat mendapat 196.890 suara menempatkan Erma Suryani Ranik. PAN mendapat 196.212 suara menempatkan Sukiman. Partai NasDem mendapat 168.741 suara menempatkan Syarif Abdullah Alkadrie. PPP mendapat 136.564 suara menempatkan Usman Ja`far. PKB mendapat 117.937 suara menempatkan Daniel Johan. Nama-nama tersebut berdasarkan jumlah suara yang diperoleh partai dan suara terbanyak di partai masing-masing.

Sementara empat partai lagi yang tidak mampu menempatkan wakilnya di DPR RI dari Kalbar, yakni PKS (102.146 suara), Partai Hanura (86.741 suara), PKPI (139.181 suara), dan PBB (30.813 suara).

Dari total sepuluh anggota DPR RI terpilih dari Kalbar itu, tiga diantaranya adalah perempuan Dayak-Kristiani, yakni Karolin Margret Natasa (Katolik), Erma Suryani Ranik, SH (Protestan) dan Khaterina Angela Oendoen (Katolik).

Persaingan Ketat Antar Caleg DPR

Alih-alih memperhatikan persaingan antar partai yang berbeda, persaingan antar caleg dalam satu partai malah lebih menarik. Adu banyak suara di internal partai-partai tersebut cukup ketat. Di Partai Golkar misalnya, Zulfadhli harus mengalahkan sesama incumbent Kamaruddin Sjam dan mantan Bupati Ketapang Morkes Effendi. Padahal periode sebelumnya partai ini punya dua wakil.

Di PAN, Sukiman mampu mengungguli mantan Bupati Sambas Burhanuddin A Rasyid. Morkes Effendi dan Burhanuddin A Rasyid juga kalah saat berpasangan sebagai calon Gubernur-Wakil Gubernur Kalbar pada 2012 lalu.

Begitu juga dengan Partai Demokrat. Dua calon incumbent, Albert Yaputra dan Lim Sui Khiang kandas harapannya untuk kembali menjadi anggota DPR RI. Mereka disisihkan oleh caleg perempuan Erma Suryani Ranik yang saat mencalonkan diri masih duduk sebagai anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD RI).

Namun, paling seru terjadi di Partai Gerindra. Katherine Angela Oendoen yang terpilih, suaranya hanya terpaut tipis dengan koleganya, mantan wali Kota Singkawang, Hasan Karman. Katherine A Oendoen memperoleh 38.455 suara, sedangkan Hasan Karman punya 37.659 suara. Hal ini membangkitkan ingatan akan kekalahannya dalam pemilihan Walikota Singkawang tahun 2012 lalu, dimana dia juga kalah sangat tipis dari Awang Ishak, Walikota yang sekarang menjabat. Sementara Daniel Johan melenggang ke Senayan Jakarta hanya dengan 28.608 suara saja.

Kontras dengan Karolin Margret Natasa yang suara pribadinya hampir 400 ribu. Suara Daniel Johan pun jauh lebih kecil dari suara yang diraih H Alifudin SE MM (36.835 suara) dari PKS,  Drs Kamaruddin Sjam MM (53.066 suara) dan H Morkes Effendi SPd MH (63.624  suara) dari Partai Golkar yang tidak berhasil duduk di Senayan.

Daniel Johan pun berhasil duduk meski suara pribadinya tak sebanyak Hasan Karman dari Partai Gerindra dan suara Dolfie O.F.P dari PDIP (34.940 suara). Sedangkan Ir H Burhanuddin A Rasyid dari PAN yang memperoleh suara pribadi 58.722 pun belum dapat duduk jika dibandingkan dengan suara Daniel Johan. PKB memiliki total suara yang lumayan dengan 117.936 suara sehingga Daniel Johan yang wakil Sekretaris Jenderal DPP PKB pun melaju ke Senayan. Daniel Johan tertolong karena suara partai.

Caleg DPD RI

Berbeda dengan DPR RI, DPD RI adalah lembaga legislatif sebagai wadah aspirasi daerah di pusat. Karena itulah pemilu DPD RI menggunakan sistem yang berbeda. Jika peserta pemilu DPR RI adalah partai politik yang kemudian mengajukan calonnya masing-masing, peserta pemilu DPD RI adalah perseorangan yang tidak terikat dengan partai politik. Kemudian, pemilu DPR RI menganut sistem proporsional sehingga jumlah kursi untuk setiap daerah pemilihan disesuaikan dengan jumlah penduduk, manakala pemillu DPD menganut sistem distrik yang berarti setiap daerah pemilihan memperoleh kursi yang sama, tanpa memperdulikan jumlah penduduknya.

Pada Pemilu 2014, untuk DPD RI, dapilnya provinsi, dimana setiap provinsi memperoleh jatah 4 kursi. Penentuan pemenangnya ditentukan berdasarkan suara terbanyak, yakni empat calon dengan suara tertinggi.

Awalnya, KPU Kalbar mengumumkan 34 calon anggota DPD. Kemudian, pada Maret 2014, 4 orang calon didiskualifikasi karena tidak atau telat menyerahkan laporan dana kampanye. Namun tiga di antaranya, yakni Drs Agustinus Clarus MSi, Drs Yakobus Kumis dan Zakarias SH menggugat ke Bawaslu. Gugatan mereka pun dikabulkan hanya beberapa hari menjelang hari pencoblosan, sehingga hanya tersisa satu calon saja, yakni Pdt Drs Moses Siong yang didiskualifikasi dan total terdapat 33 calon yang bertanding. Jumlah ini meningkat jika dibandingkan dengan Pemilu 2009 lalu yang diikuti oleh 26 calon.

Dari 33 calon yang berkompetisi, tiga di antaranya adalah calon incumbent . Ketiga calon incumbent tersebut adalah Hj Hairiah SH MH (memperoleh 124.854 atau 6,4% suara pada Pemilu 2009); H Ishaq Saleh (memperoleh 110.634 atau 5,7% suara pada Pemilu 2009); dan Maria Goreti SSos MSi (memperoleh 157.915 atau 8,1% suara pada Pemilu 2009).

Satu lagi anggota DPD RI dari Kalbar, yakni Erma Suryani Ranik, SH tidak mencalonkan diri kembali untuk DPD RI, namun menjadi calon anggota DPR RI dari Partai Demokrat untuk dapil Kalbar.

Pada Pemilu 2009 lalu, Kalbar memiliki keunikan tersendiri karena merupakan satu-satunya provinsi yang wakilnya di DPD adalah perempuan semua, setidaknya hingga Juli 2012. Karena ketika Hj Sri Kadarwati meninggal dunia, ia digantikan oleh H Ishaq Saleh.

Hal unik lainnya, selain ketiga calon incumbent, tidak ada satupun calon pada 2009 dulu yang mencalonkan diri kembali sebagai anggota DPD RI pada Pemilu 2014 ini, meskipun ada beberapa yang memutuskan bergabung ke partai politik dan menjadi calon anggota DPR RI.

Dilihat dari sisi agama yang dianut, dari 33 caleg DPD RI itu, terdapat 19 orang (57,6%) beragama Islam, 8 orang (24,2%) beragama Katolik, dan 6 orang (18,2%) beragama Protestan. Dari sisi jenis kelamin, terdapat 4 orang perempuan, yang berarti persentase keterwakilan perempuan hanya berjumlah 12,1%. Jauh dari target 30% keterwakilan perempuan. Mereka adalah Maria Goreti (Dayak-Katolik) dan Hj Hairiah (Islam) yang merupakan caleg incumbent, serta Hj Dewi Munawar (Islam) dan Hj Rubaeti Erlita (Islam) yang merupakan pendatang baru. Dilihat dari umur, 1 orang (3,0%) berusia di bawah 30 tahun, 11 orang (33,3%) berusia di antara 30–45 tahun, 17 orang (51,5%) berusia di antara 46–60 tahun, dan 4 orang (12,1%) berusia di atas 60 tahun. Calon termuda adalah Indra Noviansyah SE (24 tahun), dan calon tertua adalah H Ishaq Saleh (75 tahun). Rata-rata usia calon DPD Kalbar adalah 49,3 tahun.

Dari segi tempat tinggal atau domisili, 30 orang (90,9%) caleg DPD berdomisili di Kalbar, antara lain: 20 orang di Kota Pontianak, 3 orang di Kab. Sintang, 3 orang di Kab. Bengkayang, 1 orang di Kab. Landak, 1 orang di Kab. Melawi, 1 orang di Kab. Kayong Utara, dan 1 orang di Kab. Kubu Raya. Terdapat 3 orang caleg DPD berdomisili di luar Kalbar, yakni di Kota Administratif Jakarta Selatan, Kota Batam, dan Kab. Bekasi.

DPD RI Terpilih Periode 2014-2019

Yang menarik, nama-nama baru mendominasi anggota DPD RI terpilih dari Provinsi Kalbar periode 2014 -2019. Dari tiga incumbernt, hanya satu yang bertahan, yakni atas nama Maria Goreti. Ia juga memperoleh dukungan terbanyak, yakni 246.329 suara dan merupakan satu-satunya anggota DPD RI terpilih yang berasal dari kalangan suku Dayak-Katolik. Ini merupakan periode ketiga bagi sosok yang sederhana tersebut.

