Mohon tunggu...
Agus Saputra
Agus Saputra Mohon Tunggu... -

Halo namaku agus, aku suka musik dan hobiku sehari-hari adalah main gitar bersama teman-teman.

Selanjutnya

Tutup

Nature Artikel Utama

Benarkah Lebih Banyak Core Prosesor Akan Lebih Baik?

27 April 2015   21:23 Diperbarui: 17 Juni 2015   07:37 216
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1430144446611031789

[caption id="attachment_363161" align="aligncenter" width="300" caption="core processor (Image from whatswithjeff.com)"][/caption]

Jumlah core di prosesor terus bertambah. Mulai dari 2, 4, 8P hingga 16. Apakah hal ini menunjukkan perubahan positif? mari kita bahas faktanya di sini.

Banyak yang beranggapan bahwa jumlah core pada prosesor semakin bertambah. Keuntungannya, PC akan bekerja lebih cepat jika tenaga prosesor lebih besar. Jadi, kita akan cenderung beli prosesor yang menawarkan core lebih banyak. Apalagi yang mau kuliah informatika yang kesehariannya bakal nyekrip membuat dan desain web atau aplikasi bisa dibilang sering berkutat pada software, pahami dulu kinerja core sebelum memutuskan membeli notebook atau pc.

Core yang lebih banyak akan memberikan keuntungan dalam hal kinerja, terutama saat menjalankan banyak aplikasi sekaligus. Sebaliknya, jika hanya satu program yang berjalan, software harus dioptimalkan untuk menggunakan beberapa core sekaligus. Sayangnya, belum ada tool yang mampu melakukan hal itu.

Banyak programmer tidak ambil pusing dengan model multicore karena prosesor yang dapat memroses secara paralel hanya ditawarkan oleh PC kelas atas. Pada tahun 2005, produsen prosesor tak lagi meningkatkan kecepatan prosesor dengan menambah dock rate. Sebaliknya, produsen prosesor mengemas beberapa core dalam sebuah prosesor. Teorinya, kinerja prosesor akan bertambah dua kali lipat. Namun praktiknya, muncul masalah, yaitu krisis multicore.

Sebelum era multicore, program berjalan secara sekuensial. Software berjalan lebih cepat karena dock rate prosesor yang lebih tinggi, bukan karena core berjalan paralel. Tool yang diprogram untuk pemrosesan sekuensial tidak akan bekerja secara paralel. Biasanya, programmer harus merancang program dari awal dengan tiga kemungkinan output (gambar di kanan).

Pertama, ada kalkulasi yang mudah diparalelisasi dan tidak memakan biaya yang besar. Umumnya, programmer harus mencari routine program yang dapat diparalelisasi. Untuk itu, ia harus mengalkulasi aplikasi yang saling berurutan prosesnya dan mengalkulasi yang berdiri sendiri. Kondisi harus ditentukan ketika dua bagian program mengakses resource yang sama (Race Conditions).

Dalam kondisi terburuk, kedua routine program saling mengunci satu sama lain dan tool tidak mau berhenti (Deadlock). Tugas analisis seperti ini tentu memakan waktu. Oleh sebab itu, sampai kini belum semua tool dioptimalkan untuk multicore. PC saat ini hanya sampai delapan core, itu pun memakan daya listrik yang besar, panas berlebih, dan kinerjanya tidak sesuai harapan. Jadi, pilihlah sesuai kebutuhan anda, karena core lebih hanya untuk kebutuhan lebih.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun