Mohon tunggu...
agus hendrawan
agus hendrawan Mohon Tunggu... Tenaga Kependidikan

Pendidikan, menulis, berita, video, film, photografi, sinematografi, alam, perjalanan.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Sengkuni Era Digital: Ketika Werkudara Bangkit Melawan

13 September 2025   11:19 Diperbarui: 13 September 2025   11:19 42
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kelas menengah dan bawah yang dulu menjadi tulang punggung bangsa kini justru menjadi korban adu domba.
Sengkuni tahu, Werkudara tidak perlu dikalahkan dengan kekuatan fisik.
Cukup dengan membuatnya bingung, Werkudara akan memukul bayangan dan menghancurkan dirinya sendiri.

Babak III: Kesadaran yang Menyala

Namun, sejarah selalu memberi ruang bagi kebangkitan.
Di tengah gelombang kebohongan, muncul komunitas kecil yang memilih untuk berpikir kritis.
Mereka tidak mudah percaya pada kabar viral, bahkan rela menguji setiap narasi yang muncul.
Komunitas ini seperti titik-titik cahaya di tengah gelap.

Awalnya hanya belasan orang, lalu ratusan, hingga ribuan.
Tanpa sadar, Werkudara modern mulai bangkit. Bukan satu sosok, melainkan jutaan jiwa yang sadar bahwa musuh mereka bukanlah tetangga atau saudara, melainkan dalang yang tak terlihat.

"Di zaman ini, Sengkuni tak punya wajah,"
kata seorang aktivis muda.
"Wajahnya adalah setiap kebohongan yang kita percaya."

Babak IV: Puncak Kekacauan

Merasa posisinya terancam, Sengkuni mengeluarkan jurus pamungkas.
Ia menciptakan musuh palsu, lengkap dengan dokumen dan video yang tampak meyakinkan.
Media ikut terjebak, dan rakyat pun diarahkan untuk menyerang pihak yang sebenarnya tidak pernah ada.

Werkudara modern hampir tergelincir.
Mereka kembali saling curiga, saling hujat, bahkan nyaris pecah menjadi faksi-faksi yang saling bertentangan.
Sengkuni tertawa puas.

Namun, seorang hacker misterius bernama Jatayu berhasil membongkar rahasia ini.
Ia menemukan bukti bahwa semua kekacauan hanyalah ilusi yang dirancang Sengkuni.
Dengan keberanian luar biasa, Laras, pemimpin komunitas Werkudara modern, membuka semua data itu ke publik.

"Lebih baik kita malu sekarang," katanya,
"daripada hidup selamanya dalam kebohongan."

Kebenaran pun meledak seperti kilat.
Rakyat yang semula saling mencurigai kini bersatu melawan dalang yang sebenarnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun