Mohon tunggu...
Agus Suwanto
Agus Suwanto Mohon Tunggu... Insinyur - Engineer

Pekerja proyek yang hanya ingin menulis di waktu luang.

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Bangsa yang Terberkati

11 Juni 2019   08:00 Diperbarui: 11 Juni 2019   16:48 230
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi:dosengeografi.com

Geothermal energy maps - energyeducation.ca
Geothermal energy maps - energyeducation.ca

Namun begitu, apakah Indonesia bisa dikatakan bangsa yang diberkati? Tentunya bangsa-bangsa lain juga bisa menunjukan sumber daya alam mereka yang sangat berlimpah sebagai bukti bahwa mereka juga bangsa yang diberkati. Afrika selatan dan beberapa negara di benua afrika lainnya juga bisa menunjukan peta sumber batu mulia, khususnya intan yang sangat berlimpah di sana.

Begitu juga negara-negara di Amerika Selatan, mereka akam menunjukan sumber daya alam berupa kekayaan komoditi tambang dan kekayaan hayati dari hutan yang sangat luas sebagai karunia Tuhan yang telah memberkati mereka. Demikian juga bangsa lain dari berbagai benua akan menunjukan hal yang sama.

Pertanyaan selanjutnya adalah apakah peta berkat kekayaan sumber daya alam itu adalah memang berkat yang sesungguhnya?

Sebenarnya masih ada jenis 'peta berkat' lain di luar berkat sumber daya alam yang tersebar ke penjuru bumi. Kalau melihat peta sumber daya manusia, khususnya 'peta kecerdasan manusia', maka bangsa Jepang, Israel dan beberapa negara barat akan merasa sebagai bangsa yang diberkati. Mereka memiliki banyak sumber daya manusia yang berotak encer dan disiplin yang tinggi.

Meski mempunyai alam yang sangat tidak bersahabat, namun kecerdasan dan kedisiplinan penduduknya yang di atas rata-rata mampu menciptakan berbagai macam teknologi untuk mengatasi dan menjadikan alam negaranya menjadi tempat yang nyaman di huni dan berlimpah sumber alam. Mereka akan mengatakan sebagai bangsa yang lebih diberkati dibandingkan dengan bangsa lainnya.

Bangsa Arab memang berkelimpahan minyak bumi dan gas alam, tetapi mereka tidak mampu menciptakan teknologi untuk eksplorasi dan memprosesnya sendiri. Mereka  terpaksa minta bantuan bangsa-bangsa lain yang memiliki kemampuan teknologi untuk melakukannya, dan terpaksa berbagi hasil minyak bumi dan gas alamnya.

Meskipun pada era sekarang, bangsa Arab kaya akan materi, tetapi mereka miskin akan persatuan dan solidaritas sesama bangsanya sendiri. Akibatnya sebagian bangsa Arab yang kaya raya tersebut hancur karena pertikaian antar sesama anak bangsa. Warisan kekayaan budaya yang tinggi juga turut hancur dalam petikaian tersebut. Kekayaan yang mereka miliki tidak mampu menunjukan bahwa mereka memang adalah bangsa yang terberkati.

Begitu juga dengan bangsa Yahudi yang notabene adalah 'saudara' bangsa Arab, yang miskin sumber daya alam, tetapi kaya akan orang-orang cerdas. Bangsa Yahudi atau Israel, meskipun mampu membuat mereka menjadi bangsa yang cukup makmur dari produktifitas sektor jasa dan teknologi, tetapi bangsa ini selalu merasa 'was-was' akan kelangsungan hidup mereka dalam berbangsa dan bernegara.

Bangsa Israel dikelilingi oleh 'tetangga' yang tidak ramah dan bahkan cenderung memusuhi. Bangsa 'tetangga' tersebut menuduh gerakan Zionisme mengakibatkan mereka terusir dari tanah kelahirannya yang telah didiami selama ratusan tahun. Perlawanan yang dilakukan karena mereka ingin kembali ke tanah-air mereka sendiri. Di lain pihak, Zionisme bagi bangsa Yahudi adalah kembali ke tanah leluhurnya yang telah ada ribuan tahun lalu, meski telah juga mereka tinggalkan sekitar dua ribu tahun lalu.

Bangsa Israel dan Bangsa Arab, khususnya Arab Palestina sama-sama merasa memiliki hak untuk tinggal di wilayah tersebut. Namun sayangnya, kedua bangsa tersebut tidak mau hidup berdampingan secara rukun. Dua-duanya memilih untuk saling menguasai, sehingga menimbulkan konflik yang tak berujung.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun