Fikih Ekologi Aktual; Meminimalisir Bangunan Berkaca
Dr. Agus Hermanto
(Dosen UIN Raden Intan)
Pada akhir-akhir dekade ini, banyak kita saksikan perubahan iklim yang begitu panas, hal tersebut terjadi karena mulai menipisnya lapisan ozon bumi akibat dari sikap manusia yang menebang pohon-pohon secara liar, dan membangun gedung-gedung mewah atau rumah-rumah megah dengan memanfaatkan bahan lain selain kaca.
Semakin banyaknya penduduk dunia, maka populasi manusia senantiasa berkembang secara dahsyat. Peningkatan populasi manusia mengakibatkan revolusi ekonomi besar-besaran, sehingga menimbulkan banyak dampak terhadap lingkungan.
Rumah atau bangunan kaca akan menimbulkan banyaknya karbon, Â yang senantiasa menjadikan bumi semakin terjadinya pemanasan global dan cuaca ekstrem yang mengakibatkan melelehnya atau mencairnya es kutub yang menjadikan air laut meningkat dan menjadikan air laut mencapai permukaan setara dengan bumi, hal ini akibat dari terjadinya panas matahari yang terperangkap oleh atmosfer bumi.
Gas-gas di atmosfer, Â seperti karbon dioksida (CO2) akan dapat menahan panasnya matahari terperangkap kedalam atmosfer bumi.
Pada normalnya, di siang hari bumi merasakan kenangan dan di malam hari bumi menjadi dingin.
Akibat dari rumah kaca, menjadikan sinar matahari tidak langsung dipantulkan ke bumi, justru terbelenggu oleh gas-gas rumah kaca di atmosfer, yang kemudian menjadikan lapisan ozon menipis.
Dalam konteks ini, agama harus berperan aktif dalam upaya penanggulangan sebagai bentuk upaya penyelamatan terhadap penduduk bumi, jika realitanya bangunan-bangunan dan rumah-rumah berkaca kian menjamur akan sangat berbahaya bagi kehidupan bumi. Meskipun kaca sejatinya juga bermanfaat terhadap panasnya bumi, tanpa ada pantulan rumah kaca, maka bumi akan terasa panas, namun suatu hal yang dilakukan secara berlebihan dan tidak moderat, akan senantiasa membawa dampak yang negatif.Â
Sebagai Khalifah di muka bumi, maka manusia harus senantiasa berjiwa tenang, menjaga, melestarikan dan mengantisipasi terjadinya fenomena-fenomena yang akan berbahaya bagi keselamatan bumi dan kehidupan di dalamnya. Maka sifat serakah dan kesombongan pada diri manusia haruslah diminimalisir, agar tidak terjerumus pada hal yang berakibat fatal, yang dalam hal ini adalah menjaga dan merawat lingkungan.Â