Mohon tunggu...
agus hendrawan
agus hendrawan Mohon Tunggu... Tenaga Kependidikan

Pendidikan, menulis, berita, video, film, photografi, sinematografi, alam, perjalanan.

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Bank Sampah: Inovasi Warga untuk Lingkungan dan Kas Bersama

28 September 2025   17:28 Diperbarui: 29 September 2025   15:03 82
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bank sampah di pos ronda, pusat pengumpulan sampah terpilah dan minyak jelantah sebelum dijual ke pengolah limbah.(Sumber: Dokumen Warga)

Di lingkungan kami, kelestarian bukanlah kata asing. Selama ini, sampah rumah tangga diangkut rutin oleh petugas kebersihan kota menggunakan truk langsung ke TPA Bantargebang. 

Bersih memang, tetapi kami sadar cara itu belum sepenuhnya efektif. Sampah yang diangkut masih bercampur, tanpa ada upaya memilah mana yang bisa dimanfaatkan kembali dan mana yang benar-benar harus dibuang. 

Nilai tambah bagi warga pun tak pernah muncul, sebaliknya pemulung yang kurang bertanggung jawab kerap mengobrak-abrik bak sampah depan rumah tanpa merapihkannya kembali. Hanya untuk mendapatkan sampah plastik, atau sejenisnya yang masih laku dijual.

Dari kegelisahan itu, lahirlah sebuah ide sederhana yang kemudian berkembang: bagaimana jika sampah tak sekadar diangkut, tetapi juga dikelola lebih cerdas sehingga memberi manfaat lebih, baik untuk bumi maupun untuk warga? Pertanyaan itu menjadi pemicu langkah baru kami: mendirikan bank sampah di pos ronda sebagai pusat kegiatan 3R (reduce, reuse, recycle).

Dari Rapat RT ke Aksi Nyata

Semua berawal dari rapat RT yang digelar semalam, tepatnya hari Sabtu/ 27 September 2025. Rapat ini sejatinya bukan hal baru bagi kami, kami biasa duduk bersama membicarakan masalah dan mencari solusinya.

Kali ini rapat membahas bantuan pemerintah seputar pembangunan fisik pos ronda, selain itu kami juga merumuskan bagaimana pos ronda bisa berfungsi lebih luas sebagai pusat inovasi lingkungan. Gagasan ini disambut antusias oleh warga, dalam hal ini seksi Lingkungan Hidup (LH) menjadi garda depan.

Mereka bertugas mengoordinasi pengumpulan sampah yang bernilai jual: mulai dari plastik, kardus, logam, hingga minyak jelantah. Pos ronda bukan sekadar tempat jaga malam, tapi juga titik kumpul sampah terpilah yang akan dijual ke pengolah limbah.

Kesepakatan teknis pun segera tercapai, setiap rumah tangga menyediakan wadah khusus untuk sampah yang masih bisa didaur ulang. Secara berkala sampah ini dikumpulkan di pos ronda dalam bank sampah, untuk selanjutnya ditimbang, lalu dicatat seperti layaknya transaksi bank. Dana hasil penjualan nantinya masuk ke kas warga, digunakan untuk perawatan fasilitas umum atau kegiatan sosial.

Minyak Jelantah: Dari Limbah ke Energi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun