Mohon tunggu...
Cerita Pemilih

Mobilitas NALURI dalam Kontestasi Pilkada Kota Bima

7 Maret 2018   01:58 Diperbarui: 7 Maret 2018   02:32 634
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
dokumentasi pribadi

Tahun ini menjadi tahun politik bagi bangsa Indonesia, setidaknya KPU RI telah menetapkan tanggal pencoblosan pilkada serentak 2018 yaitu pada tanggal 27 juni 2018.

Akan ada 171 daerah yang berjuang untuk menentukan pemimpinnya untuk lima tahun ke depan.Pilkada serentak tahun ini akan lebih besar dari pilkada sebelumnya .Dari 171 daerah tersebut, ada 17 provinsi, 39 kota dan 115 kabupaten yang akan menyelenggarakan pilkada di 2018.Tak terkecuali kota Bima yang akan memilih siapa nakhoda yang akan memimpin kota Bima sampai 2023 ke depan. 

Memang pemilihan kepala daerah di kota Bima tidaklah setenar dan sementereng pemilihan kepala daerah di kota atau kabupaten lain seperti Kota Bandung atau Kota Makassar yang selalu di liput media nasional dan menjadi perdebatan dan perbincangan hangat tokoh tokoh politik tanah air. 

Tetapi pilkada kota Bima menjadi ajang perpolitikan yang sangat di tunggu tunggu oleh sekitar 150.000an jiwa yang ada disana. 

Saat ini Pilkada kota Bima sendiri di ikuti sebanyak tiga pasangan calon yang akan memperebutkan kursi orang nomer satu dari Walikota sebelum nya H.Qurais H. Abidin yang telah memimpin selama dua periode. 

H A Rahman - Hj Fera Amalia menjadi calon dengan nomer urut satu, di ikuti calon nomer urut dua H M Lutfi - Feri Sofiyan dan calon nomer urut tiga Subhan - Wahyudin yang menjadi calon independen tanpa partai pengusung. 

Di balik tiga pasangan calon tersebut tentu muncul para pendukung dan simpatisan yang berkumpul dan bersatu kemudian menamakan diri mereka sesuai dengan background dan nama calon pasangan yang di pilihnya masing masing. 

Tak terkecuali pendukung dan simpatisan calon nomer urut dua yang menarik bagi saya, dimana mereka menamakan dan mendeklarasikan diri dengan sebutan NALURI (Ndai Lutfi Feri) yang artinya kita Lutfi feri. Organisasi NALURI ini muncul karena adanya kesamaan visi dan misi mereka dengan calon pasangan nomer urut dua yang menurut mereka cocok untuk memimpin kota Bima, sehingga jiwa mereka terpanggil untuk berkumpul dan mengikat kan diri mereka untuk berikrar dalam memenangkan pasangan Lutfi - feri. 

NALURI sendiri saat ini di isi oleh para generasi millenial (Gen Y) yang saat ini mungkin bagi sebagian orang bahwa Gen Y ini merupakan generasi yang tidak peduli dan apatis terhadap aktivitas aktivitas politik.

Tetapi tidak demikian dengan teman teman NALURI yang menganggap dan menilai bahwa politik merupakan penentu dari segala kebijakan sosial ekonomi yang ada saat ini untuk keberlangsungan hidup masyarakat banyak, sehingga hal tersebut mendorong mereka untuk tetap peduli dalam aktivitas politik dengan mendukung calon pasangan Lutfi Feri yang bagi mereka memilik kesamaan visi misi bagi keberlanjutan pembangunan kota Bima setidaknya untuk lima tahun kedepan. 

Kebersamaan NALURI yang baru beberapa bulan ini telah memunculkan dan melahirkan pemuda pemudi yang peduli terhadap ketimpangan dan ketidakseimbangan sosial di sekitarnya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun