Mohon tunggu...
Agustina Purwantini
Agustina Purwantini Mohon Tunggu... Aktif pula di blog pribadi www.tinbejogja.com

Pada dasarnya full time blogger, sedang belajar jadi content creator, kadang jadi editor naskah, suka buku, serta hobi blusukan ke tempat heritage dan unik.

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

3 Jurus Anti Boncos Saat Ramadan

15 Maret 2025   22:12 Diperbarui: 15 Maret 2025   22:12 286
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Diary. Sumber ilustrasi: PEXELS/Markus Winkler

Jangan-jangan yang bikin boncos sebab perilaku lapar mata yang berujung belanja-belanja tanpa perhitungan.

Sesungguhnya salah besar kalau pengeluaran kita saat Ramadan justru membengkak. Kok bisa? Waktu makannya saja berkurang. Biasanya 3 kali sehari makan berat, saat puasa menjadi 2 kali. Ketika sahur dan buka saja.

Apa mungkin nafsu makan kita berlipat ganda saat berbuka? Sementara banyak orang yang mengatakan bahwa baru minum segelas air saja rasanya telah kenyang saat berbuka.

Eh, tapi ada war takjil tiada tara? Bagaimana ini penjelasannya? Kalau begitu yang makan takjil siapa, dong? Entahlah.

Pasti ada yang salah kalau keuangan kita boncos ketika Ramadan. Mestinya 'kan jauh lebih hemat. Justru Ramadan dapat menjadi kesempatan baik untuk membenahi keadaan finansial.

Bagaimana caranya? Berikut adalah 3 jurus untuk menstabilkan kesehatan finansial selama Ramadan.

PERTAMA, susun detil perencanaan keuangan selama Ramadan. Selain kebutuhan rutin bulanan termasuk kebutuhan bahan pangan, cek juga apakah butuh peralatan ibadah yang baru. Termasuk kebutuhan baju dan alas kaki buat Lebaran.

Perencanaan tersebut idealnya dibuat sebelum Ramadan tiba. Namanya juga perencanaan. Adanya tentu di awal.

KEDUA, cek ricek pola sahur dan buka puasa di keluarga Anda bagaimana. Apakah seluruh anggota keluarga selalu sahur dan buka di rumah? Siapa saja yang bakalan sering berbuka di luar rumah? Kalau semua selalu sahur dan berbuka di rumah, apa perlu war takjil tiap hari? Dan sebagainya.

Perlu ditanamkan pula sikap berfokus pada kebutuhan. Bukan sering takluk pada keinginan.

Mendata siapa saja anggota keluarga yang akan selalu sahur dan buka di rumah sangatlah penting. Mengapa? Sebab hal ini terkait dengan pengeluaran/belanja bahan pangan untuk keluarga.

Jika ternyata semua lebih sering berbuka di luar rumah, berarti ibu tak perlu memasak/menyediakan hidangan untuk berbuka. Kalau tidak direncanakan detil sejak awal, kondisi demikian berpotensi menyebabkan tumpukan sampah makanan. Plus bikin yang memasak kecewa. Sudah terlanjur masak komplet, ternyata tak ada yang berbuka di rumah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun