Mohon tunggu...
Caesar Naibaho
Caesar Naibaho Mohon Tunggu... Guru - Membaca adalah kegemaran dan Menuliskan kembali dengan gaya bahasa sendiri. Keharusan

Pengajar yang masih perlu Belajar...

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Internet Berkualitas Kunci Sukses Pendidikan Masa Pandemi

29 Juni 2022   13:24 Diperbarui: 29 Juni 2022   13:32 437
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Menteri BUMN, Erick Thohir Memberikan Pesan Pada Kaum Muda Agar Bersiap Diri di Era Digital (Sumber: Telkom Indonesia)

Di eranya Menteri Pendidikan Ki Hajar Dewantara, bangsa Indonesia sudah dihadapkan pada zaman asosiasi antara Timur dan Barat, dimana kala itu sudah terjalin hubungan dan percampuran kultur Timur dan kultur Barat. Menurut kejadian-kejadian yang tercatat dalam tambo (riwayat kuno), maka segala hubungan antara kedua bangsa tentu mendatangkan dua macam kejadian, ada yang baik, pastinya ada yang buruk.

Tidak ada evolusi (kemajuan) yang tidak disertai oleh hal positif dan negatif, oleh karena itu dari eranya pendidikan Ki Hajar Dewantara maka fokus utamanya adalah bagaimana memperkuat rasa kebangsaan, rasa cinta tanah air, bagaimana caranya agar persatuan dan kesatuan terwujud dengan semangat nasionalisme mengalahkan nafsu diri (egoisme). Ki Hajar Dewantara berkata bahwa Bangsa Indonesia harus siap dengan Adab Nasional, sehingga tidak mengalami namanya denasionalisasi, alias hilangnya sifat kebangsaan sendiri akibat kurangnya pemahaman atas budaya sendiri.

Dampak Teknologi Dalam Pendidikan

Tak dapat dipungkiri, derasnya arus globalisasi juga harus dialami oleh rakyat Indonesia dari Sabang sampai Merauke. Sekarang kita lihat hampir tidak ada lagi daerah-daerah yang tidak dialiri oleh arus listrik dan juga namanya internet. Program Digitalisasi dan Pemerataan Pendidikan yang masif sudah dilaksanakan semenjak pemerintahan Presiden Jokowi dan sudah sangat terasa sekarang manfaatnya, terutama dalam dunia pendidikan kita saat ini.

Coba kita bayangkan andaikan kita masih terjajah dan terkungkung hidup di era Orde Baru, dimana perkembangan teknologi itu lambat masuk, sehingga yang dapat kita nikmati hanya telepon kabel dengan nomor berbentuk bundar (rotary dial) untuk berkomunikasi dan juga hanya mengandalkan televisi dan radio sebagai sumber informasi? Tak terbayangkan bukan bagaimana lambatnya kita mengalami perkembangan dan menjadi pelaku perkembangan teknologi informasi dan komunikasi itu.

Sebagai buah dari reformasi besar-besaran di segala bidang dan sendi kehidupan bernegara kita, maka sekarang kita bisa menikmati beragam manfaat internet dan dari masuknya arus globalisasi ke tanah air kita. Walau tak dapat dipungkiri, seperti kata Ki Hajar Dewantara bahwa masuknya hal-hal baru dari negara asing ke negara kita tak hanya membawa hal positif, tapi juga negatif, pun dengan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang begitu pesat pastinya selain memberikan dampak positif, juga memberi dampak negatif.

Seperti dua sisi mata uang, kemunculan internet dan perangkat teknologi informasi dan komunikasi (ICT) di tengah-tengah masyarakat dan dunia pendidikan kita tentunya selain memberikan beribu manfaat internet dan kemudahannya, tentunya ada efek negatifnya dalam kehidupan berkeluarga, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, tentunya juga mengubah kebiasaan, Adab Nasional hingga budaya kita banyak tergerus oleh budaya asing yang tak terbendung itu.

Dulu, untuk membaca buku kita harus membelinya atau pergi ke perpustakaan, namun saat ini dengan smartphone atau tablet ditangan, kita dengan mudahnya menemukan bacaan atau literature dari mana pun dan kapan pun. Dan untuk berkomunikasi dengan seseorang, bahkan beberapa orang sekaligus kita bisa melaksanakannya dengan hanya satu kali sentuhan saja di gawai atau gadget kita.

Keluarga Kunci Suksesnya Pemanfaatan ICT Untuk Pendidikan

Kesiapan perangkat dan infrastruktur teknologi informasi dan komunikasi (TIK) menjadi kunci keberhasilan Indonesia dalam menghadapi serangan badai pagebluk Covid-19 yang telah menyerang seluruh dunia, tak terkecuali Indonesia dalam kurun waktu hampir 3 tahun ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun