Mohon tunggu...
agus sujana
agus sujana Mohon Tunggu... Mahasiswa

Mahasiswa aktif Universitas Pendidikan Ganesha, Jurusan Kimia, Program Studi Pendidikan Kimia

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Metabolisme Purin dan Pirimidin

20 Juli 2025   22:38 Diperbarui: 20 Juli 2025   22:38 16
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Setiap sel dalam tubuh manusia beroperasi seperti pabrik kimia mini yang tiada henti. Di jantung operasi ini, dua kelompok senyawa kecil seperti purin dan pirimidin memainkan peran sentral. Mereka tidak hanya menjadi unit penyusun kode genetik DNA (Deoxyribonucleic Acid) dan RNA (Ribonucleic Acid), tetapi juga berfungsi sebagai sumber energi (ATP), pengatur sinyal sel, dan komponen kofaktor enzim. Proses produksi, penggunaan, dan daur ulang senyawa krusial ini membentuk alur metabolisme yang kompleks namun teratur, menjadi fondasi tak terlihat dari kehidupan seluler. 

Purin dan pirimidin dapat dibayangkan sebagai dua jenis lego biokimia dengan struktur berbeda. Purin, seperti adenin (A) dan guanin (G), memiliki struktur cincin ganda yang lebih besar dengan empat atom nitrogen. Mereka tidak hanya membentuk DNA dan RNA tetapi juga menyusun molekul energi ATP serta koenzim NAD. Pirimidin, seperti sitosin (C), timin (T), dan urasil (U), memiliki cincin tunggal yang lebih kecil dengan dua atom nitrogen. Mereka menjadi komponen kunci dalam sintesis glikogen (melalui UTP) dan fosfolipid (melalui CTP). Atom-atom penyusun keduanya berasal dari bahan baku metabolisme dasar: asam amino (glutamin, aspartat, glisin), CO, format, dan bikarbonat. Tubuh manusia ahli dalam mensintesis senyawa ini secara mandiri (jalur de novo) sekaligus mendaur ulangnya melalui mekanisme efisien, meskipun asupan makanan juga berkontribusi. 

Sintesis purin terjadi terutama di dalam hati, menyerupai perakitan mobil dari nol di pabrik. Proses ini dimulai dengan molekul PRPP (fosforibosil pirofosfat) yang berasal dari ribosa, bertindak sebagai rangka dasar. Secara bertahap, atom-atom penyusun ditambahkan: glisin menyumbang karbon dan nitrogen, glutamin menyediakan nitrogen, format (dibawa vitamin B9) menyumbang karbon, CO memberikan karbon, dan aspartat menyumbang nitrogen. Setelah rangkaian reaksi panjang, terbentuk IMP (inosin monofosfat) yaitu purin pertama yang lengkap. IMP kemudian bercabang menjadi dua jalur: konversi ke AMP (adenosin monofosfat) yang membutuhkan GTP, dan ke GMP (guanosin monofosfat) yang memerlukan ATP. Selain jalur de novo, tubuh mengandalkan jalur salvase (penyelamatan) yang hemat energi. Di sini, purin seperti hipoksantin dan guanin didaur ulang dengan menggabungkannya kembali ke PRPP menggunakan enzim HGPRT. Jalur ini sangat vital di jaringan seperti otak, di mana efisiensi energi menjadi kunci. 

Ketika sel-sel tua terdegradasi atau asupan purin berlebih, tubuh mengurai senyawa ini melalui katabolisme. Proses dimulai dengan pemecahan nukleotida purin (AMP, GMP) menjadi nukleosida (adenosin dan guanosin), lalu menjadi basa purin (adenin, guanin, dan hipoksantin). Adenin diubah menjadi hipoksantin, sementara guanin menjadi xantin. Enzim xantin oksidase kemudian mengkatalisis oksidasi hipoksantin menjadi xantin, dan xantin menjadi asam urat yang merupakan produk akhir katabolisme purin pada manusia. Asam urat larut dalam darah dan diekskresikan melalui ginjal ke dalam urine. 

Sintesis pirimidin mengikuti alur yang lebih lurus dibanding purin, dengan pusat utama di hati. Berbeda dengan purin, sintesis pirimidin dimulai dengan pembentukan cincinnya terlebih dahulu. Glutamin dan CO bergabung membentuk karbamoil fosfat, yang kemudian bereaksi dengan aspartat menghasilkan karbamoil aspartat. Senyawa ini diubah menjadi asam orotat, lalu digabungkan dengan PRPP membentuk OMP (orotidin monofosfat). OMP mengalami dekarboksilasi menjadi UMP (uridin monofosfat) yaitu pirimidin pertama yang lengkap. UMP kemudian menjadi prekursor untuk CMP (sitimidin monofosfat) melalui penambahan gugus amina dari glutamin, serta dTMP (deoksitimidin monofosfat) untuk DNA dengan bantuan turunan folat (vitamin B9/B12). 

Penguraian pirimidin relatif sederhana dan menghasilkan produk akhir yang sangat larut. Nukleotida pirimidin dipecah menjadi basa (sitosin, urasil, timin) dan gula. Sitosin diubah menjadi urasil, yang kemudian diurai bersama timin menjadi molekul kecil seperti CO (dikeluarkan via pernapasan), amonia (dikonversi menjadi urea di hati), serta -alanin dan -aminoisobutirat (asam amino kecil yang dapat dimetabolisme lebih lanjut). Kelarutan tinggi produk akhir ini meminimalkan risiko penumpukan berbahaya. 

Ketika keseimbangan metabolisme ini terganggu, muncul berbagai gangguan kesehatan. Gout atau asam urat tinggi dapat terjadi akibat dari penumpukan asam urat berlebihan dalam darah atau yang dikenal dengan istilah hiperurisemia. Hal Ini bisa dipicu produksi berlebih (misalnya pada sindrom Lesch-Nyhan), ekskresi ginjal yang buruk, atau mengkonsumsi makanan kaya purin secara berlebih seperti daging merah, jeroan, dan ikan teri. Gejalanya meliputi nyeri sendi akut, pembengkakan, dan kristal natrium urat di sendi atau ginjal. Sindrom Lesch-Nyhan sendiri disebabkan mutasi genetik yang mengakibatkan defisiensi enzim HGPRT, sehingga jalur salvase purin menjadi terhambat. Akibatnya, jalur de novo akan bekerja secara berlebihan dan memicu hiperurisemia parah disertai gangguan saraf berat serta perilaku merusak diri. Di sisi pirimidin, Hereditary Orotic Aciduria muncul akibat kekurangan enzim OMP dekarboksilase, menyebabkan penumpukan asam orotat dalam urine (berwarna jingga), anemia, dan gangguan pertumbuhan. Gangguan ini menggarisbawahi betapa rapuhnya keseimbangan metabolik. Bahkan dalam pengobatan kanker, prinsip metabolisme purin-pirimidin dimanfaatkan melalui obat seperti 5-Fluorouracil atau Methotrexate yang menghambat enzim sintesis DNA/RNA sel kanker, meski efek sampingnya juga memengaruhi sel sehat. 

Diet memengaruhi dinamika ini secara signifikan. Konsumsi tinggi purin (daging merah, jeroan, alkohol) dapat memicu gout pada individu rentan. Sebaliknya, diet seimbang dengan fokus pada buah, sayur, biji-bijian, dan protein nabati umumnya rendah purin. Hidrasi yang cukup juga krusial untuk membantu ekskresi asam urat. Vitamin B9 (folat) dan B12 memainkan peran sentral sebagai donor atom karbon dalam sintesis purin dan pirimidin. Kekurangan vitamin ini mengganggu produksi DNA dan sel darah merah, menegaskan betapa nutrisi dan metabolisme saling bertaut. 

Pemahaman metabolisme purin-pirimidin bukan sekadar pengetahuan biokimia abstrak, melainkan kunci untuk memahami fondasi kehidupan. Pertama, mereka menyusun pasangan basa DNA (A-T, G-C) yang menjadi arsitek segala fungsi biologis. Kedua, purin berbentuk ATP bertindak sebagai "mata uang energi" untuk kontraksi otot, sintesis protein, dan proses seluler lainnya. Ketiga, turunannya (seperti cAMP, NAD+) berperan dalam komunikasi sel dan katalisis enzimatik. Keempat, pemahaman ini mendasari diagnosis gangguan metabolik (melalui tes asam urat atau genetik) dan pengembangan obat-obatan seperti allopurinol untuk gout yang dapat menghambat xantin oksidase, atau kemoterapi yang menargetkan sintesis nukleotida. 

Pada akhirnya, metabolisme purin dan pirimidin adalah simfoni biokimia yang elegan. Dari menyusun cetak biru genetik hingga menyediakan energi dan mengatur sinyal sel, kedua senyawa ini menjadi pilar tak tergantikan. Jalur biosintesis seperti de novo dan salvase menjamin pasokan konstan purin dan pirimidin, sementara itu katabolisme mencegah akumulasi limbah berbahaya didaam tubuh. Gangguan seperti gout atau sindrom Lesch-Nyhan mengingatkan kita akan pentingnya menjaga keseimbangan ini dengan menjalani diet bijak, hidrasi cukup, dan kesadaran akan kerentanan genetik. Dengan menyibak rahasia "batu bata kehidupan" ini, kita tidak hanya mengagumi kompleksitas tubuh manusia, tetapi juga memperoleh bekal untuk merawatnya dengan lebih baik.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun