Terkadang kita bisa tiba-tiba menangis untuk sesuatu yang absurd dan sia-sia. Misalnya menangisi kekalahan MU, padahal jelas-jelas tiap main MU lebih sering berpotensi kalah.
MU di Titik Nadir?
Terusterang kekalahan Manchester United (MU) dini hari tadi bikin kesal. Terlebih saat baca-baca judul berita daring yang melintas di linimasa seharian ini. Betapa tidak? Semua memberitakan kekalahan Setan Merah itu. Dengan pilihan diksi yang "menggemaskan" pula. Misalnya "Tottenham Hotspurs Bekuk MU", "MU Bertekuk Lutut Pada Tottenham Hotspurs". Woilah. MU kok dibekuk. MU kok bertekuk lutut. Ckckck!
Apakah riwayat MU sudah betul-betul tamat? Wuaduh. Saya malah ngeri sendiri kalau membayangkan hal itu terjadi. Sebagai suporter setia sejak zaman baheula, saya sungguh tak percaya kalau Manchester United bisa berada di titik nadir begini.
Rasanya sudah lama sekali saya tidak bisa bersombong ria sebagai pendukung MU. Dahulu saya kira Tim Setan Merah akan selalu berkibar di udara. Mungkin tidak selalu menang. Namun minimal tidak akan sampai keok bertubi-tubi, apalagi sampai puasa gelar. Mana pernah terbayang kalau pada zaman now, MU justru menjadi bahan olok-olok yang seksi di dunia sepakbola. Nasib, nasiiib.
Entahlah apa yang menjadi penyebab utama. Mengapa kejayaan masa lalunya tidak bisa mendongkrak motivasi pasukan Amorim untuk jadi juara? Mengapa nama-nama besar yang menjadi legenda MU tak bisa mengobarkan semangat kemenangan bagi mereka?
Boleh-boleh saja Amorim bilang kalau timnya kalah, tetapi sesungguhnya lebih baik daripada tim lawan. Namun, untuk apa? Penentuan menang atau kalah 'kan berdasarkan jumlah gol. Bukan sekadar berdasarkan baik atau tidaknya permainan tim.
Apakah benar Manchester United saat ini sudah berada di Titik Nadir? Hmm. Semoga memang sudah, ya. Mau seterpuruk dan seambayar yang gimana lagi? Cukuplah sudah. Enough. Musim ini sudah puasa gelar. Musim depan juga absen dari panggung Eropa. Jadi, masih kurang apes gimana? Semoga kekalahan dini hari tadi menjadi momentum kembali bersinarnya MU.
Onana yang Selalu Apes Bikin MU Apes?
Adili Onana!
Di sebuah postingan Instagram, saya melihat tulisan "Adili Onana" tercantum di sebuah pagar tembok tepi jalan. Tulisannya pakai arang. Huruf besar-besar. Entah di kota mana.
Saya termenung membacanya. Adili Onana? Memang benar sih, dia kiper utama MU sekarang. Dalam pertandingan final dini hari tadi, dia juga yang menjadi kiper. Terlepas dari blunder-blunder yang dilakukannya, rasanya kok kurang adil kalau dia diadili.