Gapura HUT RI ke-80 di Kampung Junti berdiri di jalan masuk, kini diapit rumput liar yang menutupi bekas sawah berlumpur tempat kami dulu mengadakan lomba panjat pinang. Di sekitarnya, warga mulai memasang lampu dan menyiapkan berbagai lomba untuk hari kemerdekaan.
Saung, Domba, dan Kehangatan KeluargaÂ
Di kebun, domba-domba sibuk memilah rumput. Tak ada motif ekonomi besar di sini, niat saya hanya menjaga tali silaturahmi. Kalau pun nanti ada hasil, biarlah menjadi kambing guling untuk syukuran bersama warga.
Di sela makan keluarga saya diajak melihat sebuah saung di atas kolam, tempat kami bisa menginap bersama. Dari pintunya saya memandang hamparan sawah, mendengar gemercik air, dan membayangkan kabut tebal menyelimuti pagi.Â
Semua itu membuat saya merenung, betapa besar usaha keluarga di kampung menyambut kami dengan apa adanya: hangat, tulus, tanpa pamrih.
Jalan Pulang yang Penuh Kenangan
Hari itu saya tak bisa menginap, karena esok harus kembali bekerja. Namun, saya berjanji akan kembali dan menginap suatu saat nanti.Â
Di perjalanan pulang, ikon-ikon Subang menyapa: deretan penjual nanas, kebun teh Jalancagak, hingga tugu patung nanas yang berdiri gagah. Saya beranjak meninggalkan Cisalak-Subang menuju Bekasi, Untuk kembali suatu saat nanti.Â