Tiga Cerita Bahagia
Cerita PertamaÂ
Tiga hari lalu seorang kurir JNE datang untuk mengantarkan paketan buku. Iya, seorang kawan memang telah berjanji untuk mengirim buku. Ia bermaksud berbagi kebahagiaan sebab pada masa pandemi ini sukses menerbitkan buku keduanya. Tentu saya pun ikut berbahagia atas pencapaiannya tersebut.
Segera setelah kurir berlalu, saya cermati paketan tersebut. Saya merasa ada yang beda, tetapi belum ngeh yang beda apa.
O la la! Akhirnya saya tahu. Plastik merahnya! Biasanya paketan dibungkus plastik bening. Namun kali ini, plastiknya berwarna merah cerah ceria. Usut punya usut, setelah saya telusuri akun IG dan website-nya, perubahan warna tersebut terkait dengan warna dasar logo HUT yang ke-30.Â
Ngomong-ngomong saya baru tahu lho, kalau usia JNE sudah 3 dekade pada 26 November 2020 lalu. Saya kira belum selama itu eksistensinya. Ternyata sudah nyaris setara dengan masa orde baru. Sementara saya mengenalnya belum sampai satu masa repelita (baca: lima tahun).
Itu pun lebih kerapnya selaku penerima. Baru selama pandemi covid-19 saya agak sering berperan sebagai pengirim. Penyebabnya, sejak akhir Maret lalu saya menjadi reseller aneka wedang rempah. Karena jualannya daring, otomatis saya mesti kirim-kirim dagangan melalui jasa ekspedisi pengiriman.
Lalu, mengapa pilih JNE? Jawabannya sangat simpel. Tergantung permintaan pembeli dan kebetulan ada agennya dekat rumah. Kurang lebih hanya butuh 2 menit jalan kaki untuk mencapainya. Sungguh realitas ideal manakala kita disarankan untuk tidak bepergian jika tak ada keperluan penting.
Bolehlah dikatakan bahwa dalam situasi penuh keterbatasan, saya beruntung menemukan fasilitas yang memberi kemudahan untuk cari duit. Walaupun hasilnya belum bisa dimanfaatkan untuk berbagi dan menyantuni kaum yang membutuhkan, setidaknya dari jualan daring itu saya dapat melunasi abonemen koran bapak di kampung halaman sana.
Alhamdulillah ....
Cerita Kedua