Maria Goreti unggul di dua kabupaten, yakni Sanggau dan Sekadau. Di Kab. Sanggau, Maria Goreti unggul telak dengan meraih 48.565 suara dari 226.793 pemilih Sanggau (21,41%), kontras dengan pesaing utamanya yang berada di posisi kedua peraih suara DPD terbanyak di kabupaten ini atas nama Drs H Abdul Rahmi yang hanya mampu menggaet 15.290 suara (6,74%). Sedangkan di Kab. Sekadau, Maria Goreti menang tipis dari Aminudin Arianto SPd MSi dengan mencatatkan 22.766 (20,59%) suara. Selain itu Maria Goreti menjadi runner up di Kab. Landak, Sintang, dan Ketapang dengan masing-masing raihan suara sebanyak 54.743 (25,86%), 28.420 (12,76%), dan 21.543 (9,74%) suara.

Dua incumbent lainnya, Hairiah dan Ishaq Saleh pupus peluang untuk memperpanjang masa kerjanya, walaupun punya suara tak sedikit. Hairiah memperoleh 131.492 suara dan Ishaq Saleh mendapat 58.262 suara.  Tiga orang yang menemani Maria Goreti adalah Oesman Sapta, Abdul Rahmi, dan Rubaeti Erlita.

Oesman Sapta, peraih suara terbanyak kedua (188.528 suara) adalah pengusaha nasional kelahiran Sukadana, Kab. Kayong Utara yang berkibar dengan OSO Grup. Bagi Oesman Sapta, Senayan bukanlah hal baru. Pada 1999-2004, ia pernah menjadi anggota MPR dari Fraksi Utusan Daerah (saat itu belum ada Dewan Perwakilan Daerah). Pada Pemilu 2014 kali ini, OSO (sapaan akrab Oesman Sapta) unggul di 4 kabupaten/kota, yakni Kota Pontianak (36.246 suara atau 14,34%), Kota Singkawang (8.141 suara atau 10,22%), Kab. Ketapang (38.781 suara atau 17,55%), dan Kab. Kayong Utara (26.553 suara atau 54,56%). Selain itu OSO juga menjadi runner up di Kab. Pontianak dan Kab. Kubu Raya, masing-masing dengan suara sebanyak 9.274 (9,22%) dan 23.888 (10,28%).

Peraih suara terbanyak ketiga adalah Abdul Rahmi, yakni 185.625 suara. Pria yang sebagian rambutnya sudah memutih ini sebelumnya pernah menjadi anggota DPRD Provinsi Kalbar dari PKS. Ia menjadi runner up di Kota Singkawang (7.853 suara, atau 9,86%); dan Kab. Kayong Utara (3.733 suara, atau 7,67%).

Di posisi terakhir dari empat besar anggota DPD RI asal Kalbar terpilih adalah Rubaeti Erlita. Ia adalah istri dari Wakil Ketua DPD Partai Golkar Provinsi Kalbar, Prabasa Ananta Tur. Rubaeti mendapat 139.856 suara. Ia hanya menang di Kab. Sambas dengan 56.161 suara (23,59%). Ia dikenal melalui beragam aktivitas yang berkaitan dengan perempuan, seperti Ketua Gerakan Organisasi Wanita dan Wakil Ketua Tim Penggerak PKK di Kab. Sambas saat Prabasa menjabat sebagai wakil bupati tahun 2001-2006. Kemudian menjadi Ketua Perempuan Ormas Musyawarah Kerja Gotong Royong (MKGR). Aktif di Badan Kontak Majelis Taklim (BKMT), serta kerap berceramah di berbagai daerah di Kalbar.

Keempat anggota DPD RI terpilih ini, begitu selesai dilantik pada tanggal 1 Oktober 2014, disebar di empat komite, yakni Komite I, II, III dan IV. Selain itu, dapat pula disebar ke dalam “Alat Kelengkapan” DPD RI, yakni Pimpinan DPD RI, Panitia Musyawarah (Panmus), Panitia Perancang Undang-Undang (PPUU), Panitia Urusan Rumah Tangga (PURT), Badan Kehormatan (BK), Panitia Khusus (Pansus), Panitia Akuntabilitas Publik (PAP),  dan Panitia Hubungan Antar Lembaga (PHAL). Selain Alat Kelengkapan tersebut, terdapat juga Kelompok DPD di MPR RI. (Agustinus Tamen, berbagai sumber)

[caption id="attachment_396990" align="aligncenter" width="300" caption="4 Senator Kalbar di Senayan (Periode 2014-2019)"]

1423937781345741233
1423937781345741233
[/caption]

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun