Mohon tunggu...
Agustan Ogut
Agustan Ogut Mohon Tunggu... Guru - A Father, Teacher, Reader, Writer

Menulis untuk mengikat ilmu, berbagi, dan keabadian. Semoga bermanfaat.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Mewujudkan Sekolah Ramah Anak

15 Desember 2022   16:14 Diperbarui: 15 Desember 2022   16:34 747
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Terwujudnya Sekolah Ramah Anak (SRA) tentu menjadi dambaan para pemangku kepentingan (stakeholder) yang berkecimpung di bidang pendidikan, terlebih lagi yang bergelut di satuan pendidikan. Banyak cara yang bisa ditempuh untuk mewujudkan SRA. Keterlibatan dan kolaborasi berbagai komponen sangatlah penting. 

Tulisan ini merupakan deskripsi singkat materi sosialisasi Sekolah Ramah Anak (SRA). Pada hari Selasa, 13 Desember 2022, penulis mengikuti kegiatan sosialisasi SRA bagi pendidik se- Kota Palopo. Kegiatan tersebut menghadirkan Narasumber yang kompeten dari Provinsi Sulawesi Selatan, beliau adalah Meisy Papayungan, M.Sc. PH. Beliau menjabat sebagai Kepala PPA-Dinas P3A Dalduk KB Prov. Sulsel. 

Narasumber (Narsum), Ibu Meisy mengatakan bahwa Sekolah Ramah Anak (SRA) menjadi salah satu indikator dari 24 (dua puluh empat) indikator Kabupaten/Kota layak Anak. SRA tidak hanya dilihat dari keindahan dan warna warni sekolah, namun kategori SRA adalah perubahan mindset Pendidik dan Tenaga Kependidikan (PTK) yang mampu menerapkan proses pembelajaran yang berpusat pada murid, melindungi, dan memenuhi hak belajar anak. 

Narsum lanjut menyatakan bahwa SRA adalah satuan pendidikan formal, non formal, dan informal yang aman, bersih, dan sehat, peduli dan berbudaya lingkungan hidup, mampu menjamin, memenuhi, menghargai hak-hak anak dan perlindungan anak dari kekerasan, diskriminasi, dan perlakuan salah lainnya serta mendukung partisipasi anak terutama dalam perencanaan, kebijakan, pembelajaran, pengawasan dan mekanisme pengaduan terkait pemenuhan anak dan perlindungan anak di pendidikan.

SRA dibentuk untuk dapat memenuhi, menjamin, dan melindungi hak anak. Selain itu, SRA diarahkan untuk dapat mengembangkan minat, bakat, dan kemampuan anak, serta mempersiapkan anak untuk bertanggungjawab kepada kehidupan yang toleran, saling menghormati, dan bekerjasama untuk kemajuan dan semangat perdamaian. 

Untuk mewujudkan Sekolah Ramah Anak (SRA), Pendidik dan Tenaga Kependidikan (PTK) perlu mengetahui rumus Satuan Pendidikan Ramah Anak. Rumus yang dimaksud adalah PTK perlu mengenal: 

  1. 3 (Tiga) pilar SRA, yaitu tiga elemen yang selalu membangun komunikasi yang baik untuk mewujudkan SRA. Ketiga elemen tersebut adalah PTK, Peserta didik, dan Orang tua.

  2. 4 (empat) konsep SRA, yaitu PTK perlu: a) mengubah paradigma dari mengajar menjadi membimbing, orang tua, dan sahabat anak, b) memberikan keteladanan dalam keseharian, c) terlibat penuh dalam melindungi anak, d) terlibat aktif dalam memenuhi 6 komponen SRA.

  3. 5 (lima) prinsip SRA, yaitu: non diskriminasi, untuk kepentingan terbaik anak, SRA untuk hidup, kelangsungan hidup, dan perkembangan anak, partisipasi anak, dan utnuk pengelolaan yang baik.

  4. 6 (enam) komponen SRA. Keenam komponen SRA adalah: a) kebijakan tentang SRA, b) PTK terlatih sesuai Konvensi Hak Anak (KHA), c) proses belajar ramah anak, d) sarana prasarana ramah anak, e) partisipasi anak, f) partisipasi orang tua, Lembaga Masyarakat (LM), Dunia Usaha (DU), stakeholder lainnya, dan alumni.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun