KUDUS, Magang Unisnu -- Akil, pemuda kelahiran Tasikmalaya 1998 ini telah merantau ke berbagai daerah di Indonesia.
Berkat kecintaannya dengan kota kelahiran, ia dengan ikhlas ikut melestarikan kuliner khas Tasikmalaya.
Keluarga besar Akil, mulai dari ayah, ibu, om, paman hingga kakek-nya adalah pembuat makanan khas Tasikmalaya yakni "Jadah Bakar".
Selepas lulus di bangku SMA, ia memutuskan untuk ikut merantau ke Salatiga bersama kedua orangtuanya. Dari sana kecintaanya terhadap kuliner khas Tasik mulai tumbuh.
Kini, Akil mempersembahkan "Jadah Bakar" kepada warga Kudus, terkhusus yang ada di komplek Menara Kudus.
Berkat kelihaian dalam berjualan, sekali berangkat Akil mengaku membawa paling sedikit 150 potong Jadah. Kalau sedang ada acara di menara, ia bisa membawa 250 potong Jadah.
"Jualan di depan Menara Kudus, ya semoga aja mendapat berkahnya wali" Ujar Akil ditengah melayani pembeli.
Ia menambahkan, Senang bisa jualan sampai ke Kudus, kotanya ramai dan banyak santriwan-santriwati.
"Saya sudah langganan Jadahnya sejak mbahe masnya, enak buat sarapan" Ungkap Sabil, pelanggan tetap Mas Akil.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H