Mohon tunggu...
Agus Adi Barbara
Agus Adi Barbara Mohon Tunggu... -

Hidup adalah pilihan, pilihlah dengan benar

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Puan Maharani Melampaui Ekspektasi Kartini

30 Maret 2017   18:31 Diperbarui: 30 Maret 2017   18:51 358
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puan Maharani adalah salah satu sosok perempuan, yang kalau dikaitkan dengan ekspektasi Kartini, ia sudah melampaui ekspektasinya. Bukan hanya persamaan dan emansipasi perempuan dalam konteks kehidupan, tapi Puan Maharani bahkan menjadi bagian penting dari pembuat kebijakan, termasuk ketika saat ini ia menjadi salah seorang menteri, yaitu Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK).

Kartini menginginkan perempuan Indonesia maju, mendapatkan kesempatan yang sama untuk mendapatkan hak dan melaksanakan kewajiban sebagai warga bangsa sebagaimana laki-laki. Untuk itu, ia selalu mementingkan pendidikan bagi kaum perempuan, sehingga dengan itu, dapat mengangkat harkat dan martabat perempuan menjadi lebih superior, tidak lagi menjadi manusia kelas dua. Kesetaraan dan kesamaan berdasarkan asas proporsionalitas.

Puan Maharani, melampaui ekspektasi Kartini, karena ia berhasil dalam memperjuangkan karir melalui idealisme politik yang luar biasa. Puan Maharani mempunyai begitu banyak pengalaman dalam politik, perempuan karir yang sukses, perempuan yang tetap menjadi ibu dan “rumah” bagi keluarganya, dan bahkan mewarnai perpolitikan di Indonesia dalam usia yang sangat muda. Puan Maharani juga mempunyai hak untuk mengeluarkan kebijakan-kebijakan produktif yang bermanfaat untuk kepentingan dan kesejahteraan bangsa dan negara.

Selain itu, Puan Maharani mempunyai kepedulian terhadap sesama perempuan sehingga selain melakukan kerja, juga mendeliver kemampuan terhadap sesama perempuan, sehingga kita bisa melihat Puan Maharani diundang pada acara pelantikan (sekaligus dalam rangkaian ulang tahun) Fatayat NU. Puan Maharani tentu saja dekat dengan Menteri Khofifah (sebagai representasi penting juga dari Kartini masa kini), yang sudah empat kali menjadi ketua Fatayat NU.

Tapi, tentu saja kedatangan Puan Maharani tidak hanya bisa dimaknai dari kedekatannya dengan Khofifah. Lebih dari itu, harus dimaknai sebagai upaya menghadirkan sosok perempuan yang berhasil membangun dan memberikan sumbangsih terhadap kemajuan bangsa Indonesia, dan itulah Puan Maharani.

Dalam statementnya, Puan Maharani meminta agar Fatayat tetap menjaga konsistensi perjuangan karena bisa menjadi kekuatan untuk menyampaikan pesan-pesan bagi seluruh perempuan di Indonesia. Fatayat NU harus menjadi kekuatan dan representasi dari perjuangan perempuan Indonesia, sehingga dengan sendirinya akan menjadi penting bagi keberlangsungan dan kemajuan perempuan di Indonesia melalui prinsip-prinsip dasar, terutama ke-NU-an.

Artinya, Puan Maharani adalah salah satu sosok perempuan yang menjadi representasi dari cita-cita Kartini, bahkan mungkin melebihi ekspektasi tersebut karena realitasnya, saat ini banyak perempuan yang bisa “berbicara” lebih, dan Puan Maharani adalah sebagiannya.

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun