Mohon tunggu...
Dr. Agus Hermanto
Dr. Agus Hermanto Mohon Tunggu... Dosen - Dosen Hukum Keluarga Islam

Dr. Agus Hermanto adalah dosen di salah satu Perguruan Tinggi di Lampung, selain itu juga aktif menulis buku, jurnal, dan opini. Penulis juga aktif di bidang kajian moderasi beragama, gender dan beberapa kajian kontemporer lainnya.

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Mudik yang Moderat (Memanfaatkan Kemajuan Transportasi, Tidak Ugal-ugalan dan Memanfaatkan Rest Area untuk Beristirahat)

1 Mei 2022   11:41 Diperbarui: 1 Mei 2022   11:43 357
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kisah Untuk Ramadan. Sumber ilustrasi: PAXELS

Mudik sejatinya merupakan tradisi menjelang ramadhan yang telah dipopulerkan oleh nenek moyang kita sejak masa lampau. Tradisi ini berjalan dengan cara yang tradisional dan kental dengan nilai-nilai kultural. 

Event ramadhan adalah kesempatan yang sangat tepat untuk melakukan kegiatan mudik, selain hanya sekedar pulang kampung juga memiliki tujuan yang sangat mulia, yaitu menjalin tali silaturahmi dengan keluarga besar di kampung tempat kita dilahirkan. 

Kebersamaan dan keramahan budaya di desa memang sesuatu hal yang tidak terlupakan, hingga mengingatkan masa kanak-kanak kita, saat bermain, bercanda secara tradisional dan penuh kebersamaan, hal inilah yang juga dinantikan oleh sebagian kelompok masyarakat kita, yang telah menjadi tradisi lokal bagi masyarakat Indonesia. 

Jika secara tradisi mudik pada saat itu menjadi sebuah kegiatan tradisional dengan menggunakan fasilitas yang sangat sederhana, seperti bus, kereta, dan nyaris tidak ada atau minim sekali orang mudik menggunakan fasilitas pribadi seperti motor, atau mobil, bahkan pesawat yang dikenal dengan alat transportasi bagi kalangan elit, bahkan pada saat itu pemerintah menyediakan transportasi umum berupa bus antar wilayah secara khusus dengan harga yang merakyat, walaupun hanya ekonomi, terlebih mungkin juga disebabkan transmigrasi yang memicu mudik menjadi begitu dahsyat, karena mereka kemudian  harus pulang kampung sekedar kumpul dengan keluarga atau menyambungkan kepada anak-anak nya agar tahu nenek dan buyutnya. 

Dengan semakin memukau tradisi mudik, hingga akhirnya berkembanglah dunia transportasi, baik darat, laut maupun udara, hingga pada saat ini kita dapat menyaksikan atau bahkan merasakan betapa dahsyatnya transportasi yang ada, baik mobil pribadi bahkan pesawat bukan menjadi hal yang asing dan elit lagi, yang dulu hanya dapat dinikmati oleh kalangan menengah keatas, namun sekarang pesawat dapat dinikmati oleh semua kalangan seperti halnya bus umum saat itu. 

Kemajuan teknologi dalam bidang transportasi ini adalah upaya untuk memudahkan masyarakat, ditambah lagi adanya jalur tol yang tidak dipungkiri sangat membantu masyarakat kita untuk melakukan perjalanan baik antar kota maupun wilayah. Hal ini tidaklah dipungkiri sangat memudahkan masyarakat kita dalam menunaikan tali silaturahmi dengan mudah, namun demikian ketika Allah menurunkan satu ujian dalam waktu dua tahun lebih berupa corona, maka semua rekayasa manusia menjadi tiada daya. 

Hingga akhirnya semua kita tidak mampu melakukan mudik dengan alasan larangan pergerumulan yang akan dapat memudahkan kita memutus mata rantai penyaluran covid 19.

Secara moderat bahwa tujuan mudik adalah menyambung tali silaturahmi kepada sanak keluarga, sehingga dalam kondisi yang tidak mungkin dilakukan, guna tetap dalam tujuan silaturahmi, maka alat komunikasi menjadi penting bagi masyarakat Indonesia, baik telpon, WA, FB dan media lainnya agar tetap dapat menyambut silaturahmi. 

Dalam menyikapi kemajuan teknologi baik dalam dunia transportasi maupun komunikasi, maka kita harus dapat memanfaatkannya dengan cara yang baik, karena mungkin saja dengan kemajuan teknologi, kejahatan juga semakin meningkat, sehingga hal itu juga menjadi renungan bagi kita semua agar tetap bersikap moderat dalam menyikapi hal ini. 

Moderasi dalam ber transportasi misalnya ketika kita berada di tol, maka tidaklah menggunakan kecepatan yang telah ditetapkan, karena ketika kita menggunaka  kemudahan ini untuk berbalapan atau ingin mengejar cepat lantar ugal-ugalan justru akan mendatangkan mudharat, bahaya yang dapat mengancam jiwa, nasab dan bahkan harta, tentunya semua ini bukanlah hal yang diinginkan, melainkan keselamatan dalam ber transportasi sangatlah diutamakan, artinya jangan mengaharapkan satu tujuan yaitu ingin segera sampai dan berjumpa dengan keluarga justru kemudharatan yang terjadi. 

Sungguh betapa banyak kecelakaan terjadi dijalanan akibat keteledoran para pengendara yang ingin mengejar cepat lantas jiwanya terancam, baik tabrakan atau bahkan menabrak, selain harus tetap mengurangi kecepatan juga sejatinya tidak dipungkiri bahwa manusia memiliki daya tahan tubuh yang membutuhkan istirahat, sehingga dengan adanya restart area menjadi fasilitas yang dapat dimanfaatkan, dan bahkan pos polisi di setiap sudut juga dapat dimanfaatkan sebagai fasilitas untuk beristirahat. Hal ini sangat penting bagi masyarakat untuk tahu dan paham terhadap hal demikian, karena terdapat sebagian masyarakat menganggap bahwa pos polisi adalah sekedar pos biasa, padahal semua itu dilakukan untuk melayani masyarakat. 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun