Mohon tunggu...
agus salahudin mubarok
agus salahudin mubarok Mohon Tunggu... Mahasiswa MM Universitas Pamulang

Bermanfaat untuk mahluk Allah

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Peran Strategi E-Learning dalam Pengembangan SDM Rumah Sakit

7 Oktober 2025   14:15 Diperbarui: 7 Oktober 2025   13:40 12
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Rumah sakit merupakan jantung dari sistem pelayanan kesehatan. Di dalamnya bekerja berbagai tenaga profesional seperti dokter, perawat, tenaga farmasi, analis laboratorium, hingga staf administrasi yang memiliki tanggung jawab besar terhadap keselamatan dan kesejahteraan pasien. Kualitas layanan rumah sakit pada dasarnya sangat bergantung pada kompetensi dan profesionalisme sumber daya manusia (SDM) yang ada di dalamnya. Oleh karena itu, pengembangan SDM menjadi prioritas utama dalam memastikan mutu layanan tetap terjaga dan terus meningkat.

Namun, realitas di lapangan menunjukkan bahwa pengembangan SDM di rumah sakit masih menghadapi banyak kendala. Keterbatasan waktu, padatnya beban kerja, biaya pelatihan yang tinggi, serta kesulitan mengatur jadwal pelatihan karena sistem shift menjadi hambatan utama. Banyak tenaga kesehatan tidak dapat mengikuti pelatihan konvensional secara tatap muka karena harus tetap memberikan pelayanan kepada pasien. Di sisi lain, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang medis berlangsung sangat cepat. Setiap tahun muncul standar baru, prosedur baru, dan inovasi baru yang menuntut tenaga kesehatan untuk terus belajar.

Dalam konteks inilah, e-learning atau pembelajaran berbasis teknologi informasi muncul sebagai salah satu solusi strategis. Melalui e-learning, tenaga kesehatan dapat belajar kapan saja dan di mana saja tanpa harus meninggalkan tugas pelayanan. E-learning memungkinkan proses pembelajaran yang fleksibel, efisien, dan berkelanjutan. Artikel ini akan membahas secara mendalam peran strategis e-learning dalam mencetak profesional kesehatan unggul, mulai dari konsep dasar, manfaat, tantangan implementasi, hingga strategi keberhasilan penerapan di rumah sakit.

Profesional kesehatan unggul bukan hanya tenaga medis yang mahir secara teknis, tetapi juga individu yang berkomitmen terhadap etika profesi, memiliki kemampuan komunikasi yang baik, serta mampu beradaptasi terhadap perubahan. Seorang profesional unggul memahami bahwa pelayanan kesehatan bukan sekadar keterampilan klinis, tetapi juga mencakup kemampuan manajerial, empati kepada pasien, kerja sama tim, serta inovasi dalam pelayanan.

Di Indonesia, tantangan untuk mencetak profesional kesehatan unggul cukup besar. Data dari berbagai sumber menunjukkan masih terjadi ketimpangan distribusi tenaga medis antara wilayah perkotaan dan pedesaan, kekurangan dokter spesialis di daerah, serta rendahnya akses tenaga kesehatan terhadap pelatihan berkelanjutan. Selain itu, beban kerja yang tinggi dan sistem rotasi shift membuat banyak tenaga kesehatan sulit mengikuti pelatihan tatap muka.

Pengembangan SDM rumah sakit juga menghadapi keterbatasan fasilitas dan sumber daya. Tidak semua rumah sakit memiliki pusat pelatihan internal atau kerja sama dengan institusi pendidikan. Akibatnya, banyak tenaga kesehatan yang tidak mendapat kesempatan pembaruan kompetensi secara rutin. Padahal, dalam era digitalisasi dan globalisasi saat ini, rumah sakit dituntut untuk terus menyesuaikan diri dengan standar internasional, termasuk akreditasi dan sertifikasi mutu layanan.

Kondisi tersebut menuntut strategi baru yang dapat menjembatani kesenjangan antara kebutuhan pelatihan dan keterbatasan waktu. E-learning hadir sebagai alternatif sekaligus solusi yang memungkinkan pengembangan kompetensi tanpa mengganggu jadwal pelayanan pasien.

Secara sederhana, e-learning adalah proses pembelajaran yang memanfaatkan teknologi digital dan internet untuk menyampaikan materi, melakukan evaluasi, dan berinteraksi antara pengajar dengan peserta didik. Dalam konteks rumah sakit, e-learning dapat diartikan sebagai sistem pelatihan dan pendidikan berbasis teknologi yang dirancang untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan tenaga kesehatan secara berkelanjutan.

Prinsip utama e-learning adalah fleksibilitas. Tenaga kesehatan dapat mengakses materi pelatihan kapan pun mereka memiliki waktu luang, baik di sela jam kerja maupun di rumah. Hal ini sangat penting mengingat jam kerja tenaga medis tidak selalu tetap. Selain fleksibel, e-learning juga bersifat skalabel, artinya satu modul pelatihan dapat digunakan oleh banyak peserta dari berbagai lokasi tanpa batas ruang dan waktu.

Karakteristik lain yang membuat e-learning efektif adalah interaktivitas. Melalui kombinasi teks, video, animasi, dan kuis interaktif, peserta dapat belajar secara aktif. Hasil belajar juga dapat diukur secara langsung melalui sistem evaluasi otomatis yang tersedia dalam platform. Dengan sistem Learning Management System (LMS), manajemen rumah sakit dapat memantau perkembangan peserta, mengukur tingkat penyelesaian modul, serta mengevaluasi efektivitas program.

Terdapat beberapa model e-learning yang dapat diterapkan di rumah sakit, antara lain: blended learning (kombinasi pembelajaran daring dan tatap muka), microlearning (pembelajaran singkat 5--10 menit), dan simulasi virtual yang digunakan untuk mengasah keterampilan klinis. Model ini memungkinkan pelatihan yang efisien tanpa mengorbankan kualitas pembelajaran praktis yang tetap membutuhkan interaksi langsung.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun