Mohon tunggu...
agus hendrawan
agus hendrawan Mohon Tunggu... Tenaga Kependidikan

Pendidikan, menulis, berita, video, film, photografi, sinematografi, alam, perjalanan.

Selanjutnya

Tutup

Otomotif Pilihan

Mobil Listrik: Jalan Menuju Masa Depan Hijau Jangan Sampai Sekedar Gengsi

26 Juni 2025   06:14 Diperbarui: 26 Juni 2025   06:14 214
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sejujurnya, product knowledge tentang mobil listrik belum merata. Apa yang harus dilakukan jika baterai drop? Apakah aman saat hujan lebat? Berapa lama baterai bisa bertahan? Siapa yang bisa servis selain bengkel resmi? Semua pertanyaan ini masih menggantung tanpa jawaban pasti.

Saya pernah mampir ke pameran otomotif. Melihat mobil listrik mengisi daya dengan senyap, desain modern, dan bebas emisi, rasanya ingin sekali memilikinya. Tapi saat melihat brosur harga, fitur, dan pertanyaan seputar charging station di sekitar tempat tinggal saya belum terjawab, saya langsung berpikir ulang.

Antara Harapan dan Realitas

Sebagai warga negara, saya mendukung program besar pemerintah soal energi bersih. Saya ingin anak cucu saya hidup di bumi yang lebih sehat. Tapi sebagai kepala keluarga, saya juga punya tanggung jawab memastikan keuangan keluarga tetap aman dan waras.

Saya yakin banyak orang di luar sana yang memiliki kegelisahan serupa. Kita ingin maju, tapi tak ingin terjerembab karena ikut tren sebelum waktunya. Maka saya kira diskusi publik sangat penting: Agar transisi ini tidak hanya menjadi ajang promosi industri, tapi juga menjadi proses inklusif yang memperhatikan kesiapan dan realitas masyarakat.

Saya mendukung upaya menjaga lingkungan, tapi harus diakui, tidak semua orang punya akses yang setara untuk ikut serta. Jika mobil listrik hanya bisa dimiliki oleh kalangan tertentu, maka apakah keadilan ekologis sudah benar-benar terwujud? Jangan sampai, demi menciptakan kota yang hijau, masyarakat pinggiran malah dikorbankan.

Penutup: Kita Siap, Asal Negara Tak Lepas Tangan

Mobil listrik bukan sekadar perubahan teknologi, tapi juga perubahan sistem dan cara berpikir. Untuk itu, edukasi publik, pembangunan infrastruktur, dan jaminan pascajual adalah mutlak. Negara tidak bisa hanya mendorong warganya membeli mobil listrik, tapi juga harus hadir menjembatani segala keterbatasan yang masih ada.

Pemerintah sudah memulai langkah baik, tapi jangan berhenti di insentif pembelian saja. Edukasi publik, subsidi pengisian daya, pembangunan charging station hingga ke pelosok, serta regulasi pascajual perlu menjadi prioritas. Jika itu dilakukan, maka kami, rakyat kecil, akan lebih percaya diri melangkah bersama.

Saya percaya perubahan itu butuh proses. Kita tidak bisa langsung melompat hanya karena dunia berubah cepat. Justru dalam hal seperti ini, perlu kehati-hatian agar perubahan tidak menjadi bumerang. Biarlah saya menjadi warga yang lambat dalam menerima teknologi, asal tidak menyesal karena terburu-buru.  

Bagi saya hari itu pasti akan datang, ketika saya akan berpindah ke mobil listrik. Tapi semoga saat itu tiba, bukan karena saya dipaksa tren, tapi karena saya merasa siap, nyaman, dan mampu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun