Mohon tunggu...
Agustino Pratama
Agustino Pratama Mohon Tunggu... Jurnalis - Desainer Grafis dan Bangunan, Konten Kreator, serta Penulis Amatir yang mood nya naik turun

"Siapa tak kenal binatang jalang, lihat diri sendiri penasaranmu hilang. Jangan menangis, diatas masih ada bintang." Seburuk apapun kita, kita selalu mempunyai kesempatan untuk memulai perubahan. Jangan pernah ragu untuk melangkah. Berpegang teguh pada satu prinsip, "Bukan menjadi orang lain untuk menjadi yang terbaik, jadilah diri sendiri yang pasti bisa menjadi seseorang yang lebih baik." - Agustino Pratama -

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Mahmudin dan Nurudin, "Pencalonan Lurah"

12 Januari 2018   19:23 Diperbarui: 12 Januari 2018   19:28 839
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Nur, mau kemana?" Teriak si Mahmudin memanggil sahabatnya.

Nurudin yang kelihatannya agak buru-buru, berusaha menyempatkan untuk menghampiri Nurudin.

"Anu, anu, anu Mud... " Nurudin tergagap-gagap saat ingin menjawab pertanyaan sahabatnya itu.

"Anu-anu, anu kenapa? Anu-mu kenapa Nur?" ejek Mahmudin, sambil bersikap seakan-akan khawatir sahabatnya kenapa-napa.

"Sembarangan. Bukan anu-ku kenapa-napa. Tapi, anu ... Baru saja, aku dengar dari mbak mini dan pak iwan, katanya pak Wid mau nyalon lurah lagi tahun depan." Jelas Nurudin.

"Lha terus, apa masalahnya Nur? Gak apa-apa toh, pak Wid mau nyalon lurah lagi? Toh, selama ini pak Wid juga bagus dalam memimpin dan mengelola desa kita ini." Sanggah Mahmudin.

"Bukan itu masalahnya, Nur. Kalau kerja pak Wid selama ini juga aku akui bagus."

"Terus, masalahnya apa?" tanya Mahmudin, penasaran.

"Masalahnya, pak iwan dan mbak mini itu lho."

"Nur, Nur, kebiasaanmu kalau bicara tak jelas. Tadi kamu bilang, pak Wid mau nyalon Lurah lagi, sekarang kamu bilang mbak Mini sama pak Iwan bermasalah."

"Kamu nya saja yang dari kemarin gampang menyimpulkan. Wong aku belum ceritakan masalahnya, kamu sudah menebak-nebak." Gerutu Nurudin.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun