Mohon tunggu...
Agus Kusdinar
Agus Kusdinar Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta/Content Creator/Exclusive Writer Narativ On Loc Desa Wisata/SWJ Ambassador 2023

Banyak Menulis tentang Humaniora

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Menyoal Seseorang Susah Jatuh Cinta

19 November 2017   21:21 Diperbarui: 19 November 2017   21:40 2460
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sulit mencintai seseorang baik wanita terhadap laki-laki juga sebaliknya, ini adalah faktor atau kepribadian yang harus siap menjalaninya jika suatu hari mengalami patah hati yang begitu mendalam, dengan alasan ketika bersusah payah untuk mencintai seseorang, dan terjadi suatu hubungan dengan jalan nikah atau pra nikah, dalam proses tersebut mengalami masalah, dalam hal ini kita harus siap menerima yang akan terjadi yaitu patah hati yang begitu mendalam, diakibatkan proses untuk mencintai pasangannya begitu berat, bahkan dampak buruk yang akan terjadi, mereka yang memiliki kepribadian tersebut tak akan lagi mecintai seseorang, karena trauma yang berkepanjangan.

Tidak Siap Menerima Masalah

Ketidak siapan dalam menerima suatu masalah, karena sebelumnya belum pernah mecintai atau benar-benar mecintai, ketika sudah memiliki pasangan, karena di dunia ini tak luput dari masalah, dan ketika masalah itu datang, hubungan mereka akan sedikit retak, karena tidak terbiasa/terlatih ketika menhadapi masalah tersebut, berbeda dengan seseorang yang gampang mecintai lawan jenisnya akan lebih bisa mengatasinya karena terlatih oleh masalah-masalah yang dia jalani.

Karena Cinta itu Lemah

Mempermasalahkan cinta menurut mereka adalah hal yang lemah, dan mereka cenderung menyembunyikannya ketika menemukan masalah tersebut, karena jika publik mengetahuinya, yang berkarakter demikian akan merasa malu, karena menurutnya masalah cinta adalah hal yang sepele dibanding masalah yang lainnya, padahal jika kita cermati masalah tersebut akan menggerogoti ke hal yang lainnya termasuk keluarga dan pekerjaan.

Bertolak Belakang dengan Prinsipnya

Karena bertolak belakang dengan prinsipnya, mereka susah menerima apa artinya cinta yang penuh kisah drama yang tersaji, dan karena hal demikian, mereka tak menyukainya dengan hal-hal tersebut karena mempermasalahkan cinta, dianggapnya lemah dan kurang penting dalam hidup ini, meskipun dalam hatinya itu merupakan hal yang terpenting, karena berada didalam sendi-sendi setiap manusia, karena hal itu sudah suratan takdir sang maha pencipta, dan sebagai manusia tak bisa dipungkiri membutuhkan yang namanya cinta.  

Tidak Terprogram Dalam Dirinya

Masalah cinta tidak terprogram dalam pikirannya, karena menurutnya bukan hal yang terpenting dan lebih penting mencetak uang juga hal yang lainnya, yang ada hubungannya dengan cinta, sehingga masalah tersebut secara tidak disengaja akan menolak dalam pikirannya, dan jika dipikirkan merekan akan sedikit setres dan gelisah, karena tidak bisa mengatasinya, sehingga cenderung ingin berlari dari masalah tersebut, dan berusaha melupakannya tanpa diselesaikan, prilaku tersebut akan berbahaya jika tidak segera konsultasi kepada para ahli atau keluarga/saudara juga teman dekat yang dapat dipercaya, karena akan berdampak menimbulkan masalah yang lebih besar. 

Foto : Solopos.com
Foto : Solopos.com
Susah Jatuh Cinta terhadap lawan jenisnya bukan masalah, tetapi sedikit bermasalah jika suatu saat setelah menemukan pasangan hidup dengan jalan tali pernikahan mengalami suatu masalah, karena mereka memiliki kepribadian demikian yang bisa menjadi boomerang terhadap dirinya sendiri, oleh karena bagi mereka yang memiliki karakter demikian harus siap menerima resikonya dan harus siap mengatasinya dengan bantuan orang lain dengan cara konsultasi, karena sesungguhnya yang memiliki kepribadian demikian lemah jika menghadapi yang namanya Cinta.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun