Mohon tunggu...
Agustino Pratama
Agustino Pratama Mohon Tunggu... Jurnalis - Desainer Grafis dan Bangunan, Konten Kreator, serta Penulis Amatir yang mood nya naik turun

"Siapa tak kenal binatang jalang, lihat diri sendiri penasaranmu hilang. Jangan menangis, diatas masih ada bintang." Seburuk apapun kita, kita selalu mempunyai kesempatan untuk memulai perubahan. Jangan pernah ragu untuk melangkah. Berpegang teguh pada satu prinsip, "Bukan menjadi orang lain untuk menjadi yang terbaik, jadilah diri sendiri yang pasti bisa menjadi seseorang yang lebih baik." - Agustino Pratama -

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Perkenalan Sang Maha Guru

27 Oktober 2017   21:30 Diperbarui: 27 Oktober 2017   22:47 698
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dalam kegiatan belajar mengajar, baik di rumah, disekolah, atau dimana pun kita berada, hal pertama yang dilakukan oleh pengajar adalah memperkenalkan diri. Tidak jarang pula, sebelum kita menghadiri suatu pengkajian ilmu atau suatu sekolah, kita mengenal sosok tokoh (guru) atas referensi dari orang lain. Proses pengenalan diri tersebut dimaksudkan sebagai upaya menjelaskan tentang siapa sang pengajar / pemberi materi, yang selanjutnya akan memberikan pelajaran atau ilmu kepada kita.

Kita terlahir sebagai manusia, dimaksudkan oleh Allah agar mempelajari segala hal yang ada di dunia, hingga kita mampu menyimpulkan makna hidup di dunia ini. Kelak, kita pun akan dimintai pertanggung jawaban, hasil atas proses pembelajaran hidup kita di dunia ini.

Saat pertama kita dilahirkan, Allah menetapkan kita sebagai sosok manusia yang baru, yang masih polos, belum bisa memaknai hidup kita sendiri. Dan karena salah satu kebesaran Allah, kita terlahir dari sosok senior kita di dunia yang akan kita anggap sebagai orang tua. Status orang tua bukan sekedar menjadi perantara kelahiran kita ke dunia, tapi juga sebagai senior yang sudah cukup belajar, sehingga Allah memberikan amanah kepada mereka untuk mengarahkan dan membimbing kita.

Kita terlahir dari sosok Ayah dan Ibu, dua sosok guru yang berlainan jenis. Ayah sebagai senior lelaki yang telah lebih dulu belajar tentang kekuatan, kegigihan, kesabaran dan kebijaksanaan, kelak diberi amanah untuk mengajari kita tentang ilmu yang telah diperolehnya. Ibu sebagai senior wanita kelak diberi amanah untuk mengajari kita akan kasih sayang, lemah lembut, adab dan akan menjadi senior pertama yang mengajarkan kita tentang akhlak. Keduanya, diberi tanggung jawab untuk saling melengkapi dalam memberikan pelajaran awal tentang kehidupan kepada kita, anaknya.

Namun, sebelum pelajaran kita dimulai, hal pertama yang perlu mereka lakukan adalah memperkenalkan kepada kita tentang guru yang sangat superior, yang dari-Nya segala ilmu di dunia ini, dan atas izin-Nya kita belajar di dunia ini. Sang Maha Guru yang perlu diperkenalkan oleh orang tua kita, Allah Subhaanahu wa taala.

Ayah memperkenalkan pada kita melalui bacaan adzan yang dikumandangkan di telinga sebelah kanan kita.

"Allahu Akbar, Allahu Akbar. Allahu Akbar, Allahu Akbar". Ya, Allah lah yang harus kita kenal sebagai Tuhan yang maha besar. Besar ilmunya, besar kasih sayangnya, yang karena kebesaran Allah lah kita terlahir ke dunia.

Kemudian Ayah menyampaikan pada kita bahwa tidak ada Tuhan yang berhak kita sembah, kita taati, kita harapkan rahmat dan hidayahnya, kita harapkan petunjuknya, selain Allah, melalui kalimat "Asyhadu allaaa ilaaha Illallah, Asyhadu allaaa ilaaha Illallah."

Dalam pelajaran yang diperoleh ayah selama hidup, ayah telah mengenal sosok senior lain yang telah diberikan gelar oleh Allah sebagai guru yang kepadanya Allah menyampaikan sumber ilmu tentang dunia ini, yaitu sosok Rasulullah Shalallahu Alaihi wa Salam. Dan ayah menyampaikan pada kita dengan kalimat "Asyhadu anna Muhammadan Rasulullah, Asyhadu anna Muhammadan Rasulullah".

Baru setelah memperkenalkan dua sosok Maha guru dan guru pilihan Allah, ayah memberi tahu kita bahwa pelajaran yang kelak akan kita dapatkan adalah tentang shalat, tentang berserah diri, tentang ibadah dan kehidupan. Ayah sampaikan pada kita dengan kalimat "Khayya ala Sholat, Khayya ala Sholat!".

Setelah menyampaikan sosok guru dan pelajaran utama kita, ayah memberitahu kita bahwa kelak kita akan mendapatkan kemenangan, keberhasilan, dan kemuliaan disisi Allah jika kita mempelajari dan mengamalkan ilmu kita dengan baik, melalui kalimat "Khayya alal falah, Khayya alal falah".

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun