Pembukaan
Malam itu udara terasa lembab, lampu-lampu jalan temaram menemani suasana komplek yang mulai sepi. Saya berdiri di pinggir meja tenis, bertugas sebagai wasit dadakan.Â
Di belakang saya, pos ronda berdiri sederhana. Bapak-bapak yang baru saja selesai bermain, beberapa masih bertelanjang dada karena gerah, duduk berselonjor sambil menyeruput teh panas dan menikmati kudapan sederhana. Inilah ronda malam minggu di komplek kami, lebih dari sekadar menjaga keamanan, ini adalah malam kebersamaan.
Pos Ronda yang Hidup
Bagi warga komplek kami, pos ronda bukan sekadar bangunan kecil untuk berjaga. Ia adalah jantung kegiatan sosial yang terus berdetak setiap malam minggu. Meskipun bentuknya sederhana, pos ronda kami selalu ramai oleh ide, tawa, dan cerita.
Setiap malam, ada satpam yang bertugas menjaga keamanan lingkungan. Namun, pada malam minggu, giliran kami warga yang turun tangan.Â
Bukan hanya untuk berpatroli keliling, tetapi juga untuk menghidupkan tradisi ronda. Malam itu menjadi waktu yang ditunggu-tunggu. Ada yang seru bermain catur sambil bercanda, ada yang asyik bermain tenis meja di sisi lapangan, dan tak jarang terdengar suara karaoke yang menambah semarak suasana.
Di meja kecil, teh panas mengepul, mengundang siapa pun untuk berhenti sejenak, menyeruput, lalu kembali larut dalam obrolan hangat.Â